Ilustrasi bangunan hijau (Danist - Unsplash)

Konsep Rumah ini Dinilai Cocok Diterapkan pada Masa Pandemi, yang Lain Minggir Dahulu

05 May 2021   |   20:08 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sejak pandemi Covid-19 melanda dunia, orang-orang dituntut untuk menyesuaikan gaya hidup mereka dengan virus ini. Termasuk kaitannya dengan persoalan tata ruang. Para arsitek mulai mengajukan konsep hunian yang ramah dengan adaptasi kebiasaan baru. 

Tujuan dari penyelarasan ini tak lain agar kita terhindar dari virus menyebalkan tersebut. 
Adapun, salah satu konsep yang diyakini adaptif pada era kenormalan baru adalah rumah hijau (green home). Arsitek Sigit Kusumawijaya menilai, konsep rumah hijau bisa menjadi solusi untuk menghindarkan penghuninya dari berbagai sick building syndrome (SBS).

Untuk diketahui, SBS adalah suatu kondisi di mana seseorang dalam suatu bangunan menderita gejala penyakit atau terinfeksi penyakit kronis dari bangunan tempat mereka bekerja atau tinggal. 

Ilustrasi bangunan hijau (Gabor Monar - Unsplash)

Ilustrasi bangunan hijau (Gabor Monar - Unsplash)

Apabila ditinjau dari filosofinya, konsep bangunan hijau sangat mengedepankan konsep triple bottom line (profit, planet, people) yang memberikan manfaat secara ekonomi, mengurangi dampak negatif ke lingkungan, dan menjamin kesejahteraan dan kesehatan penghuni yang beraktivitas di dalam bangunan.

Lalu, bagaimana sih rumah sehat dengan konsep hijau yang dimaksud oleh Arsitek Sigit? Apakah harus memiliki banyak lahan hijau atau rumah yang dicat hijau? Berikut 7 syaratnya. Simak ya!

1. Sirkulasi & Pengkondisian Udara
Membuang udara yang mengandung unsur-unsur toxic yang berbahaya untuk kesehatan pernafasan yang menjamin kenyamanan, kesehatan, dan hemat energi.

2. Material Organik, Non-Porous & Non Asbestos
Material organik dan mudah dibersihkan serta dapat mengurangi kemungkinan virus dan bakteri untuk bertahan hidup. Selain itu, material asbestos dapat mengganggu kesehatan paru-paru lho.

3. Inovasi Smart Home
Bertujuan untuk mengelola dan meningkatkan indoor rumah, keamanan, kenyamanan dan penggunaan energi. Penggunaan sistem air purification untuk memurnikan udara. Panel untuk tenaga surya dalam menghemat energi listrik.

4. Pencahayaan Alami
Hal ini dimaksudkan agar keterikatan dan hubungan penghuni dengan alam yang baik untuk kesehatan mental dan psikologis penghuni. Sinar matahari pagi juga banyak mengandung vitamin D untuk kekebalan imun tubuh dan memperkuat tulang.

5. Kenyamanan Spasial Ruang
Luas bangunan yang layak dan nyaman untuk dihuni, baik untuk kesehatan psikologis. Tata ruang yang dapat beradaptasi sesuai kebutuhan seperti ruang untuk bekerja atau belajar secara daring, area pintu masuk yang menyediakan area sanitasi dan ruang untuk karantina mandiri

6. Konservasi Air
Upaya ini untuk menjaga kualitas air tanah dan mengurangi pencemaran. Penggunaan area resapan air atau kolam retensi untuk menampung dan meneruskan air ke dalam tanah serta mengurangi banjir.

7. Area Hijau yang Cukup
Vegetasi alami berguna untuk ekologi dan untuk kesehatan fisik dan psikologi serta dapat menyaring polutan yang dapat masuk ke dalam rumah serta meredam suara bising. Semenjak pandemi, area terbuka dan hijau banyak diminati karena sirkulasi udaranya yang lebih bebas mengalir.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Kamu Seniman yang Ingin Terjun ke Dunia NFT? Simak Kiat Berikut Yuk

BERIKUTNYA

Aktif Bermedsos Saat Berpuasa, Kenapa Tidak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: