Diskoria, Isyana Sarasvati & Ardhito Pramono Rilis Lagu Yth: NAIF
22 October 2021 |
23:57 WIB
Kabar bubarnya band NAIF pada bulan Mei lalu, yang disampaikan oleh vokalis David Bayu, tampaknya memberikan api bagi sejumlah musisi tanah air yang merasa kehilangan untuk menghidupkan kembali nostalgia dengan lagu-lagu mereka lewat sebuah karya kolaborasi.
Entah berapa juta orang melalui masa jatuh cinta, patah hati, suka, duka, dan bahkan merayakan malam-malam keakraban bersama para sahabat atau sekadar nongkrong dengan menyanyikan lagu NAIF. Tak bisa dipungkiri bahwa karya NAIF sudah menjadi bagian dari keseharian kita.
Kolektif Suara Disko dalam proyek eksperimental musik berseri Studio Pop Show, merespons apa yang terjadi dengan NAIF lewat sebuah proyek kolaborasi lagu penghormatan berjudul Yth: NAIF. Penjudulan ini mengingatkan kita pada lagu Yts: Ibu yang dirilis NAIF pada 2002 lewat album Titik Cerah.
Yth: NAIF ditulis oleh Ricky Surya Virgana (White Shoes and The Couples Company) bersama dengan Arif Fauzan (Irama Pantai Selatan) yang membantu penulisan lirik.
Lagu ini dibawakan oleh Isyana Sarasvati dan Ardhito Pramono. Adapun Diskoria bersama Ricky menjadi produser dan turut melibatkan Gilang Gombloh serta Adjis Doaibu sebagai perwakilan KawaNAIF.
Bagi Fadli Aat, salah satu penggawa Diskoria, proyek kolaborasi ini begitu penting dalam menggambarkan sejarah masa muda sebagian besar generasi milenial Indonesia yang dulu ditemani dengan lagu-lagu hits NAIF.
"Sejarah tumbuh dengan lagu-lagu NAIF yang saya rasa sangat komplet tema-temanya menemani masa muda kami. Dan sepenting itu juga memilih kolaborator yang menurut kami cocok meneruskan tongkat estafet soal rasa yang kami punya dulu, lewat Isyana dan Ardhito,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (22/10).
Dalam proses produksi musik, Ricky melibatkan John Navid (White Shoes And The Couples Company) pada drum, Warman Nasution pada gitar, Doni Joesran pada keys, Harry Winanto pada flute, dan Rolanda Sasongko pada violin. Bagi Ricky mengerjakan proyek ini adalah sebuah kehormatan, mengingat bagaimana dia tumbuh bersama karya-karya NAIF.
“Di masa-masa SMA dulu besar dengan lagu-lagu NAIF, terutama dari tiga album pertama NAIF. Lumayan mengisi hari-hari gue dan gue terinspirasi dari aransemen lagu-lagunya, visual yang ditawarkan, sampai video klip yang mereka buat. Mereka memberi warna baru dengan segala kemasan yang mereka berikan dan performance mereka. Rasanya belum ada lagi sampai sekarang band yang menampilkan pertunjukan seperti NAIF,” kata Ricky.
Ini bukan proyek lagu penghormatan untuk musisi yang pertama Diskoria kerjakan.
Sebelumnya, Diskoria berkolaborasi dengan Lale, Ilman, Nino, dan Eva Celia berhasil merilis lagu berjudul C.H.R.I.S.Y.E. Kini, lewat Yth: NAIF, Diskoria berharap bahwa karya-karya NAIF tetap terus dirayakan.
“Analoginya kita seperti memberi hadiah kepada NAIF atas karya-karyanya yang sudah menginspirasi kita semua. Harapan kita lainnya, untuk teman-teman lain yang mendengarkan NAIF terwakilkan perasaannya,” tutur Merdi Simanjuntak dari Diskoria.
Berkaca sedikit ke belakang, lagu Yth: NAIF menambah daftar lagu-lagu yang secara khusus didedikasikan untuk para musisi oleh musisi. Di Indonesia, salah satu musisi yang memulai tradisi menghormati seniman lain lewat lagu adalah Titiek Puspa.
Pada tahun 1974, Titiek Puspa menulis lagu berjudul Bing, setelah mendengar kabar Bing Slamet meninggal. Tradisi menghormati seniman lain dengan karya adalah penting, sebagai bukti iklim kesenian kita memiliki adab yang luhur, saling mengapresiasi dan menghormati.
Di samping itu, lagu-lagu yang didedikasikan untuk para seniman menjadi sebuah monumen sejarah yang mengabadikan bagaimana pentingnya sosok itu dalam perjalanan panjang industri kesenian kita.
Yth. NAIF dirilis pada 22 Oktober 2021 dan dapat didengar melalui seluruh platform musik digital. Tanggal 22 Oktober dipilih bertepatan dengan ulang tahun NAIF.
Adapun, untuk video musik lagu ini dikerjakan oleh seniman visual Narpati Awangga atau lebih dikenal dengan sapaan Oomleo, dan dibantu oleh Dian Tamara.
Entah berapa juta orang melalui masa jatuh cinta, patah hati, suka, duka, dan bahkan merayakan malam-malam keakraban bersama para sahabat atau sekadar nongkrong dengan menyanyikan lagu NAIF. Tak bisa dipungkiri bahwa karya NAIF sudah menjadi bagian dari keseharian kita.
Kolektif Suara Disko dalam proyek eksperimental musik berseri Studio Pop Show, merespons apa yang terjadi dengan NAIF lewat sebuah proyek kolaborasi lagu penghormatan berjudul Yth: NAIF. Penjudulan ini mengingatkan kita pada lagu Yts: Ibu yang dirilis NAIF pada 2002 lewat album Titik Cerah.
Yth: NAIF ditulis oleh Ricky Surya Virgana (White Shoes and The Couples Company) bersama dengan Arif Fauzan (Irama Pantai Selatan) yang membantu penulisan lirik.
Lagu ini dibawakan oleh Isyana Sarasvati dan Ardhito Pramono. Adapun Diskoria bersama Ricky menjadi produser dan turut melibatkan Gilang Gombloh serta Adjis Doaibu sebagai perwakilan KawaNAIF.
Bagi Fadli Aat, salah satu penggawa Diskoria, proyek kolaborasi ini begitu penting dalam menggambarkan sejarah masa muda sebagian besar generasi milenial Indonesia yang dulu ditemani dengan lagu-lagu hits NAIF.
"Sejarah tumbuh dengan lagu-lagu NAIF yang saya rasa sangat komplet tema-temanya menemani masa muda kami. Dan sepenting itu juga memilih kolaborator yang menurut kami cocok meneruskan tongkat estafet soal rasa yang kami punya dulu, lewat Isyana dan Ardhito,” ujarnya melalui siaran pers, Jumat (22/10).
Dalam proses produksi musik, Ricky melibatkan John Navid (White Shoes And The Couples Company) pada drum, Warman Nasution pada gitar, Doni Joesran pada keys, Harry Winanto pada flute, dan Rolanda Sasongko pada violin. Bagi Ricky mengerjakan proyek ini adalah sebuah kehormatan, mengingat bagaimana dia tumbuh bersama karya-karya NAIF.
“Di masa-masa SMA dulu besar dengan lagu-lagu NAIF, terutama dari tiga album pertama NAIF. Lumayan mengisi hari-hari gue dan gue terinspirasi dari aransemen lagu-lagunya, visual yang ditawarkan, sampai video klip yang mereka buat. Mereka memberi warna baru dengan segala kemasan yang mereka berikan dan performance mereka. Rasanya belum ada lagi sampai sekarang band yang menampilkan pertunjukan seperti NAIF,” kata Ricky.
Ini bukan proyek lagu penghormatan untuk musisi yang pertama Diskoria kerjakan.
Sebelumnya, Diskoria berkolaborasi dengan Lale, Ilman, Nino, dan Eva Celia berhasil merilis lagu berjudul C.H.R.I.S.Y.E. Kini, lewat Yth: NAIF, Diskoria berharap bahwa karya-karya NAIF tetap terus dirayakan.
“Analoginya kita seperti memberi hadiah kepada NAIF atas karya-karyanya yang sudah menginspirasi kita semua. Harapan kita lainnya, untuk teman-teman lain yang mendengarkan NAIF terwakilkan perasaannya,” tutur Merdi Simanjuntak dari Diskoria.
Berkaca sedikit ke belakang, lagu Yth: NAIF menambah daftar lagu-lagu yang secara khusus didedikasikan untuk para musisi oleh musisi. Di Indonesia, salah satu musisi yang memulai tradisi menghormati seniman lain lewat lagu adalah Titiek Puspa.
Pada tahun 1974, Titiek Puspa menulis lagu berjudul Bing, setelah mendengar kabar Bing Slamet meninggal. Tradisi menghormati seniman lain dengan karya adalah penting, sebagai bukti iklim kesenian kita memiliki adab yang luhur, saling mengapresiasi dan menghormati.
Di samping itu, lagu-lagu yang didedikasikan untuk para seniman menjadi sebuah monumen sejarah yang mengabadikan bagaimana pentingnya sosok itu dalam perjalanan panjang industri kesenian kita.
Yth. NAIF dirilis pada 22 Oktober 2021 dan dapat didengar melalui seluruh platform musik digital. Tanggal 22 Oktober dipilih bertepatan dengan ulang tahun NAIF.
Adapun, untuk video musik lagu ini dikerjakan oleh seniman visual Narpati Awangga atau lebih dikenal dengan sapaan Oomleo, dan dibantu oleh Dian Tamara.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.