Ilustrasi warga Jabodetabek (Sumber gambar: Febry Arya/Pexels)

Survei HCC Beberkan 44 persen Warga Jabodebatek Alami Kesepian Derajat Sedang

21 December 2023   |   21:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kesepian kian menjadi permasalahan serius dalam aspek kesehatan mental. Bahkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) cukup menyoroti kesepian sebagai ancaman baru bagi kesehatan mental generasi muda. Data WHO menyebutkan sekitar 5—15 persen remaja mengalami kesepian. Sementara itu, 1 dari 4 orang dewasa mengalami isolasi sosial dalam hidupnya.

Salah satu badan survei kesehatan di Indonesia, Health Collaborative Center (HCC) pun membeberkan hasil penelitian yang serupa terkait masalah kesepian ini. Survei ini dilakukan dengan studi potong-lintang pada 1.229 warga Jabodetabek menggunakan UCLA Loneliness Scale secara online di bawah peneliti utama Ray Wagiu Basrowi dan Yoli Farradika. Dari 1.226 responden, mayoritas di antaranya merupakan perempuan berusia 19—60 tahun dengan median 40 tahun.

Survei ini dilakukan pada 82 persen respoden yang telah menikah, 32 persen perantau, dan 47 persen mereka yang tinggal bersama keluarga. Hasil temuannya cukup mengejutkan. Wilayah Jabodetabek yang begitu padat dan ramai, rupanya menyimpan sekitar 44% warganya justru merasa kesepian dan terasingkan. Sementara 6 persen lainnya dikategorikan dalam kesepian derajat berat.

Temuan HCC menemukkan 4 dari 10 responden suvei ini mengalami kesepian derajat sedang. Melansir unggahan Instagram Health Collaborative Center, hasil utama penelitian ini menyasar beberapa demografi. Sekitar 56 persen di antaranya merupakan perantau yang menjajaki kota metropolitan seperti Jakarta dilaporkan mengalami kesepian derajat sedang.

 

Ilustrasi warga Jabodetabek (Sumber gambar: Adrian Pranata/Unsplash)

Ilustrasi warga Jabodetabek (Sumber gambar: Adrian Pranata/Unsplash)


Sementara itu, secara demografi usia, mereka yang berusia di bawah 40 tahun mendominasi dengan persentase 51 persen mengalami kesepian derajat sedang.

Temuan menarik lainnya, sekitar 52 persen perempuan lebih mengalami fase kesepian derajat sedang dibandingkan dengan pria. Kemudian 60 persen di antara responden yang mengalami kesepian ini masih berstatus lajang atau tidak/belum menikah.

Melalui temuan tersebut, kalangan muda dan perempuan disebutkan berisiko 2 kali lebih besar mengalami kesepian. Sementara itu, kalangan perantau di Jabodetabek dikatakan berisiko 1,5 kali lebih besar mengalami kesepian.

Riset ini dilakukan berlatar belakang pada temuan WHO tentang kesepian yang bisa kedepannya diproyeksikan bisa menjadi masalah kesehatan global pada masa mendatang. WHO mengibaratkan bahaya kesepian ini setara seperti bahayanya merokok 15 batang per hari.

Kesepian tidak hanya bisa memberi dampak kesehatan psikis, termasuk juga kesehatan fisik seperti peningkatan risiko demensia, penyakit jantung, pembuluh darah, dan keinginan bunuh diri.

Melansir laman WHO, kesepian bisa meningkatkan risiko demensia hingga 50 persen, menyebabkan kematian dini hingga 25 persen, dan bisa meningkatkan risiko stroke dan penyakit kardiovaskular hingga 30 persen. Karena berdampak pada kesehatan global, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dalam UN Decade of Healthy Ageing 2021—2030 selalu memasukan topik kesepian dan isolasi sosial ini dalam salah satu cakupan tema dari 4 bidang aksi utama setidaknya dalam satu dekade terakhir.

WHO juga telah mendeklarasikan kesepian dan isolasi sosial sebagai masalah kesehatan masyarakat global yang menjadi bagian dari konsentrasi kesehatan pada November 2023 lalu.


Baca juga: Kesepian Setara Berbahayanya dengan Rokok, Begini Penjelasan Dokter

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto 
 

SEBELUMNYA

7 Bocoran Spesifikasi MatePad Pro 13.2, Tablet Terbaru dari Huawei Siap Rilis Awal 2024

BERIKUTNYA

Sambut Libur Nataru, Whoosh Tambah 8 Perjalanan Per Hari Nih. Ini Jadwalnya.

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: