Pesawat Jeju Air. (Sumber foto: Jeju Air)

Kronologi Tragedi Jeju Air: Detik-Detik Kecelakaan Fatal di Bandara Internasional Muan

30 December 2024   |   20:20 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Kabar duka datang dari industri penerbangan di Korea Selatan pada Minggu (29/12/2024), waktu setempat. Pesawat dari maskapai Jeju Air mengalami kecelakaan di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, dan menewaskan ratusan orang penumpang. Pesawat itu berangkat dari Bangkok, Thailand. 

Dikutip dari laman Independent, total penumpang yang meninggal dunia dalam kecelakaan tersebut sebanyak 179 orang dari total 181 penumpang. Adapun, 2 di antaranya yang berhasil selamat adalah pramugari.

Baca juga: Pesawat Jadi Moda Transportasi dengan Tingkat Keamanan Tertinggi Meski Dihantui Tantangan

Pesawat dengan nomor penerbangan 7C2216 tersebut gagal melakukan pendaratan karena roda pesawat tidak berhasil keluar dan menabrak dinding bata di ujung lintasan pendaratan. Penyebab kecelakaan pesawat tersebut masih dalam tahap penyelidikan. Namun, terdapat isu yang menyebutkan bahwa seekor burung tersangkut dalam mesin pesawat.

Tidak hanya itu, dinding bata dan ketiadaan busa di landasan pacu menjadi pertanyaan pihak tertentu. Kemudian, pertanyaan lain yang mencuat terkait dengan kecelakaan itu adalah pesawat yang meluncur jauh di landasan.

Dalam kronologinya, pesawat Jeju Air terbang dari Bangkok, Thailand, pada Minggu pagi dengan membawa wisatawan yang didominasi warga Korea Selatan. Saat hendak mendarat di Bandara Internasional Muan, Korea Selatan, pengawas lalu lintas udara memperingatkan pilot tentang risiko tabrakan dengan burung. 1 menit setelahnya, pilot mengeluarkan sinyal mayday yang berarti bahaya.

Beberapa menit setelahnya, pesawat terjatuh di landasan pacu tanpa berhasil mengeluarkan roda atau mendarat dengan badan pesawat. Pesawat model Boeing 737-800 itu meluncur di atas lintasan dan pada akhirnya menabrak dinding bata yang ada di ujungnya.

Kecelakaan pesawat Jeju Air yang memakan korban ratusan orang tersebut membuatnya menjadi insiden dengan jumlah kematian tertinggi sepanjang sejarah aviasi di Korea Selatan.

Untuk diketahui, aturan penerbangan global menyebutkan bahwa Korea Selatan akan memimpin penyelidikan atas kecelakaan tersebut dan melibatkan Badan Keselamatan Transportasi Nasional di Amerika Serikat – tempat pesawat tersebut dirancang dan dibuat.

Sementara itu, manajemen Jeju Air mengeklaim bahwa kecelakaan yang terjadi bukan karena masalah perawatan pesawat. Kapten pilot yang menerbangkan pesawat tersebut juga memiliki 6.823 jam terbang.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Daftar Promo Tempat Wisata Indonesia Spesial Tahun Baru 2025

BERIKUTNYA

3 Produk Terlaris Jelang Tahun Baru 2025 dari Perayaan Meriah hingga Resolusi Inspiratif

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: