487 Juta Data Pengguna WhatsApp Bocor dan dijual Peretas, Termasuk Indonesia
28 November 2022 |
16:13 WIB
Ratusan juta nomor pengguna WhatsApp ternyata di jual peretas lho, Genhype. Pengguna aplikasi pesan singkat dan video tersebut di puluhan negara menjadi korban, bahkan Indonesia masuk ke dalam daftar tersebut.
Mengutip Cyberbews, dugaan peretasan bermula dari seseorang yang memposting iklan di forum peretasan terkenal, Dark Web. Hacker tersebut mengklaim menjual basis data 2022 dari 487 juta pengguna WhatsApp.
Dataset tersebut diduga berisi data pengguna WhatsApp aktif dari 84 negara. Basis data ini sebagian besar terdiri dari nomor telepon 32 juta pengguna WhatsApp di Amerika Serikat, 45 juta nomor pengguna dari Mesir.
Kemudian 35 juta dari Italia, 29 juta dari Arab Saudi, 20 juta dari Prancis, dan 29 juta dari Turki. Sementara itu, dari daftar terbawah, ada Indonesia dengan 130.331 juta nomor pengguna WhatsApp yang diretas.
Baca juga: 5 Aplikasi Alternatif Pengganti Whatsapp
Pelaku mengatakan menjual kumpulan data pengguna Amerika Serikat seharga US$7.000, Inggris U$2.500, dan Jerman U$2.000. Informasi tersebut sebagian besar digunakan oleh penyerang untuk serangan smishing dan phishing.
“Jadi kami menyarankan pengguna untuk tetap waspada terhadap panggilan apa pun dari nomor tak dikenal, panggilan dan pesan yang tidak diminta,” tulis Cybernews, dikutip Hypeabis.id, Senin (28/11/2022).
WhatsApp dilaporkan memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan secara global. Sejauh ini, penjual data WhatsApp tidak merinci bagaimana mereka memperoleh database, namun mereka memastikan nomor tersebut milik pengguna aktif WhatsApp.
Meta diketahui telah lama dikritik karena membiarkan pihak ketiga mengorek atau mengumpulkan data pengguna. Beberapa hari setelah kebocoran data Facebook besar-besaran menjadi berita utama, sebuah arsip berisi data yang konon diambil dari 500 juta profil LinkedIn telah dijual di forum peretas populer.
Nomor telepon yang bocor dapat digunakan untuk tujuan pemasaran, phishing, peniruan identitas, dan penipuan.
“Di zaman ini, kita semua meninggalkan jejak digital yang cukup besar dan raksasa teknologi seperti Meta harus mengambil semua tindakan pencegahan dan sarana untuk melindungi data tersebut,” kata kepala tim riset Cybernews Mantas Sasnauskas.
Buat kewaspadaan, cara mengecek apakah ID email atau nomor telepon kamu telah bocor, kamu dapat memeriksa situ web Cybernews. Langkahnya yakni masukkan alamat email atau nomor telepon ke kolom pencarian halaman.
Kemudian klik ‘periksa sekarang’, lalu lihat hasil pencarian di halaman yang saman. Apabil ID email atau nomor kamu ada dalam daftar yang diretas, segera ubah kata sandi sebagai langkah keamanan dasar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Mengutip Cyberbews, dugaan peretasan bermula dari seseorang yang memposting iklan di forum peretasan terkenal, Dark Web. Hacker tersebut mengklaim menjual basis data 2022 dari 487 juta pengguna WhatsApp.
Dataset tersebut diduga berisi data pengguna WhatsApp aktif dari 84 negara. Basis data ini sebagian besar terdiri dari nomor telepon 32 juta pengguna WhatsApp di Amerika Serikat, 45 juta nomor pengguna dari Mesir.
Kemudian 35 juta dari Italia, 29 juta dari Arab Saudi, 20 juta dari Prancis, dan 29 juta dari Turki. Sementara itu, dari daftar terbawah, ada Indonesia dengan 130.331 juta nomor pengguna WhatsApp yang diretas.
Baca juga: 5 Aplikasi Alternatif Pengganti Whatsapp
Pelaku mengatakan menjual kumpulan data pengguna Amerika Serikat seharga US$7.000, Inggris U$2.500, dan Jerman U$2.000. Informasi tersebut sebagian besar digunakan oleh penyerang untuk serangan smishing dan phishing.
“Jadi kami menyarankan pengguna untuk tetap waspada terhadap panggilan apa pun dari nomor tak dikenal, panggilan dan pesan yang tidak diminta,” tulis Cybernews, dikutip Hypeabis.id, Senin (28/11/2022).
WhatsApp dilaporkan memiliki lebih dari dua miliar pengguna aktif bulanan secara global. Sejauh ini, penjual data WhatsApp tidak merinci bagaimana mereka memperoleh database, namun mereka memastikan nomor tersebut milik pengguna aktif WhatsApp.
Meta diketahui telah lama dikritik karena membiarkan pihak ketiga mengorek atau mengumpulkan data pengguna. Beberapa hari setelah kebocoran data Facebook besar-besaran menjadi berita utama, sebuah arsip berisi data yang konon diambil dari 500 juta profil LinkedIn telah dijual di forum peretas populer.
Nomor telepon yang bocor dapat digunakan untuk tujuan pemasaran, phishing, peniruan identitas, dan penipuan.
“Di zaman ini, kita semua meninggalkan jejak digital yang cukup besar dan raksasa teknologi seperti Meta harus mengambil semua tindakan pencegahan dan sarana untuk melindungi data tersebut,” kata kepala tim riset Cybernews Mantas Sasnauskas.
Buat kewaspadaan, cara mengecek apakah ID email atau nomor telepon kamu telah bocor, kamu dapat memeriksa situ web Cybernews. Langkahnya yakni masukkan alamat email atau nomor telepon ke kolom pencarian halaman.
Kemudian klik ‘periksa sekarang’, lalu lihat hasil pencarian di halaman yang saman. Apabil ID email atau nomor kamu ada dalam daftar yang diretas, segera ubah kata sandi sebagai langkah keamanan dasar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.