Yuk Kenalan Dengan Relief di Eks Bandara Kemayoran Jakarta
16 September 2021 |
21:17 WIB
Sebelum berlokasi di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, aktivitas penerbangan di Ibu Kota berada di Bandara Internasional Kemayoran, Jakarta. Bandara ini adalah bandara internasional pertama di Indonesia yang menjadi tempat persinggahan sekaligus tujuan tamu-tamu mancanegara.
Dilansir dari laman Galeri Nasional, bandara penuh sejarah tersebut memiliki banyak jejak peninggalan bernilai tinggi, di antaranya relief-relief yang tersebar di dua lokasi, yaitu di lantai 1 dan lantai 2 ruang VIP Bandara Kemayoran yang pada saat itu digunakan oleh Presiden Soekarno untuk menyambut para tamu negara.
Karya relief di ruang publik ini dibuat atas permintaan Presiden Soekarno pada 1957, dan berjumlah 3 relief dengan tema historis yang berbeda-beda.
Di lantai 1 terpajang relief “Balada Sangkuriang” karya Soerono berukuran panjang 13,56 m dan tinggi 2,1 m.
Sedangkan di lantai 2, terpampang dua relief yaitu “Manusia Indonesia” karya S. Sudjojono berukuran panjang 11,53 m dan tinggi 2,10 m, dan “Flora dan Fauna Indonesia” karya Harijadi Sumadidjaja berukuran panjang 9,6 m dan tinggi 2,1 m.
Relief pertama “Manusia Indonesia” menggambarkan rakyat yang sedang bekerja. Beberapa pria yang digambarkan bertubuh kekar dan kuat seperti pekerja pada masanya. Relief kedua “Flora dan Fauna Indonesia” yang menggambarkan berbagai tumbuhan serta hewan nusantara, baik yang hidup dalam air maupun di darat.
Terakhir, Relief ketiga merupakan karya Soerono yang mengangkat kisah rakyat Sangkuriang yang terpahat dengan indah menceritakan legenda daerah Tatar Sunda secara detail.
Pameran seni rupa koleksi nasional bertajuk Poros ini dilakukan secara daring dengan menampilkan 29 karya yang mencakup 16 monumen/patung publik, 3 miniatur monumen/patung publik yang salah satunya dikerjakan dengan teknologi digital sculpting dan 3D printing, 4 maket monumen/patung publik, 4 relief, 1 mural, dan 1 lukisan.
Karya-karya tersebut disajikan dalam bentuk foto dan video dari berbagai sudut sehingga didapatkan sudut pandang secara menyeluruh bahkan jarak pandang yang sangat dekat sehingga tampak detail-detail karya yang bisa jadi selama ini sebagian besar masyarakat tidak bisa mengaksesnya.
Selain itu, disajikan pula infografis peta persebaran yang menunjukkan titik lokasi karya-karya tersebut berada. Dalam pameran daring ini, publik dapat memilih dan menyaksikan karya-karya koleksi nasional yang disukai, diinginkan, bahkan bisa mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.
Editor: Indyah Sutriningrum
Dilansir dari laman Galeri Nasional, bandara penuh sejarah tersebut memiliki banyak jejak peninggalan bernilai tinggi, di antaranya relief-relief yang tersebar di dua lokasi, yaitu di lantai 1 dan lantai 2 ruang VIP Bandara Kemayoran yang pada saat itu digunakan oleh Presiden Soekarno untuk menyambut para tamu negara.
Karya relief di ruang publik ini dibuat atas permintaan Presiden Soekarno pada 1957, dan berjumlah 3 relief dengan tema historis yang berbeda-beda.
Di lantai 1 terpajang relief “Balada Sangkuriang” karya Soerono berukuran panjang 13,56 m dan tinggi 2,1 m.
Sedangkan di lantai 2, terpampang dua relief yaitu “Manusia Indonesia” karya S. Sudjojono berukuran panjang 11,53 m dan tinggi 2,10 m, dan “Flora dan Fauna Indonesia” karya Harijadi Sumadidjaja berukuran panjang 9,6 m dan tinggi 2,1 m.
Relief pertama “Manusia Indonesia” menggambarkan rakyat yang sedang bekerja. Beberapa pria yang digambarkan bertubuh kekar dan kuat seperti pekerja pada masanya. Relief kedua “Flora dan Fauna Indonesia” yang menggambarkan berbagai tumbuhan serta hewan nusantara, baik yang hidup dalam air maupun di darat.
Terakhir, Relief ketiga merupakan karya Soerono yang mengangkat kisah rakyat Sangkuriang yang terpahat dengan indah menceritakan legenda daerah Tatar Sunda secara detail.
Pameran seni rupa koleksi nasional bertajuk Poros ini dilakukan secara daring dengan menampilkan 29 karya yang mencakup 16 monumen/patung publik, 3 miniatur monumen/patung publik yang salah satunya dikerjakan dengan teknologi digital sculpting dan 3D printing, 4 maket monumen/patung publik, 4 relief, 1 mural, dan 1 lukisan.
Karya-karya tersebut disajikan dalam bentuk foto dan video dari berbagai sudut sehingga didapatkan sudut pandang secara menyeluruh bahkan jarak pandang yang sangat dekat sehingga tampak detail-detail karya yang bisa jadi selama ini sebagian besar masyarakat tidak bisa mengaksesnya.
Selain itu, disajikan pula infografis peta persebaran yang menunjukkan titik lokasi karya-karya tersebut berada. Dalam pameran daring ini, publik dapat memilih dan menyaksikan karya-karya koleksi nasional yang disukai, diinginkan, bahkan bisa mengaksesnya kapan saja dan di mana saja.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.