Waduh, Ada Hampir 9 Juta Upaya Cryptomining Dengan Target UMKM di Asia Tenggara
21 June 2021 |
14:39 WIB
Laporan terbaru dari Kaspersky menyatakan bahwa di kawasan Asia Tenggara, serangan siber terkait penambangan kripto (cryptomining) menjadi jenis paling tinggi dengan angka mencapai hampir 9 juta kasus sepanjang tahun lalu.
Sebagai perbandingan nih, serangan siber lainnya semisal upaya phising selama tahun lalu terdeteksi sekitar 2,89 juta kasus. Sementara upaya jenis lain seperti ransomware tercatat sebanyak 800.000 kasus pada tahun lalu.
Serangan berbahaya yang digunakan dalam cryptomining digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk memanfaatkan perangkat keras yang tidak mereka miliki seperti smartphone, komputer, dan server.
Selanjutnya, pelaku kejahatan ini memanfaatkan kekuatan pemrosesan perangkat tersebut untuk menambang mata uang kripto seperti Bitcoin, yang menjadi primadona dalam beberapa waktu terakhir.
Bedasarkan Laporan Ancaman UMKM Kaspersky yang belum lama diilis, upaya penamangan kripto memang mengalami penurunan jumlah dari sekitar 13 juta pendeteksian pada 2019 menjadi sekitar 9 juta pada tahun 2020. Akan tetapi, ini tetap harus diwaspadai.
Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara mengatakan bahwa biasanya bisnis UMKM cenderung memiliki sikap rileks terhadap keamanan informasi sehingga sektor ini berpotensi mengalami kerusakan utama dari penambangan kripto.
Tidak seperti serangan ransomware yang cenderung lebih menakutkan dan perlu ditangani secepat mungkin, cryptomining berkembang dengan aksi diam-diam dalam jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan dan eksploitasi yang dilakukan.
Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa perangkat pribadi digunakan secara ilegal oleh para penambang kripto ini adalah respons sistem yang melambat karena beban kerja, peningkatan konsumsi daya yang menyebabkan baterai cepat habis atau tagihan listrik melonjak, serta penggunaan data yang lebih signifikan.
Editor: Indyah Sutriningrum
Sebagai perbandingan nih, serangan siber lainnya semisal upaya phising selama tahun lalu terdeteksi sekitar 2,89 juta kasus. Sementara upaya jenis lain seperti ransomware tercatat sebanyak 800.000 kasus pada tahun lalu.
Serangan berbahaya yang digunakan dalam cryptomining digunakan oleh para pelaku kejahatan siber untuk memanfaatkan perangkat keras yang tidak mereka miliki seperti smartphone, komputer, dan server.
Selanjutnya, pelaku kejahatan ini memanfaatkan kekuatan pemrosesan perangkat tersebut untuk menambang mata uang kripto seperti Bitcoin, yang menjadi primadona dalam beberapa waktu terakhir.
Bedasarkan Laporan Ancaman UMKM Kaspersky yang belum lama diilis, upaya penamangan kripto memang mengalami penurunan jumlah dari sekitar 13 juta pendeteksian pada 2019 menjadi sekitar 9 juta pada tahun 2020. Akan tetapi, ini tetap harus diwaspadai.
Yeo Siang Tiong, General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara mengatakan bahwa biasanya bisnis UMKM cenderung memiliki sikap rileks terhadap keamanan informasi sehingga sektor ini berpotensi mengalami kerusakan utama dari penambangan kripto.
"Kami memperingatkan UMKM untuk tidak meremehkan kemungkinan bahwa penambangan kripto akan tetap menjadi ancaman dunia maya yang serius ... UMKM juga harus terus sigap dan serius dalam menghadapi ancaman diam-diam ini," katanya.
Tidak seperti serangan ransomware yang cenderung lebih menakutkan dan perlu ditangani secepat mungkin, cryptomining berkembang dengan aksi diam-diam dalam jangka panjang untuk mendapatkan keuntungan dan eksploitasi yang dilakukan.
Beberapa tanda yang menunjukkan bahwa perangkat pribadi digunakan secara ilegal oleh para penambang kripto ini adalah respons sistem yang melambat karena beban kerja, peningkatan konsumsi daya yang menyebabkan baterai cepat habis atau tagihan listrik melonjak, serta penggunaan data yang lebih signifikan.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.