Jenis Hunian Sewa yang Paling Diminati Kalangan Milenial dan Gen Z
10 December 2024 |
18:23 WIB
Kalangan Milenial dan Generasi Z kini cenderung memilih hunian sewa ketimbang membeli properti sendiri. Alasannya beragam, mulai dari harga beli properti yang terus meningkat, aksesibilitas dan fleksibilitas hingga lokasi strategis. Hunian sewa yang paling diincar pun bervariasi, tergantung dari desain, harga, dan lokasi.
CEO & Founder Rukita, Sabrina Soewatdy mengatakan setiap tipe hunian sewa memiliki pasarnya masing-masing. Misalnya, untuk kalangan mahasiswa, biasanya akan lebih memilih Student Housing, hunian dekat kampus yang dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan, privasi, dan lingkungan yang mendukung gaya hidup mahasiswa selama masa kuliah.
Baca juga: Milenial dan Gen Z Lebih Pilih Sewa Ketimbang Beli Hunian, Ini Alasannya
Sementara co-living lebih diminati oleh kalangan profesional dengan rentang usia 21-35 tahun. Co-living adalah konsep hunian bersama yang memungkinkan penghuninya untuk berbagi area pribadi dan umum, sehingga dapat menghemat biaya dan membentuk komunitas.
Adapun, untuk apartemen lebih dipilih oleh para pasangan suami-istri (pasutri) atau keluarga muda, yang pilihan luas ruangannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kalau apartemen kan memang ruangnya lebih besar, tergantung kebutuhan penghuni seperti apa, plus lebih privat. Kalau co-living memang banyak sekali peminatnya karena sudah menjamur di mana-mana, dan mungkin kalau bareng sama teman lebih seru," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id di Jakarta, baru-baru ini.
Lebih terperinci, Sabrina memaparkan kelompok penyewa hunian terbesar saat ini ada di beberapa kota di Indonesia, seperti Jabodetabek, Surabaya, Malang, Yogyakarta, dan Bandung. Sementara dari segi harga, kebanyakan hunian sewa yang paling dicari rata-rata sekitar Rp4 juta per bulan.
"Sekarang kami lihat trennya penghuni yang sudah berkeluarga itu sedang naik, meskipun banyak juga demografinya yang single. Tapi kami lihat untuk penghuni berkeluarga atau keluarga muda ini ada peningkatan," jelasnya.
Sementara itu, dari segi desain interior, hunian sewa yang paling diminati Milenial dan Gen Z ialah yang mengusung gaya minimalis yang bersih, dengan kualitas ruangan, furnitur dan perabotan yang tahan lama (durable).
"[Hunian sewa] yang nyaman juga harus memperhatikan unsur warnanya, harus netral atau gimana rasanya bisa homey. Lalu dari sisi pencahayaan, udara, dan hal-hal dasar lainnya itu harus bagus dan benar, di samping memang penataan furnitur yang harus harmonis," ucap Sabrina.
Hunian sewa kini memang makin diminati, khususnya di kalangan Milenial dan Gen Z. Menurut data dari Rukita, sebanyak 50.000 penyewa hunian terdiri dari kalangan Gen Z yakni 55 persen dan Milenial sebesar 45 persen, dengan berbagai pertimbangan mulai dari aksesibilitas hingga lokasi strategis.
VP of Marketing Rukita Lika Aprilia mengatakan ada beberapa faktor yang membuat kalangan milenial dan Gen Z lebih memilih hunian sewa daripada membeli properti, utamanya ialah kenaikan harga properti yang cepat dan melampaui pertumbuhan pendapatan.
Selain itu, anak muda juga sekarang disebut kesulitan mengakses program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini tergambar dalam data dari Real Estate Indonesian per Agustus 2024 yang menyebutkan bahwa sebanyak 40 persen pengajuan KPR ditolak, akibat jejak utang yang sebagian besar dipengaruhi oleh pinjaman online.
"Alasan lainnya juga termasuk mencari lokasi yang strategis. Daripada harus tinggal jauh dari tempat kerja dan harus menempuh perjalanan 1-2 jam setiap hari, akhirnya mereka lebih memilih untuk sewa hunian," katanya.
Maraknya anak muda yang memilih hunian sewa juga tergambar dalam hasil survei Property Perspective from Gen Z yang dirilis oleh Jakpat pada 2023. Laporan itu menyebut sebanyak 36 persen dari 587 responden Gen Z enggan membeli atau lebih memilih menyewa properti dengan alasan belum siap secara finansial untuk membeli properti.
Alasan lainnya yaitu karena harganya lebih murah sebagaimana diakui oleh 22 persen responden, lokasi yang strategis (18 persen) serta adanya aturan mutasi kerja (11 persen,) menjadi beberapa faktor yang membuat Gen Z lebih memilih menyewa properti daripada membelinya sendiri.
Adapun, apartemen/kos menjadi hunian sewa yang paling banyak dipilih oleh Gen Z sebagaimana diakui oleh 35 persen responden. Disusul dengan kios atau toko (27 persen), rumah tapak (27 persen), dan ruko (26 persen).
Di sisi lain, sebanyak 20 persen pasangan di Jabodetabek memilih untuk menyewa co-living sebagaimana dilaporkan oleh riset Cove pada November 2024.
Keadaan ekonomi memiliki peran yang kuat dalam pemilihan tempat tinggal. Sebanyak 50 persen dari pasangan yang tinggal di co-living menyatakan bahwa alasan utama mereka memilih untuk menyewa adalah kondisi keuangan yang belum memadai untuk membeli rumah secara permanen. Mereka berencana untuk tetap menyewa tempat tinggal hingga 5 atau 10 tahun ke depan.
Salah satu Gen Z yang lebih memilih hunian sewa ialah penyanyi sekaligus influencer Putu Maydea. Lulus dari ajang X Factor Indonesia, penyanyi Putu memantapkan diri untuk merantau dari Bali dan tinggal di Jakarta. Sebagai pendatang, dia lebih memilih untuk tinggal di apartemen sewaan dengan harga terjangkau. Baginya, apartemen dengan segala fasilitasnya sudah mampu memenuhi kebutuhannya.
Baca juga: Hunian dengan Area Terbuka hingga Rumah Vakansi Jadi Tren Desain Interior Terkini
Diakuinya, hunian sewaan menjadi pilihan yang tepat sebagai tempat tinggal pertama untuk hidup mandiri. Apartemen dengan berbagai fasilitasnya juga dinilai membantu dirinya untuk bisa fokus berkarya dan bekerja, tanpa harus mengurusi kerjaan domestik.
"Dengan memilih tinggal di apartemen dengan harga yang lebih murah kalo dibandingin beli rumah, aku jadi bisa nabung untuk masa depan. Nabung untuk membeli rumah dalam kondisi yang sudah ideal," katanya.
Begitupun dengan Nufaisah. Dia lebih memilih untuk tinggal di hunian sewaan yakni apartemen daripada membeli rumah dengan beberapa pertimbangan, mulai dari fleksibilitas untuk bisa berpindah tempat hingga letaknya yang strategis dengan tempat kerja dan sekolah anak.
"Saya memang lebih memilih untuk nabung terlebih dahulu, daripada harus beli rumah dengan mengutang. Lebih baik uangnya diputar terlebih dahulu untuk bisnis, baru abis itu bisa beli rumah dengan cash," katanya.
Editor: Fajar Sidik
CEO & Founder Rukita, Sabrina Soewatdy mengatakan setiap tipe hunian sewa memiliki pasarnya masing-masing. Misalnya, untuk kalangan mahasiswa, biasanya akan lebih memilih Student Housing, hunian dekat kampus yang dirancang khusus untuk memberikan kenyamanan, privasi, dan lingkungan yang mendukung gaya hidup mahasiswa selama masa kuliah.
Baca juga: Milenial dan Gen Z Lebih Pilih Sewa Ketimbang Beli Hunian, Ini Alasannya
Sementara co-living lebih diminati oleh kalangan profesional dengan rentang usia 21-35 tahun. Co-living adalah konsep hunian bersama yang memungkinkan penghuninya untuk berbagi area pribadi dan umum, sehingga dapat menghemat biaya dan membentuk komunitas.
Adapun, untuk apartemen lebih dipilih oleh para pasangan suami-istri (pasutri) atau keluarga muda, yang pilihan luas ruangannya dapat disesuaikan dengan kebutuhan.
"Kalau apartemen kan memang ruangnya lebih besar, tergantung kebutuhan penghuni seperti apa, plus lebih privat. Kalau co-living memang banyak sekali peminatnya karena sudah menjamur di mana-mana, dan mungkin kalau bareng sama teman lebih seru," katanya saat diwawancarai Hypeabis.id di Jakarta, baru-baru ini.
Ilustrasi hunian sewa.(Sumber gambar: Pixabay/Pexels)
"Sekarang kami lihat trennya penghuni yang sudah berkeluarga itu sedang naik, meskipun banyak juga demografinya yang single. Tapi kami lihat untuk penghuni berkeluarga atau keluarga muda ini ada peningkatan," jelasnya.
Sementara itu, dari segi desain interior, hunian sewa yang paling diminati Milenial dan Gen Z ialah yang mengusung gaya minimalis yang bersih, dengan kualitas ruangan, furnitur dan perabotan yang tahan lama (durable).
"[Hunian sewa] yang nyaman juga harus memperhatikan unsur warnanya, harus netral atau gimana rasanya bisa homey. Lalu dari sisi pencahayaan, udara, dan hal-hal dasar lainnya itu harus bagus dan benar, di samping memang penataan furnitur yang harus harmonis," ucap Sabrina.
Ilustrasi apartemen. (Sumber gambar: Danilo Rios/Unsplash)
VP of Marketing Rukita Lika Aprilia mengatakan ada beberapa faktor yang membuat kalangan milenial dan Gen Z lebih memilih hunian sewa daripada membeli properti, utamanya ialah kenaikan harga properti yang cepat dan melampaui pertumbuhan pendapatan.
Selain itu, anak muda juga sekarang disebut kesulitan mengakses program Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal ini tergambar dalam data dari Real Estate Indonesian per Agustus 2024 yang menyebutkan bahwa sebanyak 40 persen pengajuan KPR ditolak, akibat jejak utang yang sebagian besar dipengaruhi oleh pinjaman online.
"Alasan lainnya juga termasuk mencari lokasi yang strategis. Daripada harus tinggal jauh dari tempat kerja dan harus menempuh perjalanan 1-2 jam setiap hari, akhirnya mereka lebih memilih untuk sewa hunian," katanya.
Maraknya anak muda yang memilih hunian sewa juga tergambar dalam hasil survei Property Perspective from Gen Z yang dirilis oleh Jakpat pada 2023. Laporan itu menyebut sebanyak 36 persen dari 587 responden Gen Z enggan membeli atau lebih memilih menyewa properti dengan alasan belum siap secara finansial untuk membeli properti.
Alasan lainnya yaitu karena harganya lebih murah sebagaimana diakui oleh 22 persen responden, lokasi yang strategis (18 persen) serta adanya aturan mutasi kerja (11 persen,) menjadi beberapa faktor yang membuat Gen Z lebih memilih menyewa properti daripada membelinya sendiri.
Adapun, apartemen/kos menjadi hunian sewa yang paling banyak dipilih oleh Gen Z sebagaimana diakui oleh 35 persen responden. Disusul dengan kios atau toko (27 persen), rumah tapak (27 persen), dan ruko (26 persen).
Di sisi lain, sebanyak 20 persen pasangan di Jabodetabek memilih untuk menyewa co-living sebagaimana dilaporkan oleh riset Cove pada November 2024.
Keadaan ekonomi memiliki peran yang kuat dalam pemilihan tempat tinggal. Sebanyak 50 persen dari pasangan yang tinggal di co-living menyatakan bahwa alasan utama mereka memilih untuk menyewa adalah kondisi keuangan yang belum memadai untuk membeli rumah secara permanen. Mereka berencana untuk tetap menyewa tempat tinggal hingga 5 atau 10 tahun ke depan.
Salah satu Gen Z yang lebih memilih hunian sewa ialah penyanyi sekaligus influencer Putu Maydea. Lulus dari ajang X Factor Indonesia, penyanyi Putu memantapkan diri untuk merantau dari Bali dan tinggal di Jakarta. Sebagai pendatang, dia lebih memilih untuk tinggal di apartemen sewaan dengan harga terjangkau. Baginya, apartemen dengan segala fasilitasnya sudah mampu memenuhi kebutuhannya.
Baca juga: Hunian dengan Area Terbuka hingga Rumah Vakansi Jadi Tren Desain Interior Terkini
Diakuinya, hunian sewaan menjadi pilihan yang tepat sebagai tempat tinggal pertama untuk hidup mandiri. Apartemen dengan berbagai fasilitasnya juga dinilai membantu dirinya untuk bisa fokus berkarya dan bekerja, tanpa harus mengurusi kerjaan domestik.
"Dengan memilih tinggal di apartemen dengan harga yang lebih murah kalo dibandingin beli rumah, aku jadi bisa nabung untuk masa depan. Nabung untuk membeli rumah dalam kondisi yang sudah ideal," katanya.
Begitupun dengan Nufaisah. Dia lebih memilih untuk tinggal di hunian sewaan yakni apartemen daripada membeli rumah dengan beberapa pertimbangan, mulai dari fleksibilitas untuk bisa berpindah tempat hingga letaknya yang strategis dengan tempat kerja dan sekolah anak.
"Saya memang lebih memilih untuk nabung terlebih dahulu, daripada harus beli rumah dengan mengutang. Lebih baik uangnya diputar terlebih dahulu untuk bisnis, baru abis itu bisa beli rumah dengan cash," katanya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.