Dua Tahun Pandemi, Industri Konser Musik Bangkit Lagi
15 December 2022 |
14:00 WIB
Setelah dua tahun pandemi, animo masyarakat Indonesia terhadap gelaran konser musik saat ini boleh dibilang sangat besar. Tak ayal, setiap gelaran konser musik dari berbagai skala yang mulai dihelat kembali tahun ini nyaris selalu dipadati pengunjung.
Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Dino Hamid, mengatakan melaju kencangnya industri konser musik tahun ini merupakan berkah dari pembatasan sosial masyarakat yang terjadi selama dua tahun lebih akibat pandemi.
Ya, industri konser musik adalah salah satu yang terdampak langsung dengan adanya pandemi Covid-19. Aturan pembatasan sosial yang berlaku saat itu membuat konser dan festival musik yang identik dengan kerumunan urung digelar.
Baca juga: Tiket Konser Westlife di Jakarta Ditambah, Catat Tanggal Penjualan & Harganya!
Di tengah kondisi menantang tersebut, sejumlah promotor masih berupaya untuk tetap menjalankan roda industri salah satunya dengan membuat konser musik virtual.
"Alhamdulillah kemarin Covid-19 menurun, di situlah berkahnya. Secara market, industri konser musik sekarang luar biasa growth-nya," kata Dino dalam acara diskusi Investree Conference 2022 di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Menurutnya, saat ini penikmat konser lebih didominasi oleh generasi Z dan Alpha yang baru menginjak usia remaja, di mana ketika pandemi, mereka tidak bisa keluar rumah untuk menikmati konser.
"Tapi hari ini, mereka merasakan pertama kali pengalaman berinteraksi di medium festival atau konser. Makanya sekarang setiap minggu konser atau festival dengan berbagai skala itu penuh," imbuhnya.
Kondisi tersebut, lanjut Dino, akhirnya membuat banyak bermunculan promotor baru yang mencoba peruntungan di industri konser musik. Sebagai pihak dari asosiasi, dia pun akan memastikan agar ekosistem industri konser bisa terus berjalan dengan baik.
Dino juga menuturkan pandemi yang terjadi menciptakan semacam era dan kultur baru dalam industri konser musik. Hal tersebut membuat baik dari sisi promotor sebagai penyelenggara ataupun penonton, dapat menyesuaikan perubahan tersebut.
Seperti misalnya dari sisi penonton. Dia mengatakan jika sebelumnya masyarakat menonton konser karena ingin melihat pertunjukan dari musisi atau grup musik idola, saat ini penonton juga harus memastikan kredibilitas dari promotor yang menyelenggarakan konser tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan akibat ketidakprofesionalan promotor dalam menggelar konser seperti beberapa waktu lalu, yang dapat memberikan efek domino kepada promotor lainnya.
Ya, beberapa waktu lalu, sejumlah konser dihentikan bahkan dibatalkan oleh pihak berwajib lantaran diduga karena ketidakprofesionalan panitia dalam mengelola acara.
Insiden itu rupanya membawa dampak langsung kepada sejumlah festival musik lain yang akan diadakan di dalam negeri. Dilaporkan bahwa perizinan penyelenggaraan konser menjadi satu persoalan alot yang tengah dihadapi oleh para promotor dan penyelenggaran konser.
"Kami juga sekarang sedang mengedukasi market agar mereka mempelajari secara keseluruhan. Enggak cuma [melihat] artisnya saja, tapi juga profiling dan kapabilitas promotornya," tambahnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Ketua Umum Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Dino Hamid, mengatakan melaju kencangnya industri konser musik tahun ini merupakan berkah dari pembatasan sosial masyarakat yang terjadi selama dua tahun lebih akibat pandemi.
Ya, industri konser musik adalah salah satu yang terdampak langsung dengan adanya pandemi Covid-19. Aturan pembatasan sosial yang berlaku saat itu membuat konser dan festival musik yang identik dengan kerumunan urung digelar.
Baca juga: Tiket Konser Westlife di Jakarta Ditambah, Catat Tanggal Penjualan & Harganya!
Di tengah kondisi menantang tersebut, sejumlah promotor masih berupaya untuk tetap menjalankan roda industri salah satunya dengan membuat konser musik virtual.
"Alhamdulillah kemarin Covid-19 menurun, di situlah berkahnya. Secara market, industri konser musik sekarang luar biasa growth-nya," kata Dino dalam acara diskusi Investree Conference 2022 di Jakarta, Rabu (14/12/2022).
Menurutnya, saat ini penikmat konser lebih didominasi oleh generasi Z dan Alpha yang baru menginjak usia remaja, di mana ketika pandemi, mereka tidak bisa keluar rumah untuk menikmati konser.
"Tapi hari ini, mereka merasakan pertama kali pengalaman berinteraksi di medium festival atau konser. Makanya sekarang setiap minggu konser atau festival dengan berbagai skala itu penuh," imbuhnya.
Kondisi tersebut, lanjut Dino, akhirnya membuat banyak bermunculan promotor baru yang mencoba peruntungan di industri konser musik. Sebagai pihak dari asosiasi, dia pun akan memastikan agar ekosistem industri konser bisa terus berjalan dengan baik.
Era & Kultur Baru
Dino juga menuturkan pandemi yang terjadi menciptakan semacam era dan kultur baru dalam industri konser musik. Hal tersebut membuat baik dari sisi promotor sebagai penyelenggara ataupun penonton, dapat menyesuaikan perubahan tersebut.Seperti misalnya dari sisi penonton. Dia mengatakan jika sebelumnya masyarakat menonton konser karena ingin melihat pertunjukan dari musisi atau grup musik idola, saat ini penonton juga harus memastikan kredibilitas dari promotor yang menyelenggarakan konser tersebut.
Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya permasalahan akibat ketidakprofesionalan promotor dalam menggelar konser seperti beberapa waktu lalu, yang dapat memberikan efek domino kepada promotor lainnya.
Ya, beberapa waktu lalu, sejumlah konser dihentikan bahkan dibatalkan oleh pihak berwajib lantaran diduga karena ketidakprofesionalan panitia dalam mengelola acara.
Insiden itu rupanya membawa dampak langsung kepada sejumlah festival musik lain yang akan diadakan di dalam negeri. Dilaporkan bahwa perizinan penyelenggaraan konser menjadi satu persoalan alot yang tengah dihadapi oleh para promotor dan penyelenggaran konser.
"Kami juga sekarang sedang mengedukasi market agar mereka mempelajari secara keseluruhan. Enggak cuma [melihat] artisnya saja, tapi juga profiling dan kapabilitas promotornya," tambahnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.