Biar Keuangan Aman, Pastikan 3 Hal Ini Sebelum Liburan Akhir Tahun
29 December 2022 |
18:12 WIB
Minat masyarakat untuk berwisata pada momen libur akhir tahun diprediksi akan tinggi. Menurut survei yang dilakukan Populix baru-baru ini menemukan bahwa sebanyak 87 persen responden telah merencanakan liburan pada pengujung tahun ini.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 96 persen responden menyatakan lebih memilih bepergian di dalam negeri. Sementara hanya 4 persen yang berencana liburan akhir tahun ke luar negeri.
Survei tersebut juga memaparkan bahwa rata-rata bujet yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia untuk liburan akhir tahun ini yaitu sebesar Rp1 juta-Rp3 juta sebagaimana diakui oleh sebanyak 47 persen responden.
Sementara itu, sebanyak 23 persen responden mengeluarkan bujet kurang dari Rp1 juta, dan 22 persen lainnya mengaku menyiapkan bujet sebesar Rp4 juta-Rp6 juta. Di sisi lain, sebagian besar responden mengalokasikan sebesar Rp250.000-Rp500.000 untuk keperluan akomodasi.
Baca juga: 5 Destinasi Kota Wisata Perbukitan, Cocok untuk Glamping bareng Keluarga di Liburan Nataru
Namun, euforia momen libur akhir tahun tak jarang membuat banyak orang larut dan tanpa sadar telah bersikap konsumtif mulai dari berlibur hingga berbelanja. Oleh karena itu, penting untuk melakukan persiapan bujet dengan matang agar kondisi keuangan tetap aman.
Perencana keuangan sekaligus Founder Finansialku, Melvin Mumpuni, mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan bujet liburan. Pertama, pastikan kebutuhan primer Anda telah tercukupi.
Menurutnya, liburan adalah salah satu kebutuhan sekunder. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk liburan, penting untuk memastikan kondisi keuangan sudah sehat terlebih dahulu.
"Kalau belum, bujetnya mending dipakai untuk menyiapkan keuangan terlebih dahulu misalnya untuk dana darurat," ujar dia saat dihubungi Hypeabis.id, baru-baru ini.
Melvin mengatakan, momen libur akhir tahun ini cukup berbeda dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, di mana masyarakat dihadapkan dengan ancaman resesi global yang diprediksi akan terjadi pada tahun depan. Terlebih, beberapa bulan terakhir, banyak pekerja yang terkena pemutusan hubungan kerja (PHK).
Dalam hal ini, Melvin mengatakan penting untuk membuat skala prioritas sebelum mengeluarkan bujet, terlebih jika memiliki utang. Dia menyarankan sebaiknya pastikan beban utang dalam keuangan telah terbayarkan, sebelum mengeluarkan bujet untuk liburan akhir tahun.
"Karena ada kemungkinan pada tahun depan, suku bunga itu akan naik lagi," tambahnya.
Jika memang kondisi keuangan sudah dinilai baik, hal kedua yang perlu dilakukan adalah menyiapkan bujet. Dia menyarankan sebaiknya tentukan bujet yang akan digunakan untuk liburan dan pisahkan dengan anggaran untuk keperluan lainnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi over budget atau pengeluaran yang tidak terkendali.
"Jadi kalau disiapkan itu enaknya kita enggak akan kebobolan soal bujet. Kalau enggak disiapkan bahayanya kita tidak tahu ternyata over budget," katanya.
Selain itu, hal ketiga yang perlu dipastikan adalah tidak berutang untuk liburan. Ya, saat ini, banyak aplikasi travel ataupun e-commerce yang menawarkan fasilitas untuk membeli kebutuhan traveling dengan fitur paylater. Terkait hal ini, Melvin menyarankan sebaiknya jangan sampai memutuskan berutang untuk traveling yang menjadi kebutuhan sekunder.
"Kalaupun mau pakai kartu kredit, bayarnya full amount dan jangan dicicil," ucapnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Dari jumlah tersebut, sebanyak 96 persen responden menyatakan lebih memilih bepergian di dalam negeri. Sementara hanya 4 persen yang berencana liburan akhir tahun ke luar negeri.
Survei tersebut juga memaparkan bahwa rata-rata bujet yang dikeluarkan oleh masyarakat Indonesia untuk liburan akhir tahun ini yaitu sebesar Rp1 juta-Rp3 juta sebagaimana diakui oleh sebanyak 47 persen responden.
Sementara itu, sebanyak 23 persen responden mengeluarkan bujet kurang dari Rp1 juta, dan 22 persen lainnya mengaku menyiapkan bujet sebesar Rp4 juta-Rp6 juta. Di sisi lain, sebagian besar responden mengalokasikan sebesar Rp250.000-Rp500.000 untuk keperluan akomodasi.
Baca juga: 5 Destinasi Kota Wisata Perbukitan, Cocok untuk Glamping bareng Keluarga di Liburan Nataru
Namun, euforia momen libur akhir tahun tak jarang membuat banyak orang larut dan tanpa sadar telah bersikap konsumtif mulai dari berlibur hingga berbelanja. Oleh karena itu, penting untuk melakukan persiapan bujet dengan matang agar kondisi keuangan tetap aman.
Perencana keuangan sekaligus Founder Finansialku, Melvin Mumpuni, mengatakan ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan bujet liburan. Pertama, pastikan kebutuhan primer Anda telah tercukupi.
Menurutnya, liburan adalah salah satu kebutuhan sekunder. Oleh karena itu, sebelum memutuskan untuk liburan, penting untuk memastikan kondisi keuangan sudah sehat terlebih dahulu.
"Kalau belum, bujetnya mending dipakai untuk menyiapkan keuangan terlebih dahulu misalnya untuk dana darurat," ujar dia saat dihubungi Hypeabis.id, baru-baru ini.
Ilustrasi seseorang berwisata (Sumber gambar: Haley Black/Pexels)
Dalam hal ini, Melvin mengatakan penting untuk membuat skala prioritas sebelum mengeluarkan bujet, terlebih jika memiliki utang. Dia menyarankan sebaiknya pastikan beban utang dalam keuangan telah terbayarkan, sebelum mengeluarkan bujet untuk liburan akhir tahun.
"Karena ada kemungkinan pada tahun depan, suku bunga itu akan naik lagi," tambahnya.
Jika memang kondisi keuangan sudah dinilai baik, hal kedua yang perlu dilakukan adalah menyiapkan bujet. Dia menyarankan sebaiknya tentukan bujet yang akan digunakan untuk liburan dan pisahkan dengan anggaran untuk keperluan lainnya. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi over budget atau pengeluaran yang tidak terkendali.
"Jadi kalau disiapkan itu enaknya kita enggak akan kebobolan soal bujet. Kalau enggak disiapkan bahayanya kita tidak tahu ternyata over budget," katanya.
Selain itu, hal ketiga yang perlu dipastikan adalah tidak berutang untuk liburan. Ya, saat ini, banyak aplikasi travel ataupun e-commerce yang menawarkan fasilitas untuk membeli kebutuhan traveling dengan fitur paylater. Terkait hal ini, Melvin menyarankan sebaiknya jangan sampai memutuskan berutang untuk traveling yang menjadi kebutuhan sekunder.
"Kalaupun mau pakai kartu kredit, bayarnya full amount dan jangan dicicil," ucapnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.