sumber gambar: PT KAI

Ini Teknologi Yang Buat LRT Jabodebek Bisa Beroperasi Otomatis

24 November 2021   |   14:18 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Lintas Rel Terpadu atau Light Rail Transit (LRT) Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi (Jabodebek) yang ditargetkan beroperasi pada Agustus 2022 akan beroperasi tanpa masinis alias otomatis. Operasional LRT Jabodebek akan dilakukan secara otomatis dari Operation Control Center (OCC) atau Backup OCC secara terpusat. 

Joni Martinus, VP Public Relations PT Kereta Api Indonesia (KAI), menuturkan LRT Jabodebek tersebut dapat beroperasi tanpa masinis lantaran akan menggunakan sistem kendali kereta berbasis komunikasi atau Communication Base Train Control (CBTC) dengan Grade of Automation (GoA) tingkat 3. 

Adapun saat ini KAI sebagai operator LRT Jabodebek sedang menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang andal untuk memastikan pelayanan, keselamatan, dan keamanan saat LRT Jabodebek dioperasikan. 

Nantinya, meskipun moda transportasi ini dioperasikan secara otomatis, akan ada 2 orang petugas di setiap rangkaian LRT Jabodebek. Kedua orang petugas tersebut terdiri dari 1 orang train attendant dan 1 orang security

Train attendant bertugas untuk memastikan segala sesuatu terkait LRT Jabodebek berjalan normal, memberikan informasi kepada pelanggan, serta memberikan pelayanan kepada pelanggan. 

Train attendant akan selalu mobile di dalam kereta dan tidak mengoperasikan sarananya dalam operasi normal. 

“Pada saat terjadi gangguan, train attendant bertugas untuk mengemudikan dengan kecepatan terbatas dan membuka-tutup pintu LRT Jabodebek,” ujar Joni.

(Baca juga: LRT Jabodebek Kecelakaan, Dugaan Awal Akibat Human Error)

KAI saat ini sedang menyiapkan 123 orang train attendant untuk bertugas di 27 rangkaian kereta LRT Jabodebek (4 cadangan). 

Berbeda dengan masinis, petugas train attendant juga harus mampu berbahasa Inggris karena selama perjalanan petugas train attendant berinteraksi langsung dengan para pelanggan.
 
Guna menjamin kualitas train attendant LRT Jabodebek, kualifikasinya tetap mengacu pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 4 Tahun 2017 tentang Sertifikasi Kecakapan Awak Sarana Perkeretaapian. 

Sesuai Peraturan Menteri tersebut, syarat train attendant di antaranya harus sehat jasmani dan rohani serta tidak buta warna.
 
Sebelum dapat bertugas, para train attendant akan mendapatkan pelatihan selama 2,5 bulan di Balai Pelatihan Teknik Perkeretaapian (BPTP) Sofyan Hadi Bekasi. 

Jika telah menyelesaikan pelatihan dan lulus uji kecakapan, petugas train attendant akan mendapatkan sertifikat kecakapan dari Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

China Melarang Selebriti Pamer Kekayaan di Media Sosial, Kenapa Ya?

BERIKUTNYA

Galeri Nasional & Komunitas Lukis Cat Air Indonesia Adakan Pameran Awaken

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: