Kisah Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong Mendirikan Bakmi GM yang Punya Omset Miliaran
10 December 2024 |
14:30 WIB
Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong merupakan sosok di balik Bakmi GM, restoran mie cepat saji yang beroperasi di bawah PT Griya Mie Sejati. Saat ini gerai Bakmi GM tersebar di kota-kota besar Indonesia, terutama Jabodetabek, Bandung, Surabaya, dan Bali.
Restoran yang dulunya bernama Bakmi Gajah Mada tersebut, didirikan pada 1959 oleh sepasang suami istri Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong. Cabang pertamanya hadir di Melawai pada 1971 silam. Sampai saat ini, Bakmi GM melayani lebih dari 30.000 pelanggan per hari.
Baca juga: Grup Djarum Akuisisi Bakmi GM, Borong Saham dengan Nilai Fantastis
Mendiang Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong adalah sepasang suami istri asli keturunan etnis Tionghoa yang keluarganya merantau ke Indonesia. Mereka mendirikan warung bakmi kecil pada 1959 di sebuah ruko kecil Jl. Gajah Mada no. 77.
Setiap harinya, Tjhai bersama istrinya membuka warung beberapa jam sebelum waktu makan siang. Warung bakmi mereka hanya dapat menampung kurang dari 20 orang. Kala itu, dapurnya pun masih sangat kumuh dan hanya ada sebuah kompor minyak.
Menu yang disediakan hanyalah bakmi ayam bakso pangsit. Uniknya, dagangan mereka selalu laris manis setiap hari, bahkan sering kali sudah ludes terjual sebelum sore hari. Mereka berhasil menjual 100 mangkuk bakmi per hari.
Setelah tiga tahun berdiri, tepatnya pada 1962, warung bakmi Tjhai dan Kwai Fong akhirnya mulai dikenal masyarakat luas. Mereka pun menambah 10 meja lagi untuk menampung penikmay bakminya. Alhasil, warung mereka makin besar dan ramai.
Sampai akhirnya pada 1968, warung bakmi mereka sempat tutup sementara selama setahun akibat pelebaran Jalan Gajah Mada saat itu, sehingga memaksa rumah-rumah di kawasan tersebut harus dimundurkan sekitar 10 meter. Proses pelebaran jalan tersebut juga menghalangi kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
Tjhai dan istrinya lalu memindahkan warung bakmi ke Jalan Kejayaan, Jakarta Barat. Setahun kemudian, mereka kembali buka di tempatnya semula dengan penambahan kapasitas meja dan melengkapi ruangannya dengan AC untuk menambah kenyamanan. Sampai pada 1971, banyak pelanggannya setianya yang tinggal cukup jauh dari Jalan Gajah Mada, meminta Tjhai untuk membuka cabang di daerah mereka.
Akhirnya, Thjai dan Kwai Fong membuka cabang baru di Melawai, Jakarta Selatan. Meski awalnya, tak seramai pusatnya di Gajah Mada. Lama kelamaan pengunjungnya bertambah banyak setelah mereka menambahkan lebih banyak variasi menu baru seperti bakmi goreng, nasi goreng, hingga ayam cah jamur.
Alhasil, pelanggan mereka makin bertambah banyak, baik di pusat maupun cabangnya. Saking ramainya, restoran pusat di Jalan Gajah Mada 77 harus pindah ke Jalan Gajah Mada 92 dengan area yang lebih luas untuk menampung lebih banyak orang. Berbagai inovasi menu juga ditingkatkan dengan menghadirkan variasi menu berbeda namun tetap dengan cita rasa khasnya, bahkan kini Bakmi GM menyajikan kurang lebih 50 menu.
Pada 1986, cabang ketiga Bakmi GM didirikan di M.H. Thamrin dan pindah ke Jalan Sunda enam tahun kemudian. Dilanjutkan dengan cabang keempat di Mal Pondok Indah. Sampai memasuki era 1990-an, Bakmi GM terus berekspansi dan menjadi waralaba.
Meski sudah ditinggal pendirinya, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong, Bakmi GM sampai saat ini masih terus beroperasi. Bisnis ini dikelola oleh anak-anak mereka dengan 1.200 staff yang aktif melayani sekitar 30.000 pelanggan setiap harinya di seluruh cabang. Bakmi GM sendiri dilaporkan memiliki pendapatan tahunan sekitar Rp700 miliar, dengan rata-rata pendapatan harian mencapai Rp2 miliar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Restoran yang dulunya bernama Bakmi Gajah Mada tersebut, didirikan pada 1959 oleh sepasang suami istri Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong. Cabang pertamanya hadir di Melawai pada 1971 silam. Sampai saat ini, Bakmi GM melayani lebih dari 30.000 pelanggan per hari.
Baca juga: Grup Djarum Akuisisi Bakmi GM, Borong Saham dengan Nilai Fantastis
Mendiang Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong adalah sepasang suami istri asli keturunan etnis Tionghoa yang keluarganya merantau ke Indonesia. Mereka mendirikan warung bakmi kecil pada 1959 di sebuah ruko kecil Jl. Gajah Mada no. 77.
Setiap harinya, Tjhai bersama istrinya membuka warung beberapa jam sebelum waktu makan siang. Warung bakmi mereka hanya dapat menampung kurang dari 20 orang. Kala itu, dapurnya pun masih sangat kumuh dan hanya ada sebuah kompor minyak.
Menu yang disediakan hanyalah bakmi ayam bakso pangsit. Uniknya, dagangan mereka selalu laris manis setiap hari, bahkan sering kali sudah ludes terjual sebelum sore hari. Mereka berhasil menjual 100 mangkuk bakmi per hari.
Setelah tiga tahun berdiri, tepatnya pada 1962, warung bakmi Tjhai dan Kwai Fong akhirnya mulai dikenal masyarakat luas. Mereka pun menambah 10 meja lagi untuk menampung penikmay bakminya. Alhasil, warung mereka makin besar dan ramai.
Sampai akhirnya pada 1968, warung bakmi mereka sempat tutup sementara selama setahun akibat pelebaran Jalan Gajah Mada saat itu, sehingga memaksa rumah-rumah di kawasan tersebut harus dimundurkan sekitar 10 meter. Proses pelebaran jalan tersebut juga menghalangi kendaraan yang melintas di jalan tersebut.
Tjhai dan istrinya lalu memindahkan warung bakmi ke Jalan Kejayaan, Jakarta Barat. Setahun kemudian, mereka kembali buka di tempatnya semula dengan penambahan kapasitas meja dan melengkapi ruangannya dengan AC untuk menambah kenyamanan. Sampai pada 1971, banyak pelanggannya setianya yang tinggal cukup jauh dari Jalan Gajah Mada, meminta Tjhai untuk membuka cabang di daerah mereka.
Akhirnya, Thjai dan Kwai Fong membuka cabang baru di Melawai, Jakarta Selatan. Meski awalnya, tak seramai pusatnya di Gajah Mada. Lama kelamaan pengunjungnya bertambah banyak setelah mereka menambahkan lebih banyak variasi menu baru seperti bakmi goreng, nasi goreng, hingga ayam cah jamur.
Alhasil, pelanggan mereka makin bertambah banyak, baik di pusat maupun cabangnya. Saking ramainya, restoran pusat di Jalan Gajah Mada 77 harus pindah ke Jalan Gajah Mada 92 dengan area yang lebih luas untuk menampung lebih banyak orang. Berbagai inovasi menu juga ditingkatkan dengan menghadirkan variasi menu berbeda namun tetap dengan cita rasa khasnya, bahkan kini Bakmi GM menyajikan kurang lebih 50 menu.
Pada 1986, cabang ketiga Bakmi GM didirikan di M.H. Thamrin dan pindah ke Jalan Sunda enam tahun kemudian. Dilanjutkan dengan cabang keempat di Mal Pondok Indah. Sampai memasuki era 1990-an, Bakmi GM terus berekspansi dan menjadi waralaba.
Meski sudah ditinggal pendirinya, Tjhai Sioe dan Loei Kwai Fong, Bakmi GM sampai saat ini masih terus beroperasi. Bisnis ini dikelola oleh anak-anak mereka dengan 1.200 staff yang aktif melayani sekitar 30.000 pelanggan setiap harinya di seluruh cabang. Bakmi GM sendiri dilaporkan memiliki pendapatan tahunan sekitar Rp700 miliar, dengan rata-rata pendapatan harian mencapai Rp2 miliar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.