T.P Rachmat : Pendidikan Adalah Segalanya
04 June 2022 |
14:14 WIB
Memiliki pengetahuan dan informasi yang diperlukan dan memadai sangat bermanfaat bagi kualitas hidup seseorang. Segala sesuatu yang kita lakukan, dan setiap pemikiran yang kitamiliki, adalah ekspresi dari pengetahuan dan informasi. Tidak akan ada kehidupan tanpa pengetahuan dan informasi.
“Pendidikan adalah segalanya,” ujar Theodore Permadi (T.P) Rachmat yang baru saja menerima Paramadina Award dari Universitas Paramadina, Jakarta. Paramadina Award diberikan kepada tokoh dan institusi yang dinilai sangat berjasa, tidak hanya untuk perkembangan dan kemajuan dunia Pendidikan, tapi juga kemajuan bangsa dan negara secara luas.
Bagi pengusaha yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tersebut, pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang yang hanya sekali di dunia ini. Namun, sayangnya, tidak semua orang beruntung dan dapat menempuh pendidikan dengan baik.
Individu-individu yang tidak beruntung tersebut perlu diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan yang baik. “Kalau kita tidak mau memberi kesempatan seluas-luasnya ke setiap individu, kita harus merasa berdosa,” ujarnya dalam pidato yang disampaikan bertepatan dengan Wisuda ke-36 Universitas Paramadina yang dilaksanakan secara hybrid, Sabtu (4/6/2022).
Dia memiliki komitmen untuk sebisa mungkin terus memberikan akses pendidikan melalui beasiswa kepada orang-orang cerdas tapi tidak beruntung secara ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang baik.
Syarat atau ketentuan untuk memperoleh beasiswa yang diberikan olehnya hanya dua, yakni pintar dan tidak mampu secara ekonomi. Dia tidak melihat individu dari golongan apa pun dalam memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan.
Pendidikan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu yang memperolehnya, tapi juga bagi bangsa dan negara ini. Bangsa dengan penduduk yang terdidik akan dapat melepaskan diri dari masalah-masalah dasar seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan.
Dengan pendidikan, bangsa bergerak maju, melepaskan diri dari berbagai keterbatasan serta belenggu yang menghambat kemajuan. “Pendidikan, menjadi kunci terjadinya Indonesia yang Raya, yang ada sampai seribu tahun lamanya,” katanya.
Pendidikan yang diberikan kepada individu haruslah pendidikan yang mampu menanamkan fondasi yang kokoh dalam hal nasionalisme, spritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar selain mengajarkan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahan semata memang bisa membawa bangsa pada kemajuan dan skala ekonomi yang mengagumkan. Namun, tanpa nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, serta cara berpikir yang benar, sebuah bangsa akan sulit mencapai peradaban yang jaya, mulia, dan langgeng.
“Pendidikan adalah segalanya,” ujar Theodore Permadi (T.P) Rachmat yang baru saja menerima Paramadina Award dari Universitas Paramadina, Jakarta. Paramadina Award diberikan kepada tokoh dan institusi yang dinilai sangat berjasa, tidak hanya untuk perkembangan dan kemajuan dunia Pendidikan, tapi juga kemajuan bangsa dan negara secara luas.
Bagi pengusaha yang masuk dalam daftar 10 orang terkaya di Indonesia versi Forbes tersebut, pendidikan memiliki peran penting dalam kehidupan seseorang yang hanya sekali di dunia ini. Namun, sayangnya, tidak semua orang beruntung dan dapat menempuh pendidikan dengan baik.
Individu-individu yang tidak beruntung tersebut perlu diberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pendidikan yang baik. “Kalau kita tidak mau memberi kesempatan seluas-luasnya ke setiap individu, kita harus merasa berdosa,” ujarnya dalam pidato yang disampaikan bertepatan dengan Wisuda ke-36 Universitas Paramadina yang dilaksanakan secara hybrid, Sabtu (4/6/2022).
Dia memiliki komitmen untuk sebisa mungkin terus memberikan akses pendidikan melalui beasiswa kepada orang-orang cerdas tapi tidak beruntung secara ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang baik.
Syarat atau ketentuan untuk memperoleh beasiswa yang diberikan olehnya hanya dua, yakni pintar dan tidak mampu secara ekonomi. Dia tidak melihat individu dari golongan apa pun dalam memberikan kesempatan untuk menempuh pendidikan.
Pendidikan tidak hanya memberikan manfaat bagi individu yang memperolehnya, tapi juga bagi bangsa dan negara ini. Bangsa dengan penduduk yang terdidik akan dapat melepaskan diri dari masalah-masalah dasar seperti kelaparan, kemiskinan, ketidakadilan, kesenjangan, serta ketidaksetaraan.
Dengan pendidikan, bangsa bergerak maju, melepaskan diri dari berbagai keterbatasan serta belenggu yang menghambat kemajuan. “Pendidikan, menjadi kunci terjadinya Indonesia yang Raya, yang ada sampai seribu tahun lamanya,” katanya.
Pendidikan yang diberikan kepada individu haruslah pendidikan yang mampu menanamkan fondasi yang kokoh dalam hal nasionalisme, spritualitas, nilai-nilai inti, dan cara berpikir yang benar selain mengajarkan ilmu pengetahuan.
Ilmu pengetahan semata memang bisa membawa bangsa pada kemajuan dan skala ekonomi yang mengagumkan. Namun, tanpa nasionalisme, spiritualitas, nilai-nilai inti, serta cara berpikir yang benar, sebuah bangsa akan sulit mencapai peradaban yang jaya, mulia, dan langgeng.
(kiri) Ketua Umum Yayasan Wakaf Paramadina, Hendro Martowardoyo dan Rektor Universitas Paramadina Prof Didik J. Rachbini saat memberikan Paramadina Award kepada Theodore Permadi Rachmat. (Sumber gambar: Hypeabis/Eusebio Chrysnamurti)
INDONESIA EMAS
Dia melanjutkan, pada 2045 Indonesia akan berusia 100 tahun atau orang-orang menyebutnya dengan Indonesia Emas. Berbagai prediksi positif tentang peran Indonesia di kancah peradaban dunia pun bermunculan.
Kekayaan alam, besarnya jumlah penduduk, serta letak geografis Indonesia, merupakan faktor-faktor yang membuat banyak pihak yakin akan besar dan penting peran Indonesia pada masa yang akan datang.
“Kita semua menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka dengan optimistis yang luar biasa,” katanya.
Di balik optimisme tersebut, dia mengingatkan bahwa banyak bangsa di dunia yang memiliki jumlah penduduk sedikit, tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, dan tidak memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Meskipun begitu, bangsa-bangsa itu dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia melalui beragam karyanya.
Mereka sampai pada keyakinan bahwa sumber daya alam, jumlah penduduk, dan posisi geografis bukan lah faktor yang paling menentukan. Namun, kualitas manusianya. Kualitas manusia akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa.
Bangsa-bangsa itu merumuskan prinsip dasar pendidikan, menempatkan talenta-telanta terbaik untuk mengelola pendidikan, mengalokasikan sumber dana yang besar, dan menetapkan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan. “Semuanya itu, dilakukan dengan teguh, konsisten, all-out dari generasi ke generasi, walaupun pemerintahan silih berganti,” katanya.
TP Rachmat menuturkan saat ini pendidikan di Indonesia sudah mengalami perbaikan. Namun, masih ada ketidakseimbangan. Di sektor-sektor tertentu, jumlah tenaga-tenaga ahli masih kekurangan, seperti bagian Teknologi Informasi (IT), dokter, dan perawat. Sementara di bidang-bidang lainnya terdapat pasokan yang berlebihan.
Dia menilai supply chain atau rantai pasok terkait dengan hal itu harus dibenarkan atau diluruskan. Program beasiswa dapat menjadi salah satu solusi atas kondisi-kondisi ketidakseimbangan tersebut, dan langkah pemerintah yang memeberikan beasiswa adalah langkah yang sangat baik.
Dia menuturkan bersyukur bahwa pemerintah terus berupaya melakukan reformasi pendidikan secara intensif, merombak birokrasi, membangun kurikulum yang lebih utuh dan menyeluruh, serta menempatkan talenta-talenta hebat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
TP Rachmat berharap seluruh upaya itu konsisten dijalankan, tidak putus di tengah jalan karena perubahan pemerintahan, atau alasan apapun karena pendidikan perlu konsistensi dan waktu untuk berbuah. “Saya yakin, di masa yang akan datang, semua upaya itu akan berdampak besar bagi kualitas generasi penerus generasi muda, dan pada gilirannya bagi bangsa Indonesia,” katanya.
Editor: Nirmala Aninda
Kekayaan alam, besarnya jumlah penduduk, serta letak geografis Indonesia, merupakan faktor-faktor yang membuat banyak pihak yakin akan besar dan penting peran Indonesia pada masa yang akan datang.
“Kita semua menyongsong 100 tahun Indonesia merdeka dengan optimistis yang luar biasa,” katanya.
Di balik optimisme tersebut, dia mengingatkan bahwa banyak bangsa di dunia yang memiliki jumlah penduduk sedikit, tidak memiliki sumber daya alam yang berlimpah, dan tidak memiliki posisi geografis yang menguntungkan. Meskipun begitu, bangsa-bangsa itu dapat memberikan dampak yang besar bagi dunia melalui beragam karyanya.
Mereka sampai pada keyakinan bahwa sumber daya alam, jumlah penduduk, dan posisi geografis bukan lah faktor yang paling menentukan. Namun, kualitas manusianya. Kualitas manusia akan menjadi penentu dan pembeda bagi kemajuan, kesejahteraan, dan kebesaran bangsa.
Bangsa-bangsa itu merumuskan prinsip dasar pendidikan, menempatkan talenta-telanta terbaik untuk mengelola pendidikan, mengalokasikan sumber dana yang besar, dan menetapkan kebijakan yang mendukung dan meningkatkan kualitas pendidikan. “Semuanya itu, dilakukan dengan teguh, konsisten, all-out dari generasi ke generasi, walaupun pemerintahan silih berganti,” katanya.
TP Rachmat menuturkan saat ini pendidikan di Indonesia sudah mengalami perbaikan. Namun, masih ada ketidakseimbangan. Di sektor-sektor tertentu, jumlah tenaga-tenaga ahli masih kekurangan, seperti bagian Teknologi Informasi (IT), dokter, dan perawat. Sementara di bidang-bidang lainnya terdapat pasokan yang berlebihan.
Dia menilai supply chain atau rantai pasok terkait dengan hal itu harus dibenarkan atau diluruskan. Program beasiswa dapat menjadi salah satu solusi atas kondisi-kondisi ketidakseimbangan tersebut, dan langkah pemerintah yang memeberikan beasiswa adalah langkah yang sangat baik.
Dia menuturkan bersyukur bahwa pemerintah terus berupaya melakukan reformasi pendidikan secara intensif, merombak birokrasi, membangun kurikulum yang lebih utuh dan menyeluruh, serta menempatkan talenta-talenta hebat untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia.
TP Rachmat berharap seluruh upaya itu konsisten dijalankan, tidak putus di tengah jalan karena perubahan pemerintahan, atau alasan apapun karena pendidikan perlu konsistensi dan waktu untuk berbuah. “Saya yakin, di masa yang akan datang, semua upaya itu akan berdampak besar bagi kualitas generasi penerus generasi muda, dan pada gilirannya bagi bangsa Indonesia,” katanya.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.