Suasana jelang salat Idul Fitri 1444 H di Alun-alun Majalengka, Jawa Barat, Sabtu (22/4/2023). (Sumber gambar: JIBI/Bisnis/Fanny Kusumawardhani)

Grebeg Syawal hingga Riyoyo Kupat, Ini Tradisi Lebaran Unik di Berbagai Daerah di Indonesia

10 April 2024   |   09:00 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Setelah menjalankan ibadah puasa selama satu bulan penuh, umat Islam hari ini akhirnya merayakan Idulfitri 1445 H. Saat hari Lebaran, muslim biasanya akan berkumpul bersama keluarga besar, bersilaturahmi, dan menyantap hidangan khas, seperti ketupat hingga opor ayam.

Selain kebiasaan tersebut, ada beberapa daerah di Indonesia yang punya tradisi unik dalam merayakan hari kemenangan ini. Tradisi tersebut antardaerah akan berbeda, karena merupakan percampuran kebudayaan setempat dengan kebudayaan Islam.

Baca juga: Asal Mula & Sejarah Halalbihalal, Tradisi Idulfitri Khas Indonesia

Berikut adalah tradisi unik Lebaran di Indonesia:
 

1. Grebeg Syawal

Grebeg Syawal merupakan salah satu tradisi yang rutin dilakukan setahun sekali. Grebeg Syawal berasal dari tradisi di Keraton Yogyakarta yang dilakukan setiap 1 Syawal, atau bertepatan dengan hari raya Idulfitri. Tujuannya ialah sebagai bentuk wujud syukur setelah melewati bulan Ramadan dengan baik.

Pada perayaan Grebeg Syawal ini, akan diadakan arakan Gunungan Lanang yang dibawa ke Masjid Gede Keraton Ngayogyakarta untuk didoakan. Gunungan Lanang ini terdiri dari sayur-mayur dan hasil bumi lainnya yang dikawal prajurit keraton.

Setelah tradisi selesai, nantinya masyarakat bisa mengambil beberapa hasil bumi yang ada di Gunungan Lanang tersebut. Sejumlah masyarakat percaya kalau hasil bumi yang telah didoakan tersebut membawa berkah dan ketentraman.


2. Ronjok Sayak

Tradisi Ronjok Sayak banyak dilakukan di daerah Bengkulu. Ronjok Sayak adalah tradisi membakar batok kelapa kering yang ditumpuk hingga setinggi satu meter. Menurut kepercayaan, tradisi Lebaran ini sudah dilakukan sejak ratusan tahun lalu.

Masyarakat Bengkulu percaya kalau api merupakan penghubung antara manusia dan leluhur. Itulah mengapa, saat tradisi berlangsung masyarakat juga akan banyak berdoa. Tradisi Ronjok Sayak umumnya dilakukan setelah melaksanakan salat Isya pada1 Syawal.


3. Perang Topat

Perang Topat adalah tradisi Lebaran yang marak dilakukan di Lombok, Nusa Tenggara Barat. Tradisi ini cukup unik, karena nantinya masyarakat akan saling melempar ketupat kepada peserta yang lain layaknya seperti sebuah perang.

Ketupat merupakan simbol dari alat kerukunan umat Hindu dan Islam yang ada di Lombok. Umumnya, tradisi ini akan diawali dengan berdoa dan berziarah ke Makam Loang Balog di kawasan pantai Tanjung Karang dan makam BIntaro di kawasan pantai Bintaro.


4. Festival Meriam Karbit

Festival Meriam Karbit adalah tradisi Lebaran yang terkenal di Kalimantan Barat, terutama di daerah tepian Sunga Kapuas, Pontianak. Festival ini punya rangkaian acara yang cukup panjang, yakni selama tiga hari lamanya,

Festival akan dimulai sebelum, saat, dan sesudah Lebaran. Pada festival ini, masyrakat akan berlomba membuat meriam tradisional. Meriam yang memiliki bunyi paling keras dan kompak yang akan terpilih jadi pemenang.

Meriam Karbit umumnya terbuat dari pohon kelapa atau kayu durian. Bujet pembuatan meriam konon bisa mencapai Rp15 juta-Rp30 juta. Bunyi meriam dipercaya bisa mengusir hal-hal jahat yang ada di sekitar.


5. Binarundak

Tradisi Binarundah masih banyak dilakukan di Sulawesi Utara, terutama oleh masyarakat Motoboi Besar. Dalam tradisi ini, masyarakat akan membuat atau memasak nasi jaha secara bersama-sama selama tiga hari berturut-turut setelah Idulfitri.

Nasi jaha merupakan makanan khas Sulawesi Utara yang berbahan dasar beras dan dimasak dalam batang bambu. Hidangan khas ini memikiki perpaduan rasa yang gurih berkat kondimen santan dan jahe yang ada di dalamnya.

Tradisi Binarundak memiliki makna kebersamaan dan wujud silaturahmi. Selain itu, ini adalah perlambangan dari rasa syukur kepada Allah SWT.


6. Baraan

Tradisi Baraan dilakukan di Provinsi Riau untuk menyambut datangnya Lebaran. Tradisi Baraan dirayakan dengan saling mengunjungi jirang tetangga secara beramai-ramai saat memasuki bulan Syawal.

Saat tradisi ini berlangsung, semua rumah di satu dusun yang sama pasti akan mendapatkan giliran dikunjungi. Saat kebagian menjadi tuan rumah, mereka mesti menghidangkan berbagai macam hidangan, seperti kue mueh, opor ayam, ketupat, dan masih banyak lagi.


7. Riyoyo Kupat

Riyoyo kupat adalah tradisi makan ketupat bersama-sama yang dilakukan di masjid. Tradisi ini umumnya masih banyak ditemukan di wilayah Jawa Tengah hingga Jawa Timur. Tradisi ini dilakukan sepekan setelah hari raya Idulfitri.

Nantinya, masyarakat akan membawa ketupat sendiri dari rumah. Lalu, mereka akan berkumpul di masjid. Setelah itu, akan ada upcaya selamatan dan berdoa bersama. Setelah itu, barulah ketupat tersebut dimakan bersama-sama.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Daftar Lokasi SPKLU di Tol Trans Sumatra dengan Fasilitas Lengkap

BERIKUTNYA

Lebaran Enggak Mudik, Cek Rekomendasi Tempat Healing di Jakarta

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: