Streamer Luthfi Halimawan (Sumber gambar: Instagram/Luthfi Halimawan)

Luthfi Halimawan di Ruang Kreator Digital & Bisnis

10 January 2023   |   14:11 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Like
Tidak semua kreator tahan banting di dunia digital. Siapa yang mampu menjaga eksistensinya dengan baik, maka rentetan kesuksesan akan mengikutinya. Luthfi Halimawan contohnya. Pria kelahiran 21 Januari 1994 ini tidak pernah puas berdiri di zona nyamannya. Setelah sukses sebagai kreator dan pebisnis muda, kini dia tengah merencanakan sesuatu yang baru.
 
Pria yang akrab disapa Bang Upi ini menghadap kamera dengan rona wajah cerah. Begitulah gambaran saat Luthfi melakukan wawancara daring dengan tim Hypeabis.id melalui Google Meet pada 3 Januari 2023. Mengawali tahun yang baru, Luthfi masih duduk di tempat ternyamannya, sebuah ruangan studio tempatnya membuat video yang disiarkan melalui YouTube.
 
Meski demikian, kenyamanan Luthfi di studio bernuansa teknologi modern tersebut bertolak belakang dengan jiwa eksplorasinya. Pria asal Bandung ini tidak pernah berhenti membuat kejutan-kejutan baru kepada para pengikutnya. Kepribadiannya yang kuat berhasil membuat pengikutnya loyal dengan apapun yang dibuat Luthfi. Mulai dari Youtuber, bisnis clothing pop kultur, hingga gebrakan baru yang bersiap dilakukan Luthfi tahun ini.

Baca jugaVTuber, Mengaburkan Batas Imajinasi & Realita?
                                                                                                       
Walaupun Luthfi memulai kariernya sebagai disc jockey (DJ), dapat diakui jika platform YouTube-lah yang menjadi tonggak perjalanan karier Luthfi dimulai. Sejak 2016, dia konsisten mengunggah video-video gaming hingga namanya sebagai kreator mengaung. Kini Luthfi sudah dikenal lebih jauh sebagai pebisnis yang berhasil menelurkan Faith Industries, sebuah brand clothing yang mengambil karakter anime dan game sebagai inspirasinya.
 
Menginjak tahun ke-7 perjalanannya dalam dunia digital, Luthfi pun berbagi mengenai rencananya di 2023 ini. Selain bisnis, dia mengantongi ide untuk mulai kembali ke asal mula dia memulai kariernya dahulu.
 
Berikut petikan wawancara Hypeabis.id dengan Luthfi Halimawan mulai dari napak tilas karier hingga mimpi yang ingin Luthfi capai di tahun ini.
 

Konten Shift Malam (Sumber gambar: Instagram)

Konten Shift Malam (Sumber gambar: Instagram)

Apa yang membuat Bang Upi terjun ke dunia kreator khususnya YouTube waktu 2016 lalu?

Awalnya pengen kerja sehabis lulus kuliah. Tapi setelah dirasa-rasa, aku enggak mau kerja sama orang. Dari sana udah kepikiran pengen buka perusahaan sendiri sebenernya. Pernah juga nyoba terjun ke bisnis makanan dan minuman selama 2 tahun akhirnya kolaps. Akhirnya mutusin stop bisnis dan ngeliat YouTube lagi rame waktu itu. Jadi ikut terjun aja nyobain.
 

Mengapa memilih konten gaming untuk memulai karier di YouTube? Game apa yang waktu itu bikin YouTube Bang Upi banjir penonton?

Aku mulai terjun ke YouTube itu 2016. Dari awal memang udah pengen konsisten dengan dunia game. Karena aku memang suka game.  Ada beberapa titik balik saat channel YouTube-ku naik, yaitu pas mainin game Naruto sama Attack on Titan. Terus satu game selanjutnya yang bikin perkembangan channel cepet itu game Persona.
 

Seiring dengan konten Bang Upi yang dari tahun ke tahun terus naik penontonnya, pasti ada campur tangan personal branding yang dijual di setiap kontennya. Personal branding seperti apa yang Bang Upi jual ke muka publik?

Kalau dibilang apakah kepribadian aku di YouTube dengan keseharian sama, sebetulnya enggak juga. Aku di rumah lebih pendiam dan cenderung males ke mana-mana. Di YouTube, aku tampil sebagai sosok yang aktif dan mencoba memberi energi riang ke penonton. Sampai aku rasa energinya ikut sampe ke penonton. Istilahnya kalau aku deliver senang, mereka juga merasa senangnya gitu.
 

Seberapa penting personal branding dalam perjalanan karier Bang Upi?

Sangat penting. Enggak semua sifat asli kita akan diterima publik. Namanya juga figur publik. Jadi harus coba sesuaikan kemampuan diri dengan branding seperti apa yang ingin ditampilkan. Misalnya aku dan Regi atau yang dikenal dengan MiawAug, kami suka dianggap Malaikat dan Iblisnya YouTube. Aku sering disebut iblisnya dan Regi malaikatnya. Itu perumpamaan aja yang membuktikan kalau personal branding di dunia digital sengaruh itu.
 

Bang Upi terlihat sangat rapi membangun komunitas penonton mulai dari Youtube, Facebook, Discord,  dan lainnya. Bagaimana strategi Bang Upi membangun engagement dengan viewers dari konten yang dibuat?

Aku menganggap penonton itu sama dengan konsumen. Aku kasih jasa hiburan di YouTube, maka mereka memberi loyalitas ke aku. Aku berusaha build up komunitasku dengan tidak melepas mereka. Misalnya setiap bulan kita ada acara ngobrol-ngobrol santai di Discord. Intinya bagaimana caranya membawa mereka bersama kita. Semakin loyal mereka, maka branding kita pun semakin kuat.
 

Beralih membahas bisnis clothing Faith Industries. Brand yang membawa konsep budaya pop kultur ala Jepang mulai dari karakter anime hingga game. Apa yang membuat Bang Upi mengangkat konsep ini? Apa menariknya konsep ini untuk Faith Industries?

Pertama aku jelaskan dulu, aku suka banget sama budaya Jepang. Mungkin dari SD. Anime favoritku waktu itu Digimon. Seiring waktu, aku juga jadi suka bahas tentang Jepang sama penontonku. Eh ternyata ketemu jalannya. Penontonku lama-kelamaan tersegmentasi dengan penyuka pop kultur Jepang mulai dari game, musik, sampai musik Jepang. Intinya aku jadi sudah tau marketku sendiri.
 
Dari situ langsung aja tanya ke penonton, kira-kira kalau aku bikin streetwear ala anime pada mau enggak. Ternyata animonya besar. Dari sana aku melakukan riset dan akhirnya bikin Faith Industries. Lewat clothing ini, aku mau bikin fashion ala anime yang enggak terlihat norak. Mau ngasih tau kalau keren kok untuk menggunakan karakter anime favorit kalian dalam bentuk clothing. Tentunya Faith juga menawarkan desain yang segar di tengah desain baju Jejepangan yang itu-itu aja.
 

Kenapa budaya Jepang dan anime menjadi hal yang sangat menarik dan unik di mata Bang Upi?

Secara umum ya, aku merasa Jepang itu bersih, rapi, disiplin, dan budayanya tuh kaku. Somehow aku malah suka dengan budaya kaku atau strict ini. Banyak aturan yang dibuat sangat kaku tapi masuk akal. Secara budayanya, aku suka banget desain atau apapun yang tampak klasik ala Asia Jepang gitu.
 

Bang Upi pernah bilang di Youtube kalau anime sudah diproyeksikan akan ramai beberapa tahun ini. Dari situlah Bang Upi menelurkan Faith Industries dengan konsep serupa. Apa yang bikin Bang Upi kepikiran hal demikian?

Yup, prediksiku secara pribadi memang dunia anime ini bakal ramai dan tren di Indonesia. Jadi aku proyeksikan hal itu ke dalam bisnis clothing. Aku melihat awal masuk Covid orang banyakan gabut dan mencari tontonan ya. Bahkan statistik YouTube aku pun naik di jam-jam sibuk sekalipun.

Begitupun yang nonton anime. Aku sempat tanya juga sama sekitar yang normies alias enggak pernah suka bahkan nyentuh dunia anime sedikitpun, mereka saat itu mulai jadiin anime tontonan. Dari sinilah polanya kelihatan.
 
Beberapa tahun ini bahkan banyak yang jadi FOMO dengan anime. Mereka mulai takut ketinggalan tren. Jadi ya ini sebuah peluang untuk mengikuti tren yang hype, sekaligus memang aku juga penyuka anime kan.
 

Artikel terlaris Faith Industries?

Ada tiga artikel terlaris kita itu Attack on titan, Jujutsu Kaisen, sama One Piece, sold up dalam waktu 30 detik aja waktu itu. Kalau artikel terlaris Faith sejauh ini masih dipegang pas kolaborasi dengan EVOS Esports, kita jual 1500 pcs dan habis dalam waktu 1 jam. Dapet market baru juga dari sana dari penyuka game dan Esports.
 

Bagaimana dengan konsep clothing yang sengaja dibuat limited? Kenapa tidak mengambil pasar mainstream dengan mass production saja?

Aku sengaja bikin Faith jadi premium dan limited clothing. Salah satu trik yang aku terapkan juga adalah demand over supply untuk membuat brand ini terasa premium. Jadi kita cuma mengeluarkan beberapa aja. Sementara kalau untuk mass production aku sengaja bikin Servabo, clothing dengan konsep yang mirip-mirip tapi lebih cocok buat harian dan lebih kasual.
 

Menurut Bang Upi, apakah konsep anime dan Jepang ini akan langgeng? Apakah ini hanya menjadi tren sesaat saja?

Aku bisa bilang pop kultur Asia ini kuat banget. Enggak Cuma Jepang, tapi juga Korea. Begitupun dunia anime yang lahir dari budaya Jepang, akan sangat susah untuk dipatahkan.
 

Artikel apalagi dari Faith Industries yang bakal keluar tahun ini?

Kita sudah pegang lisensi untuk Jujutsu Kaisen, Evangelion, Dr. Stone, dan yang paling ditunggu-tunggu Chainsaw Man.
 

Bang Upi juga sering menjadi partner perusahaan teknologi gadget dan game. Seperti apa sih brand melihat Bang Upi hingga akhirnya tertarik kolaborasi? Apakah ada kesamaan market ke industri teknologi?

Aku bisa bilang menerapkan prinsip loyal ke partner atau brand. Enggak jadi sekedar partner project tertentu terus cabut. Misalnya, tetap kasih insight menarik tentang market brand, bagaimana proyeksi dan potensi pengembangan, dan kasih umpan balik. Simbiosis mutualisme yang berbasis loyalitas ini bisa bikin brand nyaman sama kita.
 

Bang Upi baru aja investasi besar di agensi Vtuber bernama Virtunix. Kenapa memutuskan untuk jadi investor di komunitas Vtuber?

Aku sudah lama pengen bikin agensi Vtuber sendiri. Tapi aku ngerasa akan susah menjaga pola dan mengurusnya. Jadi aku lebih memilih agensi Vtuber yang aku suka aja terus invest disana. Itupun aku harus ambil waktu beberapa lama untuk liat marketnya dulu sampai akhirnya aku putuskan invest. Jadi secara tidak langsung aku yang punya hak cipta Vtubernya.
 

Apa yang sekarang jadi fokus Bang Upi alam mengembangkan komunitas penonton?

Sekarang aku masih tetap main game, sering juga mabar sama penonton di game-game multiplayer gitu. Tapi kalo secara konten aku lagi coba melihat potensi konten baruku yaitu Shift Malam dan Food Battle. Targetnya mau ambil beberapa penonton yang lebih dewasa.

Karena aku lihat dari statistik juga, mayoritas yang nonton channel-ku sudah kerja dan banyak yang kerja malam makanya aku bikin konten Shift Malam, membahas konspirasi dan fakta tentang misteri apapun, tujuannya untuk menemani penonton yang kerja malam. Kalo food battle memang konten seru-seruan aja ngebandingin dan ngerating makanan.
 

Dengan segala pencapaian yang sudah Bang Upi sabet di berbagai bidang, Apa lagi yang menjadi 'dahaga' bagi Bang Upi? Apakah masih ada tantangan tertentu yang harus ditaklukan?

Jujur, dulu aku sangat ambisius. Pernah punya cita-cita harus punya 100 karyawan, alhamdulillah 3 bulan kemudian kejadian. Dulu juga punya milestone tersendiri, misal waktu itu pernah pengen jadi streamer dengan penonton tertinggi. Tapi sekarang rasanya lebih ke menerima dan menjaga yang sudah ada aja. Drive terbesarku sekarang ya keluarga dan tim yang bersamaku sekarang.
 

Apa proyek dan rencana Bang Upi buat tahun ini?

Aku pengen balik lagi ke dunia musik, tempat pertama aku terjun dapet penghasilan istilahnya. Aku mau produce musik biar pas ngumpul sama penonton juga bisa sekalian ngisi panggungnya. Untuk Faith Industries, aku sudah jual saham 10 persennya ke perusahaan besar. Jadi aku bisa nyantai dan lebih sibukin diri untuk produce musik di tahun ini. Sama pastinya mau jalan ke Jepang lagi tahun ini.
 

Pesan Bang Upi untuk anak muda?

Sebenarnya ini sebuah pernyataan pahit. Tapi benar bahwa tidak semua orang terlahir untuk menjadi kepala. Mungkin kalian nggak bisa jadi kepala, tapi janganlah malu untuk menjadi kaki atau tangan. Untuk menjadi kepala, tanggung jawabnya besar. Tidak semua bisa. Kepala pun akan kesusahan jika kaki dan tangan tidak mendukungnya.
 
Bagi yang ingin memulai bisnis, pastikan dulu cocok enggak sih kamu terjun ke bisnis tersebut. Kalau enggak cocok ya jangan maksa, kamu bisa kasih bisnis itu untuk dijalankan orang lain yang lebih ngerti di bidang itu. Artinya biar orang yang pantas yang menjalani dan kita investasi aja disana. Intinya, know your potential.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Ingin Bisnis Naik Kelas? Yuk Terapkan Strategi Marketing 4C

BERIKUTNYA

Tingkatkan Literasi Baca, Kemenparekraf Meluncurkan Perpustakaan Digital

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: