Museum MACAN Akan Buka Kembali pada 26 Oktober 2021
21 October 2021 |
14:00 WIB
1
Like
Like
Like
Bersamaan dengan perayaan hari jadinya, Museum MACAN akan membuka kembali museum untuk publik dengan protokol kesehatan dan keamanan yang ketat pada Selasa, 26 Oktober 2021. Museum akan dibuka dengan jumlah pengunjung yang terbatas, dan tetap melayani program edukasii seni secara daring
Sebagai bagian dari perayaan hari jadi dan pembukaan kembali museum untuk publik, pameran Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? akan menyambut pekan terakhirnya di Museum MACAN.
Sang seniman akan mempersembahkan sejumlah pertunjukannya dengan durasi yang panjang, seperti Kleidungsaffe, Transaction of Hollows, dan The Blackball.
Berdasarkan penjelasan resmi Museum Macan, Melati juga akan menampilkan Butter Dance dan Eins und Eins yang akan ditampilkan secara luring dengan pengunjung yang terbatas dan disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial museum MACAN di pekan yang sama.
Museum MACAN juga akan menampilkan koleksinya lewat karya-karya dari sejumlah seniman dari seluruh dunia, di antaranya Christine Ay Tjoe, David Hockney, Jeihan, Juan Munoz, dan Mark Bradford, di mana sejumlah karya akan menjadi penampilan perdananya di Indonesia.
Koleksi pada pameran ini merefleksikan ide mendalam akan lingkungan domestik, termasuk pengalaman-pengalaman isolasi mandiri, kreativitas, dan ekspresi spiritual.
Selama November 2021, Museum MACAN juga akan mempersembahkan rangkaian program publik, di antaranya percakapan dengan para seniman akan praktik artistik dan isu sosial yang sedang berkembang melalui sesi wicara seniman, ruang baca, presentasi, dan diskusi.
Editor: Roni Yunianto
Sebagai bagian dari perayaan hari jadi dan pembukaan kembali museum untuk publik, pameran Melati Suryodarmo: Why Let the Chicken Run? akan menyambut pekan terakhirnya di Museum MACAN.
Sang seniman akan mempersembahkan sejumlah pertunjukannya dengan durasi yang panjang, seperti Kleidungsaffe, Transaction of Hollows, dan The Blackball.
Berdasarkan penjelasan resmi Museum Macan, Melati juga akan menampilkan Butter Dance dan Eins und Eins yang akan ditampilkan secara luring dengan pengunjung yang terbatas dan disiarkan secara langsung melalui kanal media sosial museum MACAN di pekan yang sama.
Museum MACAN juga akan menampilkan koleksinya lewat karya-karya dari sejumlah seniman dari seluruh dunia, di antaranya Christine Ay Tjoe, David Hockney, Jeihan, Juan Munoz, dan Mark Bradford, di mana sejumlah karya akan menjadi penampilan perdananya di Indonesia.
Koleksi pada pameran ini merefleksikan ide mendalam akan lingkungan domestik, termasuk pengalaman-pengalaman isolasi mandiri, kreativitas, dan ekspresi spiritual.
Selama November 2021, Museum MACAN juga akan mempersembahkan rangkaian program publik, di antaranya percakapan dengan para seniman akan praktik artistik dan isu sosial yang sedang berkembang melalui sesi wicara seniman, ruang baca, presentasi, dan diskusi.
Editor: Roni Yunianto
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.