Short Attention Span sulit berkonsentrasi (Sumber Foto: Freepik)

Apa Itu Short Attention Span? Kenali Dampak dan Hubungannya dengan Kondisi Psikologis

16 September 2024   |   17:00 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Short Attention Span atau rentang perhatian yang pendek adalah kemampuan seseorang untuk berkonsentrasi pada satu hal dalam waktu yang terbatas sebelum mudah terdistraksi atau kehilangan fokusnya. Rentang perhatian yang pendek dapat mengganggu produktivitas dan aktivitas sehari-hari, baik di lingkungan kerja maupun kehidupan pribadi.

Mengutip The Brain Workshop, kehidupan yang sibuk membuat kita lebih mudah terdistraksi, sebetulnya hal ini sangat wajar. Faktanya, sebuah penelitian pada 2010 menunjukkan bahwa rata-rata 47 persen dari waktu kita dihabiskan dengan memikirkan hal-hal yang tidak berkaitan dengan aktivitas yang sedang dilakukan.

Baca juga: 5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital

Tanda-tanda seseorang mengalami rentang perhatian yang pendek, yakni ketika kita mudah teralihkan saat mengerjakan tugas sampai akhirnya selalu membuat kesalahan dan tidak mampu menyelesaikannya.

Penyebab lainnnya meliputi kesulitan membaca teks atau konten lainnya dengan durasi panjang, sulit mendengarkan, mengatur waktu, terlambat atau lupa janji temu. Rentang perhatian yang pendek juga dapat disebabkan oleh sejumlah kondisi psikologis, simak beberapa di antaranya.
 

1. ADHD

ADHD (Attention-deficit hyperactivity disorder) berkaitan dengan kondisi rentang perhatian yang pendek. Apabila seseoranh sering merasa gelisah, tidak tenang, atau tidak bisa diam ketika mencoba fokus pada suatu tugas, ini mungkin terkait dengan ADHD.

Beberapa orang yang didiagnosis dengan ADHD juga mengalami hiperaktivitas, yaitu keinginan untuk terus aktif bergerak. Mereka yang mengalami ADHD sering kesulitan untuk fokus karena terganggu oleh dorongan untuk selalu bergerak.
 

2. Depresi

Depresi adalah gangguan suasana hati yang dapat berdampak serius pada kehidupan seseorang. Meskipun depresi dapat muncul dalam berbagai bentuk, biasanya kondisi ini ditandai dengan perasaan sedih yang berkepanjangan, kehilangan minat, dan kesulitan untuk berkonsentrasi.

Tanda-tanda dan gejala depresi dapat meliputi perubahan pola tidur, seperti kelelahan, sulit tidur atau selalu ingin tidur, perubahan nafsu makan yang menyebabkan kenaikan atau penurunan berat badan, kehilangan minat pada kegiatan yang sebelumnya menyenangkan, perasaan tak berharga, tak berdaya, dan putus asa, menjauh dari keluarga dan teman-teman, dan sering memikirkan kematian.
 

3. Gangguan Belajar

Rentang perhatian yang pendek bisa menjadi tanda-tanda gangguaan belajar atau learning disorder seperti disleksia. Kondisi ini menyebabkan seseorang kesulitan dalam berkonsentrasi. Disleksia adalah gangguan belajar yang mempengaruhi kemampuan membaca dan menulis, yang bisa membuat seseorang merasa frustasi dan lebih cepat kehilangan fokus saat melakukan tugas-tugas terkait.
 

4. Gangguan Pemrosesan Sensorik

Rentang perhatian yang pendek bisa juga terkait dengan gangguan pemrosesan sensorik seperti penglihatan, pendengaran, sentuhan, penciuman, atau rasa. Gangguan pemrosesan sensorik membuat seseorang sangat sensitif terhadap rangsangan di sekitarnya, sehingga kesulitan untuk fokus di lingkungan yang baru untuknya.
 

5. Trauma

Post-traumatic stress disorder (PTSD) juga dapat menyebabkan rentang perhatian yang pendek. Dalam beberapa situasi, PTSD akan mengaktifkan mode bertahan hidup pada tubuh seseorang, yang mengharuskannya utnuk melawan atau melarikan diri. Hal ini akan membuat otak sulit untuk fokus pada tugas-tugas tertentu dalam jangka waktu yang lama.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

5 Tips Membangun Kebiasaan Membaca Buku Agar Tetap Fokus di Era Digital

BERIKUTNYA

4 Fakta Pertandingan Sepak Bola PON XXI yang Diwarnai Pemukulan Wasit

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: