Koleksi busana karya Nurlena Rahmad Mas'ud di Balikpapan Fashion Week 2023. (Sumber gambar: Balikpapan Superblock)

Balikpapan Fashion Week Jadi Pendorong Geliat Ekonomi Kreatif di 'Kota Minyak'

30 November 2023   |   21:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Gegap gempita ajang mode tak hanya terjadi di Jakarta sebagai ibu kota tapi juga di daerah-daerah lain salah satunya Balikpapan. Di wilayah yang dijuluki Kota Minyak itu, hadir acara mode Balikpapan Fashion Week yang belum lama ini rampung digelar. Tahun ini, menjadi gelaran ketiga kalinya bagi Balikpapan Fashion Week (BFW) sejak dimulai pada 2019.

Ajang mode terbesar dan bergengsi di Kalimantan Timur itu menjadi wadah bagi para desainer dan UMKM lokal untuk menunjukkan kualitas sekaligus mempromosikan produk-produk fesyen unggulan daerah. Terdapat 18 desainer yang berpartisipasi dalam BFW 2023 yang terdiri dari para perancang busana lokal dan nasional, UMKM, dan siswa SMK berbakat.

Mereka adalah Nurlena Rahmad Mas'ud, Agnes Linggar Budhisurya, Naniek Rachmat, Ivan Gunawan, Laudya Chintya Bella, Mario, dan Dekranasda Balikpapan. Ada pula UMKM Balikpapan, SMK Negeri 4 Balikpapan, APPMI Kaltim, Primas G Hanta X Azalea, Javabor by Tyas Dani, UMKM Bhayangkari PPU X Ayu Martha, Rumah Ampiek X Nadhila Shabrina, KurniaWP Batik, White Mode, Hammer, dan 3Second.

Sejumlah desainer dan UMKM tampil percaya diri menunjukkan koleksi fesyen terbaru mereka, yang disambut antusias oleh para audiens. Ragam busana dengan berbagai model, motif, dan warna dipamerkan dalam acara pergelaran busana yang berlangsung selama tiga hari tersebut. BFW pun dinilai mampu membangkitkan nilai ekonomi kreatif di Balikpapan, khususnya dalam bidang fesyen.

Desainer Naniek Rachmat menilai bahwa gelaran Balikpapan Fashion Week merupakan ajang penting untuk melihat perkembangan industri mode di Kota Minyak tersebut. Sebab, menurutnya, industri fesyen di Balikpapan sudah makin berkembang, tak kalah dengan daerah-daerah lain di Indonesia. Hanya, dia menyayangkan bahwa para desainer yang mengikuti ajang tersebut kurang mendapatkan pendampingan sebelum menampilkan koleksi busananya.

Menurutnya, untuk lebih mengangkat karya fesyen dari Balikpapan, para desainer seharusnya mendapatkan pendampingan terkait perkembangan tren mode dunia yang nantinya bisa diaplikasikan dalam koleksi mereka. Pasalnya, Naniek berpendapat, untuk bisa diterima dengan pembeli hingga ke mancanegara, kain-kain wastra khas Balikpapan yang diangkat oleh para desainer harus lebih mengikuti selera pasar dunia. Hal itu berkaitan dengan model, motif, warna, hingga material.

Oleh karena itu, dia menuturkan bahwa Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) akan senantiasa berkoordinasi dengan para desainer yang ada di Balikpapan, agar tetap mendapatkan informasi terkait tren mode yang tengah berkembang sekaligus kegiatan pendampingan secara langsung.

"Jadi tiap enam bulan kita kasih info tren [mode dunia]. Kita mungkin enggak bisa persis tapi mengadopsinya sebagian. Seperti sekarang itu [trennya] simpel, dan warna Bumi semua. Desainer itu harus ikut tren, agar barangnya laku dan bisa dijual ke luar negeri," tegasnya.
 

f

Beberapa koleksi busana di Balikpapan Fashion Week 2023. (Sumber gambar: Balikpapan Superblock)

Senada, Desainer Agnes Linggar Budhisurya berpendapat ajang Balikpapan Fashion Week harus terus diadakan setiap tahunnya. Sebagai calon kota penyangga IKN, katanya, Balikpapan harus mulai berbenah untuk bisa menonjolkan potensinya di segala bidang tak terkecuali fesyen. "Supaya menarik dunia untuk berkunjung ke Indonesia," ujarnya.

Untuk sampai pada posisi tersebut, perempuan berusia 78 tahun itu menilai para desainer di Balikpapan harus lebih mengeksplorasi diri serta mengikuti perkembangan tren mode baik dari segi pemilihan warna ataupun material.

Sebab, menurutnya, Balikpapan memiliki kekayaan budaya yang bisa dieksplorasi lagi dengan sentuhan yang lebih internasional agar dapat diterima kalangan luas. "Itulah peran desainer untuk mengolahnya," terangnya.

Lebih dari sekadar ajang mode, BFW juga menjadi salah satu upaya untuk meningkatkan industri ekonomi kreatif di Balikpapan. Terlebih, Balikpapan bakal menjadi salah satu kota penyangga Ibu Kota Negara (IKN). Posisi strategis ini pun dipandang harus disambut antusias oleh pemerintah dan para pelaku industri ekonomi kreatif di Balikpapan, sehingga menjadi sumber pendapatan andalan baru di Kota Minyak itu.

