Kiat Eksis Berbisnis Fesyen Muslim
31 July 2022 |
07:16 WIB
1
Like
Like
Like
Pada beberapa tahun terakhir ini, bisnis fesyen muslim di Tanah Air berkembang sangat pesat. Kendati kondisi bisnis, termasuk fesyen muslim mengalami pasang surut akibat pandemi, masih banyak pengusaha yang masih bertahan dengan berbagai strategi untuk mempertahankan eksistensinya di pasar.
Salah satu pengusaha busana muslim yang mampu bertahan adalah Luna Hijab. Luna, CEO Luna Hijab, mengawali bisnisnya dari Kudus, sebuah kota di Jawa Tengah. Dia membuka usahanya pada 2007, ketika bisnis fesyen muslim belum berkembang seperti saat ini.
Luna mengisahkan, usaha fesyen muslim yang digelutinya berawal dari bisnis rumahan. Dia menerima pesanan jahitan, membuat baju sendiri, yang kemudian dijualnya hingga ke luar kota Kudus. Selanjutnya Luna memberanikan diri menembus pasar Jakarta dengan membuka gerai di pusat perbelanjaan Thamrin City.
Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Hijab? Simak 5 Hal yang Harus Diperhatikan
“Luna Hijab bisa bertahan lebih dari satu dekade. Perjalanan Luna Hijab dari kota kecil hingga menembus bisnis fesyen ibu kota tidak mudah, karena harus bersaing dengan brand muslim ternama pada saat itu,” ujar Luna.
Namun, berkat konsistensi dan ciri khas dari desain yang dia tawarkan yaitu fesyen festive, Luna Hijab memiliki pelanggan setia dari awal berdiri hingga saat ini. Pelanggannya pun kemudian berkembang ke berbagai kota.
Sementara itu, dampak pandemi lebih dari dua tahun juga dirasakan Luna Hijab, yang mengakibatkan omzet penjualan turun signifikan. Namun, dia mampu bertahan dengan melakukan strategi penjualan saat pandemi.
Selain itu, seiring dengan mulai maraknya transaksi online, Luna tidak ketinggalan untuk beralih ke transaksi online. Strategi selanjutnya, adalah mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pandemi yaitu kerudung instan (bergo), gamis, dan masker.
“Kami dapat bertahan melewati pandemi hingga saat ini lebih dari satu dekade. Luna Hijab berkembang menjadi salah satu brand fesyen ternama di industri fesyen muslim Indonesia,” ujarnya.
Selain mengeluarkan produk-produk sesuai kebutuhan seperti saat pandemi, Luna juga rutin merilis koleksi baru untuk mempertahankan eksistensinya dengan mengambil tema-tema tertentu. Pada bulan ini Luna Hijab merilis koleksi scarf dengan tema Wonderland atau Negeri Ajaib.
Baca juga: Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Jadi Peluang Brand Lokal Dilirik Pembeli Global
Tema Wonderland dituangkan dalam koleksi scarf dengan beberapa pattern seperti bunga-bunga, Meylin yang menggambarkan seorang putri Tiongkok dengan keberagaman Indonesia, Constellation yang merupakan rasi bintang, Snowflake yang merupakan kepingan salju, pola Butterfly dan wonderland-nya Indonesia, Dewata. Seri scarf Wonderland ini dibanderol pada harga kisaran di atas Rp 300.000.
“Kami berharap Wonderland series ini dapat membawa Luna dikenal lebih luas, dan dipercaya masyarakat Indonesia sebagai brand muslim fesyen yang berkualitas,” ujar Luna.
Saat ini, Luna Hijab memiliki empat toko offline di Kudus, Semarang, Jakarta, dan Bandung. Luna Hijab menaungi lebih dari 400 karyawan, dengan penjualan mencapai rata-rata 2.000 produk varian per bulan. Untuk memperluas pemasaran, Luna Hijab juga menggandeng reseller. Adapun pangsa pasarnya menyasar usia 25-60 tahun, dengan harga pada kisaran Rp215.000 - Rp1 juta-an.
Editor: Gita Carla
Salah satu pengusaha busana muslim yang mampu bertahan adalah Luna Hijab. Luna, CEO Luna Hijab, mengawali bisnisnya dari Kudus, sebuah kota di Jawa Tengah. Dia membuka usahanya pada 2007, ketika bisnis fesyen muslim belum berkembang seperti saat ini.
Luna mengisahkan, usaha fesyen muslim yang digelutinya berawal dari bisnis rumahan. Dia menerima pesanan jahitan, membuat baju sendiri, yang kemudian dijualnya hingga ke luar kota Kudus. Selanjutnya Luna memberanikan diri menembus pasar Jakarta dengan membuka gerai di pusat perbelanjaan Thamrin City.
Baca juga: Ingin Memulai Bisnis Hijab? Simak 5 Hal yang Harus Diperhatikan
“Luna Hijab bisa bertahan lebih dari satu dekade. Perjalanan Luna Hijab dari kota kecil hingga menembus bisnis fesyen ibu kota tidak mudah, karena harus bersaing dengan brand muslim ternama pada saat itu,” ujar Luna.
Namun, berkat konsistensi dan ciri khas dari desain yang dia tawarkan yaitu fesyen festive, Luna Hijab memiliki pelanggan setia dari awal berdiri hingga saat ini. Pelanggannya pun kemudian berkembang ke berbagai kota.
Sementara itu, dampak pandemi lebih dari dua tahun juga dirasakan Luna Hijab, yang mengakibatkan omzet penjualan turun signifikan. Namun, dia mampu bertahan dengan melakukan strategi penjualan saat pandemi.
Selain itu, seiring dengan mulai maraknya transaksi online, Luna tidak ketinggalan untuk beralih ke transaksi online. Strategi selanjutnya, adalah mengeluarkan produk yang disesuaikan dengan kebutuhan saat pandemi yaitu kerudung instan (bergo), gamis, dan masker.
“Kami dapat bertahan melewati pandemi hingga saat ini lebih dari satu dekade. Luna Hijab berkembang menjadi salah satu brand fesyen ternama di industri fesyen muslim Indonesia,” ujarnya.
Selain mengeluarkan produk-produk sesuai kebutuhan seperti saat pandemi, Luna juga rutin merilis koleksi baru untuk mempertahankan eksistensinya dengan mengambil tema-tema tertentu. Pada bulan ini Luna Hijab merilis koleksi scarf dengan tema Wonderland atau Negeri Ajaib.
Baca juga: Jakarta Muslim Fashion Week 2023 Jadi Peluang Brand Lokal Dilirik Pembeli Global
Tema Wonderland dituangkan dalam koleksi scarf dengan beberapa pattern seperti bunga-bunga, Meylin yang menggambarkan seorang putri Tiongkok dengan keberagaman Indonesia, Constellation yang merupakan rasi bintang, Snowflake yang merupakan kepingan salju, pola Butterfly dan wonderland-nya Indonesia, Dewata. Seri scarf Wonderland ini dibanderol pada harga kisaran di atas Rp 300.000.
“Kami berharap Wonderland series ini dapat membawa Luna dikenal lebih luas, dan dipercaya masyarakat Indonesia sebagai brand muslim fesyen yang berkualitas,” ujar Luna.
Saat ini, Luna Hijab memiliki empat toko offline di Kudus, Semarang, Jakarta, dan Bandung. Luna Hijab menaungi lebih dari 400 karyawan, dengan penjualan mencapai rata-rata 2.000 produk varian per bulan. Untuk memperluas pemasaran, Luna Hijab juga menggandeng reseller. Adapun pangsa pasarnya menyasar usia 25-60 tahun, dengan harga pada kisaran Rp215.000 - Rp1 juta-an.
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.