Seniman Otty Widasari, Latar Belakang dan Karyanya
07 March 2022 |
15:08 WIB
Galeri Nasional Indonesia akan mengadakan solo exhibiton seniman Otty Widasari bertajuk Partisan pada 9 Maret – 8 April 2022 secara luring. Sang seniman kelahiran Balikpapan, Indonesia, ini disebut memiliki latar belakang seni yang multi talent dan membuat karya-karyanya sangat kaya akan narasi.
Dalam siaran pers yang diterima oleh Hypeabis.id, Otty Widasari juga seorang kurator, pembuat film, penulis, dan salah satu pendiri organisasi Forum Lenteng yang merupakan organisasi nirlaba egaliter yang berdiri pada 2003 dan fokus di bidang media, seni, dan sinema.
Seniman kelahiran 1973 silam ini juga menjadi inisiator dan pemimpin Akumassa, sebuah proyek kolaborasi bersama komuitas-komunitas di berbagai daerah di Indonesia dalam produksi informasi berbasis warga.
“Otty juga menjadi kurator film dan kepala selektor pada Arkipel – Jakarta Internatinonal Documentary and Experimental Film Festival,” demikian tertulis dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id.
Karya-karya sang seniman juga telah dipresentasikan di berbagai perhelatan seni rupa nasional maupun internasional. Seperti di sejumlah negara yaitu Belanda, Jerman, Korea Selatan, Kanada, Belgia, dan sebagainya.
Sejumlah perhelatan internasional dan nasional tersebut antara lain International Film Festival Rotterdam, Belanda (2009), Translated SPACE, ID Contemporary Art of Indonesia, Kunstraum Krausberg, Berlin (2010), OK. VIDEO Flesh – 5th Jakarta International Video Festival, Jakarta (2011), 4th DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan (2012).
Kemudan, Jakarta Biennale – SIASAT, Jakarta (2013), Biennale Jogja XII Equator #2, Yogyakarta (2013), SeMA Biennale Mediacity Seoul, Korea Selatan (2014), Bienal de la Imagen en Movimiento Buenos Aires, Argentina (2014), Impakt Festival, Utrecht, Belanda (2014), dan Experimenta – 9th International Festival of Moving Image Art, Bangalore, India (2015).
Lalu ada juga juga perhelatan Images Festival, Toronto, Kanada (2015), L’Age d’Or Festival, Brussels, Belgia (2016), Jakarta Biennale "JIWA" (2017), Biennal Art Matters, Prague (2019), dan 9th Triennial of Contemporary Art U3 | Dead and Alive, Ljubljana (2019).
Sebelumnya, Pustanto, Kepala Galeri Nasional Indonesia, menuturkan Otty Widasari merupakan salah satu seniman penting dalam perkembangan seni kontemporer Indonesia, begitu pula dengan praktik-praktik kesenian sang seniman. “Dengan multibackground-nya, praktik kesenian dan karya-karya Otty menjadi kaya narasi,” katanya.
[Baca juga:Besok, Pameran Tunggal Otty Widasari Akan Dibuka]
Dia menilai sang seniman berhasil mendekatkan seni rupa dengan keseharian masyarakat, membuat masyarakat merasakan secara langsung pengaruh seni dalam kehidupan mereka.
Editor: Gita
Dalam siaran pers yang diterima oleh Hypeabis.id, Otty Widasari juga seorang kurator, pembuat film, penulis, dan salah satu pendiri organisasi Forum Lenteng yang merupakan organisasi nirlaba egaliter yang berdiri pada 2003 dan fokus di bidang media, seni, dan sinema.
Seniman kelahiran 1973 silam ini juga menjadi inisiator dan pemimpin Akumassa, sebuah proyek kolaborasi bersama komuitas-komunitas di berbagai daerah di Indonesia dalam produksi informasi berbasis warga.
“Otty juga menjadi kurator film dan kepala selektor pada Arkipel – Jakarta Internatinonal Documentary and Experimental Film Festival,” demikian tertulis dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id.
Karya-karya sang seniman juga telah dipresentasikan di berbagai perhelatan seni rupa nasional maupun internasional. Seperti di sejumlah negara yaitu Belanda, Jerman, Korea Selatan, Kanada, Belgia, dan sebagainya.
Sejumlah perhelatan internasional dan nasional tersebut antara lain International Film Festival Rotterdam, Belanda (2009), Translated SPACE, ID Contemporary Art of Indonesia, Kunstraum Krausberg, Berlin (2010), OK. VIDEO Flesh – 5th Jakarta International Video Festival, Jakarta (2011), 4th DMZ International Documentary Film Festival, Korea Selatan (2012).
Kemudan, Jakarta Biennale – SIASAT, Jakarta (2013), Biennale Jogja XII Equator #2, Yogyakarta (2013), SeMA Biennale Mediacity Seoul, Korea Selatan (2014), Bienal de la Imagen en Movimiento Buenos Aires, Argentina (2014), Impakt Festival, Utrecht, Belanda (2014), dan Experimenta – 9th International Festival of Moving Image Art, Bangalore, India (2015).
Lalu ada juga juga perhelatan Images Festival, Toronto, Kanada (2015), L’Age d’Or Festival, Brussels, Belgia (2016), Jakarta Biennale "JIWA" (2017), Biennal Art Matters, Prague (2019), dan 9th Triennial of Contemporary Art U3 | Dead and Alive, Ljubljana (2019).
Sebelumnya, Pustanto, Kepala Galeri Nasional Indonesia, menuturkan Otty Widasari merupakan salah satu seniman penting dalam perkembangan seni kontemporer Indonesia, begitu pula dengan praktik-praktik kesenian sang seniman. “Dengan multibackground-nya, praktik kesenian dan karya-karya Otty menjadi kaya narasi,” katanya.
[Baca juga:Besok, Pameran Tunggal Otty Widasari Akan Dibuka]
Dia menilai sang seniman berhasil mendekatkan seni rupa dengan keseharian masyarakat, membuat masyarakat merasakan secara langsung pengaruh seni dalam kehidupan mereka.
Editor: Gita
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.