Teknik ini pada awalnya sebagai sarana mengembangkan kekuatan imajinatif dan artistik anak-anak (Sumber gambar ilustrasi: Pexels/Cottonbro)

Mengenal Finger Painting, Asah Kegiatan Motorik Seru untuk Si kecil

01 June 2022   |   13:58 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Finger painting atau melukis dengan jari menjadi salah satu cara dalam berkarya bagi banyak individu, baik anak-anak maupun dewasa. Tidak hanya sekedar estetika, melukis dengan jari juga memiliki manfaat lainnya.

Dilansir dari kids.britannica, melukis dengan jari adalah sebuah bentuk ekspresi melukis kreatif yang sederhana. Pada era modern, teknik ini pada awalnya sebagai sarana mengembangkan kekuatan imajinatif dan artistik anak-anak.

Seiring berjalannya waktu, lukisan dengan menggunakan jari langsung pun digunakan untuk mempelajari anak-anak yang mengalami gangguan secara emosional. Setiap judul lukisan yang diberikan oleh para anak terhadap gambar mereka adalah petunjuk ketakutan dan kebencian mereka.

Melukis dengan jari langsung pun membantu melatih otot-otot anak yang telah lama melemah karena sakit, kecelakaan, atau cedera lahir. Perasaan senang dan pencapaian dalam karya yang dibuat oleh para anak dapat memulihkan kepercayaan diri dan keinginan untuk pulih.

Tidak hanya terbatas pada anak-anak, seiring berjalanannya waktu, teknik melukis dengan jari langsung pun diminati oleh berbagai individu dari segala usia. Para orang dewasa, baik amatir maupun profesional, juga menggunakan teknik ini untuk membuat sebuah karya.

Melukis dengan jari langsung adalah sebuah teknik melukis kuno. Beberapa mural di makam Etruscan dan di Herculaneum di Italia disebutkan seperti terbuat dari tangan langsung, tanpa alat lainnya.

Namun, finger painting yang saat ini digunakan atau finger painting modern adalah teknik yang disebut dikembangkan oleh Ruth Faison Shaw. Dia adalah seorang wanita yang memimpin sekolah anak-anak Amerika Serikat dan Inggris di Roma, Italia, dari 1992 sampai dengan 1932.

Dia mengembangkan finger painting dari rasa tidak puas terhadap karya-karya gambar anak didiknya yang dibuat dengan menggunakan pensil, krayon, dan kuas. Ide untuk mengembangkan finger painting muncul saat dia menyuruh anak didik membersihkan tangannya dengan yodium.

Saat itu, sang anak didik tidak kembali dari kamar mandi. Dia pun kemudian menyelidiki, dan menemukan bahwa sang anak sedang mendekorasi pintu kamar mandi menggunakan jari yang dicelupkan ke yodium. Dia lalu membiarkan anak-anak menggambar di atas kertas dengan menggunakan jari – jari langsung.

Sadar bahwa cat yang biasa digunakan untuk melukis dapat berbahaya, dia pun mengembangkan cat yang tidak beracun dan tidak berbahaya bagi kulit dan pakaian. Tidak hanya itu, cat-cat yang digunakan juga harus memiliki sejumlah karakter, yakni mudah dicuci, terasa seperti lumpur lumpur saat disentuh, tidak cepat kering, dan mudah menyebar.

Kemudian, cat-cat tersebut juga harus tidak mudah pudar saat kering, dan menjadi sebuah karya lukisan dengan menggunakan jari. Jadi, cat yang digunakan untuk finger painting adalah dari pati cair yang dicampur dengan pigmen tanah atau kapur yang dihancurkan.


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Top Gun: Maverick Diperkirakan Raih Rp4,3 Triliun setelah Merajai Box Office Global

BERIKUTNYA

Kisah Cinta Di Ambang Perpisahan dalam Single Baru Chintya Gabriella

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: