Ilustrasi pria meeawat wajah (Sumber gambar: Unsplash/Safia Shakil )

Makin Moncer, Intip Potensi & Tantangan Industri Perawatan Kulit Pria di Indonesia

28 November 2024   |   13:21 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Perawatan kulit pada era kiwari sepertinya tak lagi lekat dengan kaum perempuan. Sebab, seiring berkembangnya gaya hidup modern, makin banyak kaum Adam yang memperhatikan kesehatan kulit mereka. Dampaknya, industri lokal produk perawatan pria pun tumbuh subur.

Statista mencatat, pendapatan di pasar kecantikan dan produk perawatan pribadi di Indonesia diperkirakan mencapai US$9,17 miliar. Segmen terbesar di pasar ini adalah perawatan pribadi, yang diperkirakan mencapai US$3,88 miliar sepanjang tahun 2024.

Deputy Head of Kahf, Billy Dharmawan Goputra mengatakan, seiring waktu kaum pria memang semakin menyadari pentingnya perawatan diri untuk tampil jatmika. Momen tersebut dapat terlihat dari bagaimana mereka kian peduli terhadap penampilan untuk menunjang aktivitas sehari-hari.

Baca juga: Jenis-jenis Perawatan Kulit Pria yang Paling Diminati di Klinik Kecantikan

Berdasarkan hasil risetnya, Billy mengklaim, bahwa penggunaan produk perawatan kulit meningkat hingga tiga kali lipat pada 2020 dibanding tahun sebelumnya. Dalam pemilihannya, pria cenderung memilih produk yang dapat mengatasi beberapa masalah kesehatan, sekaligus praktis untuk digunakan.

"Saat ini kaum pria lebih menyukai produk perawatan yang praktis, multifungsi, dan memberikan hasil nyata. Salah satunya adalah face wash, yang berfungsi sebagai scrub, sekaligus sunscreen yang ringan bagi perawatan harian,"katanya.

Menurut Billy, hadirnya pemengaruh juga berperan signifikan terhadap industri ini. Sebab, mereka memiliki peran besar dalam membentuk keputusan pembelian produk perawatan kulit, pasalnya kaum pria kerap mencari referensi dan rekomendasi produk dari figur yang mereka percaya.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengatakan, tren pasar kosmetik lokal memang kian bertaji. Pertumbuhan pasar kosmetik di Indonesia diprediksi dapat mencapai 4,86 persen per tahun dalam kurun waktu 2024-2029. Oleh karena itu, potensi pasarnya diperkirakan akan terus bertumbuh.

Peluang pasar lokal tersebut, menurut Faisol merupakan potensi yang harus dimanfaatkan oleh para pelaku usaha kosmetik. Sebab, keterlibatan industri kecil menengah (IKM) dalam industri kosmetik juga sangat krusial dalam menciptakan lapangan kerja, serta mendorong inovasi dan kreativitas untuk meningkatkan perekonomian.

"Apalagi, banyak IKM kosmetik yang jeli memanfaatkan bahan-bahan alami dari lingkungan sekitar atau asli Indonesia. Selain itu, berbagai produk kosmetik yang ditawarkan oleh IKM, biasanya juga mencerminkan tradisi lokal yang telah dijalankan dan diyakini efektivitasnya secara turun-temurun," katanya.

Ubah Mindset

Billy mengatakan, salah satu tantangan utama untuk menggenjot industri perawatan kulit pria adalah mengubah pola pikir bahwa skincare merupakan bagian dari rutinitas harian pria tanpa mengurangi maskulinitas. Oleh karena itu, berbagai jenama harus memposisikan produknya sebagai bagian dari gaya hidup.

Aspek keberlanjutan juga menjadi salah satu tantangan industri ini. Khususnya dalam menginspirasi generasi muda untuk turut aktif berkontribusi dalam menjaga lingkungan. Sudah menjadi rahasia umum, jika plastik yang digunakan sebagai pembungkus produk, menjadi penyumbang terbesar kerusakan lingkungan.

"Untuk memudahkan strategi, kami juga memperhatikan feedback konsumen dan tren pasar dalam merancang formulasi dan jenis produk baru. Misalnya, dengan menggunakan bahan-bahan alami yang gentle di kulit, serta mengemas produk dengan desain yang maskulin dan praktis," imbuhnya.

Sementara itu, Faisol menjelaskan, untuk mendukung perkembangan IKM sektor kosmetik, pihaknya secara rutin juga menyelenggarakan Cosmetic Day. Kegiatan tersebut merupakan wadah bagi jenama lokal untuk meningkatkan awareness dalam mempromosikan produk-produk kecantikan dalam negeri.

Ihwal diadakannya Cosmetic Day juga untuk memperkenalkan produk dan jenama kosmetik lokal ke pasar yang lebih luas. Selain itu, ajang ini juga menjadi sarana kolaborasi antar pelaku industri, asosiasi, dan pemerintah  demi terciptanya ekosistem bisnis kosmetik yang berkelanjutan.

"Produk kosmetik lokal seperti ini juga mampu menarik perhatian konsumen lokal dan mancanegara yang menjadi kunci daya saing dan harus terus dikembangkan,” imbuhnya.

Sebagai tambahan informasi, data Aesthetic Medicine Global Market Report 2024 menyebutkan, bahwa pasar industri kecantikan di dunia tumbuh dari US$62,37 miliar pada tahun 2023 menjadi $68,57 miliar pada tahun 2024 dengan tingkat pertumbuhan tahunan gabungan (CAGR) sebesar 9,9 persen.

Kementerian Perindustrian Republik Indonesia (Kemenperin) mencatat kinerja ekspor produk kosmetik Indonesia juga menunjukkan peningkatan. Berdasarkan data BPOM dan Perkosmi, jumlah perusahaan kosmetik di Indonesia pada 2023 diperkirakan sebanyak 1.039 pelaku usaha, dengan 89,2 persen di antaranya merupakan industri kecil menengah (IKM).

Berdasar data Sistem Informasi Industri Nasional (2022) Industri Kosmetik tercatat juga berhasil menyerap tenaga kerja sebesar 59.886 orang. Adapun, segmen pasar terbesar industri kosmetik nasional adalah segmen perawatan, termasuk perawatan kulit (skincare) dan personal care, dengan volume pasar 3.16 miliar USD pada 2022.

Baca juga: Pilihan Barbershop Terbaik di Surabaya untuk Pria yang Ingin Tampil Maksimal

Editor: Puput Ady Sukarno

SEBELUMNYA

Yawi dan Jeymz Keluar dari Team Liquid ID

BERIKUTNYA

FIFTY FIFTY Akan Meluncurkan Single Anyar Berjudul Winter Glow, Twenty Antusias

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: