Museum Benteng Vredeburg Bakal Gelar Pameran Daulat & Ikhtiar
27 February 2022 |
15:04 WIB
Genhype, bagi kalian yang ingin menelisik sejarah dari sudut seni atau yang sedang belajar historiografi, pameran seni bertajuk Daulat & Ikhtiar, Memaknai Serangan Umum 1 Maret yang akan digelar di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta tak ada salahnya untuk dikunjungi.
Pameran ini akan diselenggarakan pada 1—30 Maret 2022 dan akan menampilkan karya-karya dari seniman yang merespons artefak dan mengelola narasi peristiwa sejarah Serangan Umum 1 Maret.
Kurator Mikke Susanto mengatakan, pameran ini akan menampilkan karya 5 orang seniman yang merespons artefak-artefak peninggalan peristiwa Serangan Umum 1 Maret sehingga menjadi narasi baru.
Kemudian, para seniman juga akan mengelola narasi sejarah peristiwa masa lalu menjadi nilai-nilai yang kontekstual bagi generasi saat ini dan masa yang akan datang. Narasi masa lalu tersebut diambil dari Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berdiri di kilometer 0 Yogyakarta.
“Monumen tersebut merupakan karya pematung Saptoto yang dibuat pada pada 1973 dan mempresentasikan lima karakter utama, yakni tentara, pelajar, petani, perempuan, dan pemuda,” katanya.
Dia menjelaskan narasi baru para seniman dalam pameran ini terkait dengan upaya menyosialisasikan sejarah pengakuan kedaulatan bangsa ke generasi masa kini agar anak-anak muda sadar tentang betapa pentingnya sejarah peristiwa serangan Umum yang terjadi pada 1 Maret 1949 silam.
Dengan kesadaran itu, maka dia berharap anak muda pada saat ini memahami dan menyadari bahwa peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut sama pentingnya dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan mengundang para perupa, dia juga berharap, sosialisasi sejarah tidak tampak formal. Pameran ini memberi informasi sejarah dengan cara rileks, rekreatif, interaktif, dan non-formal sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat terus dilindungi dan dijaga oleh generasi berikutnya.
“Inilah pentingnya pameran yang mengaitkan monumen dan narasi sejarah peristiwa Serangan Umum di Yogyakarta yang amat penting tersebut,” katanya.
Dalam pameran ini akan ditampilkan 12 judul karya dari 5 orang seniman. Adapun karya-karya yang akan dipamerkan berupa lukisan, patung, seni instalasi, seni media virtual (medsos atau Augmented Reality/AR), dan seni multimedia (video dan audio).
Untuk diketahui, peringatan Serangan Umum 1 Maret setiap tahun selalu diadakan, terutama di Yogyakarta. Peringatan perang 6 jam di Ibukota Indonesia pada saat itu, yakni Yogyakarta diadakan sebagai bentuk rasa hormat kepada para pejuang revolusi kemerdekaan Indonesia pada 1949.
Peristiwa yang juga sedang digagas menjadi hari besar nasional ini meninggalkan sejumlah artefak yang kini tersimpan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Editor: Roni Yunianto
Pameran ini akan diselenggarakan pada 1—30 Maret 2022 dan akan menampilkan karya-karya dari seniman yang merespons artefak dan mengelola narasi peristiwa sejarah Serangan Umum 1 Maret.
Kurator Mikke Susanto mengatakan, pameran ini akan menampilkan karya 5 orang seniman yang merespons artefak-artefak peninggalan peristiwa Serangan Umum 1 Maret sehingga menjadi narasi baru.
Kemudian, para seniman juga akan mengelola narasi sejarah peristiwa masa lalu menjadi nilai-nilai yang kontekstual bagi generasi saat ini dan masa yang akan datang. Narasi masa lalu tersebut diambil dari Monumen Serangan Umum 1 Maret yang berdiri di kilometer 0 Yogyakarta.
“Monumen tersebut merupakan karya pematung Saptoto yang dibuat pada pada 1973 dan mempresentasikan lima karakter utama, yakni tentara, pelajar, petani, perempuan, dan pemuda,” katanya.
Dia menjelaskan narasi baru para seniman dalam pameran ini terkait dengan upaya menyosialisasikan sejarah pengakuan kedaulatan bangsa ke generasi masa kini agar anak-anak muda sadar tentang betapa pentingnya sejarah peristiwa serangan Umum yang terjadi pada 1 Maret 1949 silam.
Dengan kesadaran itu, maka dia berharap anak muda pada saat ini memahami dan menyadari bahwa peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 tersebut sama pentingnya dengan peristiwa proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia.
Dengan mengundang para perupa, dia juga berharap, sosialisasi sejarah tidak tampak formal. Pameran ini memberi informasi sejarah dengan cara rileks, rekreatif, interaktif, dan non-formal sehingga kehidupan berbangsa dan bernegara dapat terus dilindungi dan dijaga oleh generasi berikutnya.
“Inilah pentingnya pameran yang mengaitkan monumen dan narasi sejarah peristiwa Serangan Umum di Yogyakarta yang amat penting tersebut,” katanya.
Dalam pameran ini akan ditampilkan 12 judul karya dari 5 orang seniman. Adapun karya-karya yang akan dipamerkan berupa lukisan, patung, seni instalasi, seni media virtual (medsos atau Augmented Reality/AR), dan seni multimedia (video dan audio).
Untuk diketahui, peringatan Serangan Umum 1 Maret setiap tahun selalu diadakan, terutama di Yogyakarta. Peringatan perang 6 jam di Ibukota Indonesia pada saat itu, yakni Yogyakarta diadakan sebagai bentuk rasa hormat kepada para pejuang revolusi kemerdekaan Indonesia pada 1949.
Peristiwa yang juga sedang digagas menjadi hari besar nasional ini meninggalkan sejumlah artefak yang kini tersimpan di Museum Benteng Vredeburg Yogyakarta.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.