Bangga, Diplomat Perempuan Indonesia Banyak Tampil di Kancah Global
25 August 2021 |
17:02 WIB
Diplomasi maupun negosiasi selama ini identik dengan pekerjaan kaum pria. Mereka dianggap lebih mampu berdiplomasi lantaran cenderung lebih rasional dan tidak mudah terpengaruh oleh emosinya. Namun, seiring berjalannya waktu, kaum perempuan pun bisa mematahkan stigma tersebut.
Banyak para srikandi Indonesia yang moncer dalam melaksanakan tugas diplomasi dan bernegosiasi di meja perundingan tingkat global. Untuk itu, tak perlu heran jika kalian menemui banyak diplomat perempuan ketika datang ke kantor Kementerian Luar Negeri RI atau perwakilan RI di sejumlah negara di dunia.
Sejak kepemimpinan Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi yang notabene adalah Menlu RI perempuan pertama, keterlibatan perempuan dalam diplomasi maupun negosiasi Indonesia memang mengalami peningkatan. Perempuan kini banyak menempati posisi strategis di kementerian tersebut, mulai dari direktur, direktur jenderal, hingga duta besar.
Direktur Protokol dan Konsuler Kemlu RI Andy Rachmianto mengatakan bahwa saat ini tercatat ada 743 diplomat perempuan yang bertugas di bawah naungan Kemlu RI.
"Dari jumlah itu, 305 diplomat perempuan ditempatkan di luar negeri," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (25/8/2021).
Menurut Andy, sebagian dari mereka memegang peranan penting sebagai pelaksana fungsi konsuler atau yang bertanggung jawab langsung pada pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Kinerja diplomat perempuan yang menangani hal tersebut dinilai tak kalah dengan lelaki.
Bahkan, mereka dianggap punya kelebihan yang membuat pekerjaan tersebut jadi lebih mudah diselesaikan.
"Diplomat perempuan ini biasanya lebih detail, lebih teliti, dan lebih peka. Itu kelebihannya. Untuk ketegasan, tidak ada bedanya saya rasa dengan diplomat lelaki. Peran diplomat perempuan ini sangat penting, terutama dalam hal perlindungan WNI di luar negeri," tuturnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Hukum Perjanjian Internasional, Damos Damoli Agusman. Dia menilai diplomat perempuan memiliki kelebihan tersendiri dalam proses negosiasi.
Perempuan seringkali punya sudut pandang berbeda dalam memandang sesuatu isu dan mencari jalan keluarnya. Dalam hal mewujudkan kesepakatan damai, diplomat perempuan selama ini boleh dikatakan berperan sebagai agen perdamaian.
"Diplomat perempuan melihat masalah dari berbagai sudut, seperti norma-norma, kemudian apa yang harus diperjuangankan. Sifat diplomat perempuan itu adalah selalu menonjol pemihakannya kepada hak kelompok rentan," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (PMILN)/Koordinator Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Siti Nugraha Mauludiah mengatakan peran diplomat perempuan makin dibutuhkan seiring dengan tingginya jumlah perempuan Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri.
"Untuk itu, Kementerian Luar Negeri telah dan akan terus menempatkan diplomat perempuan di negara-negara di masa isu perlindungan menjadi prioritas khusus," ujarnya.
Terlepas dari capaian-capaian dari para diplomat perempuan di Kemlu RI, Siti Nugraha tak menampik bahwa masih banyak perbaikan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi perempuan di Kemlu RI.
"Masih dibutuhkan perbaikan yang berkesinambungan guna menciptakan enabling environtment, untuk para diplomat perempuan. karena di saat yang bersamaan, mereka adalah perempuan - mengandung, ibu menyusui, bagian dalam keluarga atau orang tua tunggal," paparnya.
Editor: Fajar Sidik
Banyak para srikandi Indonesia yang moncer dalam melaksanakan tugas diplomasi dan bernegosiasi di meja perundingan tingkat global. Untuk itu, tak perlu heran jika kalian menemui banyak diplomat perempuan ketika datang ke kantor Kementerian Luar Negeri RI atau perwakilan RI di sejumlah negara di dunia.
Sejak kepemimpinan Menteri Luar Negeri Retno L.P Marsudi yang notabene adalah Menlu RI perempuan pertama, keterlibatan perempuan dalam diplomasi maupun negosiasi Indonesia memang mengalami peningkatan. Perempuan kini banyak menempati posisi strategis di kementerian tersebut, mulai dari direktur, direktur jenderal, hingga duta besar.
Direktur Protokol dan Konsuler Kemlu RI Andy Rachmianto mengatakan bahwa saat ini tercatat ada 743 diplomat perempuan yang bertugas di bawah naungan Kemlu RI.
"Dari jumlah itu, 305 diplomat perempuan ditempatkan di luar negeri," katanya dalam sebuah diskusi virtual, Rabu (25/8/2021).
Menurut Andy, sebagian dari mereka memegang peranan penting sebagai pelaksana fungsi konsuler atau yang bertanggung jawab langsung pada pelayanan dan perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di luar negeri. Kinerja diplomat perempuan yang menangani hal tersebut dinilai tak kalah dengan lelaki.
Bahkan, mereka dianggap punya kelebihan yang membuat pekerjaan tersebut jadi lebih mudah diselesaikan.
"Diplomat perempuan ini biasanya lebih detail, lebih teliti, dan lebih peka. Itu kelebihannya. Untuk ketegasan, tidak ada bedanya saya rasa dengan diplomat lelaki. Peran diplomat perempuan ini sangat penting, terutama dalam hal perlindungan WNI di luar negeri," tuturnya.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Direktur Jenderal Hukum Perjanjian Internasional, Damos Damoli Agusman. Dia menilai diplomat perempuan memiliki kelebihan tersendiri dalam proses negosiasi.
Perempuan seringkali punya sudut pandang berbeda dalam memandang sesuatu isu dan mencari jalan keluarnya. Dalam hal mewujudkan kesepakatan damai, diplomat perempuan selama ini boleh dikatakan berperan sebagai agen perdamaian.
"Diplomat perempuan melihat masalah dari berbagai sudut, seperti norma-norma, kemudian apa yang harus diperjuangankan. Sifat diplomat perempuan itu adalah selalu menonjol pemihakannya kepada hak kelompok rentan," katanya.
Sementara itu, Staf Ahli Bidang Sosial Budaya dan Pemberdayaan Masyarakat Indonesia di Luar Negeri (PMILN)/Koordinator Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Siti Nugraha Mauludiah mengatakan peran diplomat perempuan makin dibutuhkan seiring dengan tingginya jumlah perempuan Indonesia yang bermigrasi ke luar negeri.
"Untuk itu, Kementerian Luar Negeri telah dan akan terus menempatkan diplomat perempuan di negara-negara di masa isu perlindungan menjadi prioritas khusus," ujarnya.
Terlepas dari capaian-capaian dari para diplomat perempuan di Kemlu RI, Siti Nugraha tak menampik bahwa masih banyak perbaikan untuk mewujudkan lingkungan kerja yang lebih ramah bagi perempuan di Kemlu RI.
"Masih dibutuhkan perbaikan yang berkesinambungan guna menciptakan enabling environtment, untuk para diplomat perempuan. karena di saat yang bersamaan, mereka adalah perempuan - mengandung, ibu menyusui, bagian dalam keluarga atau orang tua tunggal," paparnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.