Ekonomi Kreatif
General Manager E-Walk & Pentacity Yudhi Saharuddin mengatakan gelaran BFW terbukti mampu menggerakkan roda perekonomian industri kreatif di Balikpapan. Dia memaparkan, selama gelaran itu, hadir setidaknya 40.000 pengunjung pada setiap harinya. Audiens yang datang pun bisa menjadi potensi buyer baru bagi para jenama dan desainer yang berpartisipasi.

Tak hanya dari sisi jumlah pengunjung, geliat ekonomi juga tampak pada meningkatnya angka okupansi hotel khususnya di  kawasan Balikpapan Super Block (BSB). "Saya cek kemarin dengan manajemen, selama tiga hari acara ini, tingkat okupansi kita sudah 100 persen malah overbook," ungkapnya.

Menurut Yudhi, sebagai calon kota penyangga IKN, Balikpapan harus bersiap untuk menjadi pintu gerbang masuknya banyak orang dari berbagai daerah bahkan negara lain. Kondisi itu, katanya, harus disikapi dengan ketersediaan sarana dan prasarana yang memadai sebagai tempat penyelenggaraan berbagai acara. Termasuk, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang lebih kreatif dan inovatif agar bisa bersaing.

Founder Balikpapan Fashion Week Natalia Sumasto Tjia menyampaikan masyarakat Balikpapan harus menjadi pemain utama untuk mengolah industri kreatifnya. Jangan sampai sebaliknya. Berubahnya status Balikpapan menjadi kota penyangga IKN justru dimanfaatkan oleh orang-orang pendatang dari luar kota tersebut.

"Apalagi Balikpapan ini sebagai kota yang paling maju di Kalimantan Timur, jadi seharusnya bisa menjadi wadah untuk mendukung industri-industri kreatif khususnya fesyen," katanya.

Oleh karena itu, Natalia memastikan bahwa ke depannya BFW akan terus digelar. Melihat besarnya antusiasme dari masyarakat, dia mengatakan bahwa BFW 2024 akan digelar di tempat yang lebih besar. Termasuk, mendatangkan lebih banyak desainer nasional ke acara tersebut.
 

Beberapa koleksi busana di Balikpapan Fashion Week 2023. (Sumber gambar: Balikpapan Superblock)

Beberapa koleksi busana di Balikpapan Fashion Week 2023. (Sumber gambar: Balikpapan Superblock)

Di ajang BFW 2023 yang digelar pada 27-29 Oktober 2023 di Atrium Pentacity Mall Superblock Balikpapan, seluruh busana yang dipamerkan merupakan hasil eksplorasi dan kreativitas para desainer dalam mengolah kain wastra. Hal itu misalnya tampak pada koleksi Batik Kelubut oleh Nurlena Rahmad Mas'ud, dan koleksi Panggung Ragam Budaya karya desainer senior Agnes Linggar Budhisurya.

Ada pula eksplorasi perpaduan antara kain wastra dengan budaya mancanegara, seperti yang dihadirkan oleh desainer Primas Gigih Prihanta dalam koleksi Too-lala. Sang desainer memamerkan koleksi busana dengan motif-motif hasil perpaduan budaya khas Kalimantan dengan pakaian tradisional Tibet.

Hal serupa juga ditunjukkan oleh desainer Tyas Dwi Hardani. Dengan jenama Javabor, sang desainer memamerkan koleksi busana perpaduan antara gaya fesyen Korea Selatan dengan sentuhan wastra yang diberi judul Dae-bak. Dengan tangan kreatifnya, kain wastra hadir dengan ragam busana yang lebih kasual, chic, dan kekinian.

Kreativitas pada desainer juga termasuk mengeksplorasi ragam busana dengan proses penciptaan yang lebih ramah lingkungan. Seperti yang dilakukan oleh desainer Nadhila Sabrina dengan koleksinya bertajuk Abiyasa. Sang desainer menghadirkan delapan busana kantor yang dibuat menggunakan ecoprint, teknik pewarnaan dan pemberian motif pada kain dengan bahan-bahan alami.

Spirit penciptaan fesyen yang lebih ramah lingkungan juga digaungkan oleh desainer kenamaan Naniek Rachmat dalam koleksi Pesona Batik Lawasan. Koleksinya terdiri dari 8 busana batik dengan ragam model, warna, dan motif, yang menghadirkan kesan etnik sekaligus edgy. Melalui koleksi tersebut, Naniek ingin mengangkat kembali motif-motif batik cap dengan pewarnaan alami dari masa lalu.

Panggung BFW tak hanya terbuka bagi para desainer profesional, tetapi juga bagi para siswa berbakat. Salah satunya yang mencuri perhatian ialah koleksi Harukareh karya dua siswa SMKN 4 Balikpapan, Meidifa Maulidiya dan Nur Fadia Fildzah. Sebelum di BFW, koleksi tersebut telah lebih dulu melenggang di ajang Front Row Paris pada 2-3 September 2023.


(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Roni Yunianto
 

SEBELUMNYA

Pencinta Olahraga Ekstrem Merapat! Pameran Deep and Extreme Indonesia Bakal Hadir Tahun Depan

BERIKUTNYA

Mengenal Penyakit Mata Ikan di Kaki, Mulai dari Penyebab sampai Pengobatannya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: