Bandung Tour on Bus, Bandros (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)

Menjajal Bus Bandros, Wisata Sejarah Sekaligus Keliling Tempat Viral di Bandung

03 January 2023   |   09:00 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, siapa nih yang sudah pernah naik bus Bandros di Bandung? Yup, bus Bandros menjadi akomodasi wisata yang siap memfasilitasi kamu berkeliling Bandung. Mulai dari tempat bersejarah hingga tempat viral, kamu akan diajak menyaksikan keindahan kota Bandung dari atas bus bernuansa klasik ini.

Dilansir dari situs Pemerintah Kota Bandung, Bandros merupakan kepanjangan dari Bandung Tour on Bus, yang pertama kali diresmikan pada malam Tahun Baru 2014 oleh Walikota Bandung saat iyu, Ridwan Kamil. Bus wisata ini dapat menampung kurang lebih 20-30 orang tergantung kapasitas kursi setiap bus yang berbeda-beda.

Hypeabis.id pun mencoba menjajal bus Bandros yang rutenya dimulai dari kawasan Alun-Alun Bandung. Sebelum masuk ke Bandros, penumpang diharapkan melakukan pendaftaran ke petugas yang ada di titik lokasi. Selanjutnya, petugas akan memanggil nama yang mendaftar untuk duduk di kursi Bandros.

Baca juga: Mencicipi Sweet Cantina, Es Krim Favorit Ridwan Kamil yang Semakin Viral di Bandung

Setelah duduk di Bandros, kamu harus menyiapkan uang senilai Rp20.000 untuk membeli tiketnya. Kemudian perjalanan akan dimulai dari sekitar Alun-Alun Bandung menuju Jalan Banceuy, sebuah jalan yang menandai penjara tempat Presiden pertama Indonesia, Soekarno Hatta yang pernah ditahan oleh Belanda pada Desember 1929. Saat ini, penjara Banceuy dianggap sangat bersejarah dan sudah dijadikan monumen.
 

Penjara Banceuy (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)

Penjara Banceuy (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)


Perjalanan berlanjut menuju area Cikapundung dan Braga. Braga merupakan jalan yang sangat ikonik di kota Bandung. Jalan ini menjadi pusat nongkrong anak milenial Bandung dengan desain arsitekturnya yang unik. Bahkan Jalanannya sengaja tidak diaspal, melainkan dibangun dengan batu andesit.

Bus Bandros berlanjut mengitari area Suniaraja, Perintis Kemerdekaan, hingga Ir H Djuanda yang lebih akrab di telinga dengan sebutan Dago. Kepada penumpang Bandros, petugas menceritakan jika Dago berasal dari Bahasa Sunda yang disebut Dagoan yang artinya menunggu.

Kata itu mulanya muncul di zaman Belanda, saat kawasan Dago masih sepenuhnya hutan. Masyarakat di sana memiliki kebiasaan untuk saling menunggu sebelum berangkat ke area kota. Mereka menggunakan istilah dagoan yang membuat Jalan Ir H Djuanda lebih dikenal dengan nama Dago hingga saat ini.

Bandros terus melaju melewati area Dipenogoro hingga Citarum. Jalan Dipenogoro menjadi saksi gedung bersejarah bernama Gedung Sate yang dibangun pada 1920. Nama Gedung Sate diambil dari bentuk bagian atap bangunannya yang menyerupai tusuk sate pelambang 6 juta gulden yaitu mata uang Belanda di zaman dahulu.
 

Gedung Sate, Bandung (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)

Gedung Sate, Bandung (Sumber gambar: Indah Permata Hati/Hypeabis.id)


Di Jalan Citarum, ada sebuah sekolah yang menjadi latar belakang kisha romantis dua pemuda Bandung pada zamannya yaitu Dilan dan Milea di SMA Negeri 20 Bandung. Cerita keduanya pun sukses diangkat dalam film berjudul Dilan 1990 dan Dilan 1991.

Bus berwarna ini terus berjalan ke jalan Lombok, Aceh, Sumatera, Tamblong, hingga ke sebuah jalan utama paling penting di Bandung yaitu Jalan Asia Afrika. Genhype pasti sudah tidak asing dengan nama jalan yang menjadi saksi konferensi penting tingkat dunia ini. Dinamai jalan Asia Afrika karena Bandung menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika pada April 1955.

Tidak hanya menjadi saksi penting dari konferensi dunia, Jalan Asia Afrika juga menjadi sejarah panjang lahirnya kota Bandung. Tepat di seberang Hotel Savoy Homan, terdapat monumen titik nol kota Bandung yang kisah mulanya berasal dari ditancapkannya tongkat Gubernur Hindia Belanda pada zamannya yaitu Deandeals. Sambil menancapkan tongkatnya sebelum pergi dari Bandung, dia berkata ketika dia kembali lagi ke Bandung, maka kota ini sudah harus menjadi kota yang besar.

 
1
2


SEBELUMNYA

Menparekraf Pede Jumlah Wisatawan Bakal Melonjak usai Pencabutan PPKM

BERIKUTNYA

Banjir Mulai Surut, Perjalanan Kereta Api Semarang Berangsur Normal

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: