Fakta Amazon yang Viral Diberi Bintang 1 di Google Map Oleh Warganet RI
29 June 2025 |
21:30 WIB
Hutan dan sungai ikonik Amazon di Brasil menjadi viral setelah diserbu banyak ulasan bintang 1 dari warganet Indonesia melalui Google Maps sejak 29 Juni 2025. Aksi ini merupakan respons terhadap ulasan negatif yang sebelumnya diberikan oleh warga Brasil terhadap Gunung Rinjani. Netizen Indonesia membanjiri Amazon dengan komentar yang menyatakan hutan tersebut berbahaya, sebagai balasan opini netizen Brasil tentang Gunung Rinjani.
Sebelumnya, warga Brasil memprotes proses evakuasi dan pembukaan jalur Gunung Rinjani setelah kematian pendaki Juliana Marins, dan melampiaskan kekecewaan mereka dengan memberikan peringkat buruk pada Rinjani di Google Maps. Di balik riuhnya ulah warganet itu, perhatian terhadap kondisi Sungai Amazon menjadi penting di tengah krisis lingkungan yang terjadi.
Baca juga: Festival Pair’d Margaret River Tawarkan Santap Kuliner Australia dengan Lanskap Keindahan Sungai
Sebagaimana diketahui, Amazon adalah sungai terpanjang dan terbesar di Amerika Selatan sebagai penyangga kawasan hutan hujan terluas, yang menyimpan keanekaragaman hayati paling kaya di dunia. Mengingat pentingnya hutan ini bagi ekosistem global, terdapat sejumlah fakta menarik yang dirangkum dari Britannica berikut ini:
Amazon merupakan sistem drainase terbesar di dunia yang menyangga kehidupan lebih dari 34 juta penduduk, termasuk 350 kelompok masyarakat adat setempat.
Berhulu di Pegunungan Andes Peru, sekitar 190 km dari Samudra Pasifik, sungai ini mengalir ke timur sebelum akhirnya bermuara di Samudra Atlantik di Belém, Brasil. Cekungan Sungai Amazon, atau Amazonia, adalah sistem transnasional yang luas, dengan total luas diperkirakan antara 6,15 juta km² hingga 7 juta km².
Jejak geografis yang sangat besar ini tersebar di beberapa negara Amerika Selatan, termasuk sebagian besar Brasil (63,9?ri luas cekungan), Peru (15,6%), Negara Plurinasional Bolivia (11,7%), Kolombia (5,6%), Ekuador (2,1%), Republik Bolivarian Venezuela (0,9%), dan Guyana (0,2%). Bioma Amazon yang lebih luas juga mencakup Suriname dan Guyana Prancis.
Di luar skalanya yang masif, Amazon dikenal secara global karena kekayaan ekologisnya yang tak tertandingi. Wilayah ini adalah rumah bagi hutan hujan paling luas dan paling lestari di dunia, yang mencakup sekitar 5,5 juta km² dan mewakili sekitar setengah dari hutan hujan yang tersisa di Bumi. Reservoir biologis raksasa ini diperkirakan menampung lebih dari satu juta spesies, menjadikannya titik panas keanekaragaman hayati global yang sangat penting.
Secara ekologis, Hutan Hujan Amazon memainkan peran yang sangat diperlukan dalam menjaga keseimbangan iklim global, secara signifikan memengaruhi transportasi panas dan uap air ke wilayah lintang yang lebih tinggi dan berkontribusi pada penyerapan karbon atmosfer, sehingga mengurangi pemanasan global.
Dari perspektif sosial-budaya, Amazon adalah rumah bagi lebih dari 34 juta orang yang tinggal di delapan negara yang berbagi Bioma Amazon , dengan cekungan sungai secara khusus mendukung sekitar 28 juta penduduk. Segmen populasi yang substansial dan vital secara budaya ini terdiri dari sekitar 2,7 juta individu masyarakat adat, yang mewakili lebih dari 350 kelompok etnis yang berbeda, dengan setidaknya 60 kelompok masih hidup dalam isolasi sukarela.
Komunitas-komunitas ini memiliki warisan budaya yang kaya dan pengetahuan ekologi tradisional (KET) yang tak ternilai, yang secara historis telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengobatan modern. Wilayah leluhur mereka, yang sering diakui di bawah hukum nasional, sering kali bertepatan dengan ekosistem kritis, menggarisbawahi peran penting mereka dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan lingkungan.
Hubungan yang mendalam antara ekologi, masyarakat, dan sistem global ini menunjukkan bahwa peran Amazon dalam regulasi iklim global dan keanekaragaman hayatinya yang tak tertandingi bukanlah fenomena ekologis yang terisolasi. Sebaliknya, hal ini sangat terkait dengan struktur sosial-budaya populasinya, terutama masyarakat adat yang praktik tradisionalnya sering sejalan dengan konservasi.
Sebelumnya, warga Brasil memprotes proses evakuasi dan pembukaan jalur Gunung Rinjani setelah kematian pendaki Juliana Marins, dan melampiaskan kekecewaan mereka dengan memberikan peringkat buruk pada Rinjani di Google Maps. Di balik riuhnya ulah warganet itu, perhatian terhadap kondisi Sungai Amazon menjadi penting di tengah krisis lingkungan yang terjadi.
Baca juga: Festival Pair’d Margaret River Tawarkan Santap Kuliner Australia dengan Lanskap Keindahan Sungai
Sebagaimana diketahui, Amazon adalah sungai terpanjang dan terbesar di Amerika Selatan sebagai penyangga kawasan hutan hujan terluas, yang menyimpan keanekaragaman hayati paling kaya di dunia. Mengingat pentingnya hutan ini bagi ekosistem global, terdapat sejumlah fakta menarik yang dirangkum dari Britannica berikut ini:
1. Sistem pengairan terbesar di dunia
Amazon merupakan sistem drainase terbesar di dunia yang menyangga kehidupan lebih dari 34 juta penduduk, termasuk 350 kelompok masyarakat adat setempat.Berhulu di Pegunungan Andes Peru, sekitar 190 km dari Samudra Pasifik, sungai ini mengalir ke timur sebelum akhirnya bermuara di Samudra Atlantik di Belém, Brasil. Cekungan Sungai Amazon, atau Amazonia, adalah sistem transnasional yang luas, dengan total luas diperkirakan antara 6,15 juta km² hingga 7 juta km².
Jejak geografis yang sangat besar ini tersebar di beberapa negara Amerika Selatan, termasuk sebagian besar Brasil (63,9?ri luas cekungan), Peru (15,6%), Negara Plurinasional Bolivia (11,7%), Kolombia (5,6%), Ekuador (2,1%), Republik Bolivarian Venezuela (0,9%), dan Guyana (0,2%). Bioma Amazon yang lebih luas juga mencakup Suriname dan Guyana Prancis.
2. Mewakili setengah dari hutan hujan yang tersisa di Bumi
Di luar skalanya yang masif, Amazon dikenal secara global karena kekayaan ekologisnya yang tak tertandingi. Wilayah ini adalah rumah bagi hutan hujan paling luas dan paling lestari di dunia, yang mencakup sekitar 5,5 juta km² dan mewakili sekitar setengah dari hutan hujan yang tersisa di Bumi. Reservoir biologis raksasa ini diperkirakan menampung lebih dari satu juta spesies, menjadikannya titik panas keanekaragaman hayati global yang sangat penting.Secara ekologis, Hutan Hujan Amazon memainkan peran yang sangat diperlukan dalam menjaga keseimbangan iklim global, secara signifikan memengaruhi transportasi panas dan uap air ke wilayah lintang yang lebih tinggi dan berkontribusi pada penyerapan karbon atmosfer, sehingga mengurangi pemanasan global.
3. Tempat tinggal 28 juta penduduk
Dari perspektif sosial-budaya, Amazon adalah rumah bagi lebih dari 34 juta orang yang tinggal di delapan negara yang berbagi Bioma Amazon , dengan cekungan sungai secara khusus mendukung sekitar 28 juta penduduk. Segmen populasi yang substansial dan vital secara budaya ini terdiri dari sekitar 2,7 juta individu masyarakat adat, yang mewakili lebih dari 350 kelompok etnis yang berbeda, dengan setidaknya 60 kelompok masih hidup dalam isolasi sukarela.Komunitas-komunitas ini memiliki warisan budaya yang kaya dan pengetahuan ekologi tradisional (KET) yang tak ternilai, yang secara historis telah memberikan kontribusi signifikan terhadap pengobatan modern. Wilayah leluhur mereka, yang sering diakui di bawah hukum nasional, sering kali bertepatan dengan ekosistem kritis, menggarisbawahi peran penting mereka dalam konservasi keanekaragaman hayati dan pengelolaan lingkungan.
Hubungan yang mendalam antara ekologi, masyarakat, dan sistem global ini menunjukkan bahwa peran Amazon dalam regulasi iklim global dan keanekaragaman hayatinya yang tak tertandingi bukanlah fenomena ekologis yang terisolasi. Sebaliknya, hal ini sangat terkait dengan struktur sosial-budaya populasinya, terutama masyarakat adat yang praktik tradisionalnya sering sejalan dengan konservasi.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.