Gempa di Garut, BMKG Imbau Patuhi Protokol Keselamatan
03 December 2022 |
19:50 WIB
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya dan tetap tenang terkait dengan gempa yang terjadi di wilayah selatan Garut, Jawa Barat.
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa masyarakat harus menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Kemudian, memeriksa dan memastika bangunan tempat tingga cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.
“Yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” katanya dalam siaran pers yang diterima Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa masyarakat dapat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Gempa yang terjadi di wilayah selatan Garut, Jawa Barat, pada Sabtu, 3 Desember 2022, pukul 16.49 WIB adalah gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa Gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,44° LS ; 107,51° BT atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Mekarmukti, Garut, Jawa Barat pada kedalaman 109 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia menuturkan gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Kemudian, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Menurutnya, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis,; dan Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI yang Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran seakan truk lewat.
Kemudian, Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, dan Kulonprogo dengan skala intensitas II-III MMI yang getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Lalu, di Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI yang getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya. Dia menambahkan bahwa hasil monitoring BMKG belum menunjukkan ada aktivitas gempa susulan hingga 17.20 WIB.
Editor: Fajar Sidik
Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG, Daryono, mengatakan bahwa masyarakat harus menghindari bangunan yang retak atau rusak akibat gempa. Kemudian, memeriksa dan memastika bangunan tempat tingga cukup tahan gempa atau tidak ada kerusakan akibat getaran gempa.
“Yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah,” katanya dalam siaran pers yang diterima Hypeabis.id.
Dia menuturkan bahwa masyarakat dapat memastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi.
Gempa yang terjadi di wilayah selatan Garut, Jawa Barat, pada Sabtu, 3 Desember 2022, pukul 16.49 WIB adalah gempa tektonik. Hasil analisis BMKG menunjukkan bahwa Gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo M6,1.
Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7,44° LS ; 107,51° BT atau tepatnya berlokasi di darat wilayah Mekarmukti, Garut, Jawa Barat pada kedalaman 109 km.
Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, dia menuturkan gempa yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas dalam lempeng Indo-Australia (intraslab).
Kemudian, hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa memiliki mekanisme pergerakan geser (strike-slip).
Menurutnya, gempa berdampak dan dirasakan di daerah Garut dengan skala intensitas IV MMI yang bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah. Di Soreang, Kopo, Kalapanunggal, Sumur, Ciamis,; dan Tasikmalaya dengan skala intensitas III MMI yang Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran seakan truk lewat.
Kemudian, Sumedang, Lembang, Pamoyanan, Panimbang, Cikeusik, Labuan, Purworejo, Bantul, dan Kulonprogo dengan skala intensitas II-III MMI yang getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
Lalu, di Cikembar, Cugenang, Palabuhan Ratu, Bandung, Bogor, Cilacap, Sawarna, Cireunghas, Bojong, Yogyakarta, Wonosobo, Karangkates, Trenggalek dengan skala intensitas II MMI yang getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang.
“Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempabumi ini tidak berpotensi tsunami,” katanya. Dia menambahkan bahwa hasil monitoring BMKG belum menunjukkan ada aktivitas gempa susulan hingga 17.20 WIB.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.