Drone VTOL Raybe – Micasense RE P RGB (Sumber gambar: tangkapan layar laman Terra Drone)

Mengenal Drone Buatan Indonesia yang Dilirik oleh Jepang

14 August 2023   |   21:00 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia ternyata memiliki drone, bernama Raybe. Kemampuan vertical take-off dan landing yang dimilikinya menjadi alasan pesawat tanpa awak tersebut diminati oleh pasar mancanegara dan mendapatkan pesanan sebanyak 40 unit.

CEO BETA-UAS Indra Permana Sopian mengatakan bahwa alasan pesawat tanpa awak ini diminati adalah karena Raybe merupakan drone pemetaan dengan kemampuan vertical take-off & landing (VTOL), sehingga sangat cocok dioperasikan di daerah terpencil dengan bukaan yang sempit. “Yang mampu memetakan lebih dari 160 ha dalam sekali penerbangan,” katanya kepada Hyepabis.id pada Senin, 14 Agustus 2023.

Baca juga: Dilengkapi Tiga Kamera Canggih, Intip Fitur Andalan Drone DJI Mavic 3 Pro

Selain itu, pesawat tanpa awak ini juga memiliki keunggulan lain seperti terbuat dari material komposit sehingga memiliki ketahanan tinggi. Kemudian, dirancang untuk beroperasi di daerah tropis.

Perbaikan dan perawatannya yang terjamin karena diproduksi di Indonesia juga menjadi keunggulan lain drone ini selain harganya yang lebih terjangkau jika dibandingkan dengan produk sekelas.

Menurutnya, 40 unit pesawat tanpa awak Raybe yang dijual ke Jepang adalah untuk selama 2 tahun dengan nilai sekitar Rp12 miliar mengingat harganya dimulai dari Rp300 juta per unit.

Dia menambahkan, pada saat ini, tantangan terbesar yang dihadapi oleh perusahaan adalah penetrasi di pasar. “Karena drone termasuk teknologi mahal, sehingga masih cukup sulit meyakinkan user bahwa produk lokal tidak kalah kualitasnya dengan produk drone dari luar negeri,” ujarnya.

Tantang lain adalah terkait rantai pasok. Menurutnya, ekosistem komponen elektronik di Indonesia – khususnya drone – belum banyak. Kondisi ini membuat sebagian besar komponen elektrik masih di datangkan dari luar negeri.

Komponen-komponen yang masih impor secara otomatis berpengaruh terhadap harga jual. Padahal, harga pesawat tanpa awak itu bisa lebih murah jika tersedia di dalam negeri.

Dia menuturkan bahwa komponen seperti baterai, propeller, motor listrik, autopilot, dan kabel sebenarnya sudah sangat mungkin diproduksi di dalam negeri.

Tantangan lainnya adalah sangat sulit bagi perusahaan mencari investor untuk teknologi perangkat keras yang pada umumnya memiliki belanja modal tinggi. “Tidak seperti teknologi software atau aplikasi,” katanya.

Dalam mengatasi tantangan tersebut, perusahaan memulai dengan membangun bisnis hilir terlebih dahulu, yaitu penyediaan jasa drone seperti survey dan pemetaan di berbagai industri melalui perusahaan-perusahaan penyedia jasa seperti Terra Drone.

Menurutnya, penyerapan drone lokal akan kian besar jika industri jasa drone makin besar dan kebutuhan produknya yang reliable juga kian meningkat.

“Makin besar drone lokal yang terserap, maka makin mendorong investor untuk melirik industri drone dan komponen lokal,” katanya.

Dia menambahkan, program pemerintah yang mendorong penggunaan produk dengan sertifikasi TKDN juga mendukung upaya perusahaan. Selain itu, dalam mengatasi tantangan yang ada, perusahaan juga menjalani kerjasama strategis dengan service provider seperti Terra Drone guna menumbuhkan kepercayaan user lain untuk menggunakan produk drone lokal.

Gilang Wirata Pratama, Chief Marketing Officer PT Terra Drone Indonesia, mengatakan bahwa perusahaan adalah pengguna, membeli, dan distributor untuk ekspor ke sejumlah negara.

Dia menuturkan bahwa pesawat tanpa awak Raybe sudah sering digunakan oleh perusahaan untuk pekerjaan industri di Indonesia. Kemampuan drone tersebut dapat bersaing dengan pesawat tanpa awak dari luar negeri yang biasa digunakan untuk pemetaan.

Menurutnya, Raybe sudah menggunakan VTOL sehingga lebih mudah untuk take-off dan landing. “Drone serupa banyak, tapi dari luar negeri,” katanya.

Selain itu, perawatan pesawat tanpa awak itu juga tidak rumit dan susah; sudah dilengkapi dengan GPS PPK emlid; dan sudah memiliki sertifikasi TKDN.

Secara keseluruhan, produktivitas dan kapasitas operasi juga lebih baik. Dia menuturkan bahwa beberapa pekerjaan selesai lebih cepat dengan hasil akurat.  Dikutip dari laman Terra-Drone, berikut spesifikasi drone Raybe:

Drone VTOL Raybe – 24 MP

Fixed-wing with VTOL configuration
Endurance 50 minutes
Telemetry Radius 15 km
Max. payload 500 grams
Material fibreglass composite
Full electric
Camera 24 MP
Rugged Transport Case

Drone VTOL Raybe – Micasense RE P RGB

Fixed-wing with VTOL configuration
Endurance 50 minutes
Telemetry Radius 15 km
Max. payload 500 grams
Material fibreglass composite
Full electric
Camera Multispectral
Rugged Transport Case

Baca juga: Intip Kecanggihan Cyber Drone 9, Teknologi Patroli Internet Siap Sergap Konten Hoaks

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Lebih dari 2 Juta Orang Indonesia Jadi Vegetarian, Ini Manfaat & Tantangan yang Dirasakan

BERIKUTNYA

5 Panduan Memulai Rutinitas Berolahraga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: