Harley Quinn: Birds of Pray - a movie review

27 March 2022   |   23:53 WIB

Like
Harley Quinn: Birds of Prey adalah film bergenre action/superhero yang menceritakan tentang kehidupan Harley Quinn setelah ia putus hubungan dengan mantannya yaitu Joker. Film ini dirilis pada tanggal 5 febuari 2020, yang di sutradarai Chaty Yan, perempuan berkebangsaan china yang lahir pada tahun 1986 di china. Selain film ini, sebelumnya ia juga pernah menyutradarai film berjudul Dead Pigs (2018) dan According To my Mother (2016).
Pada film ini, Harley Quinn karakter perempuan yang kerap di gambarkan bucin dengan the joker (dalam film Suicide Squad maupun serial komik DC Universe) pada akhirnya patah hati juga karena hubungannya yang akhirnya kandas. Setelah putus dengan Joker, Harley sudah tidak lagi kebal dari hukum. Selain itu banyak sekali penjahat yang sebelumnya memiliki masalah dengan Harley menjadi berani untuk membalaskan dendamnya, karena Joker sudah tidak ada untuk melindunginya. Salah satu dari penjahat yang mengincar Harley adalah Roman Beauvais Sionis atau yang lebih dikenal dengan sebutan Black Mask. Saat Harley Quinn sudah jatuh kepada tangan Black Mask, Ia berusaha untuk membuat kesepakatan yang dapat menyelamatkan dirinya. Ia berjanji akan menemukan Berlian yang di miliki oleh keluarga Bertinelli, berlian yang sedang di incar oleh black mask, karena pada berlian itu tercantum kode bank keluarga bertinelli yang berlimpah dengan kekayaan yang sangat banyak. Mendengar tawaran Harley Quinn, Black Mask akhirnya mengurungkan niatnya untuk membunuh Harley Quinn Pada saat itu. Mereka pun akhirnya membuat kesepakatan, a life for a diamond.

Pada saat melaksanakan misinya, Harley Quinn malah memiliki hubungan yang baik dengan orang yang sedang memiliki berlian itu, seorang anak kecil yang berprofesi sebagai tukang copet jalanan yang sangat lihai, ia bernama Cassandra Cain. Dengan keluguannya ternyata ia telah menelan berlian tersebut. Ternyata pertemuannya dengan pencopet cilik itu juga mendatangkan persahabatan baru Harley Quinn, dengan polisi gotham Renee Montoya, penari di suatu klub bernama Dinah Laure Lance atau lebih di kenal sebagai Black Clanary dan seorang pembunuh bertudung yang ternyata adalah salah satu anak dari keluarga Bertinelli yang selamat, yaitu Helena Bertinelli yang sedang menjalankan misi balas dendam untuk keluarganya yang di bunuh secara massal. Persahabatan tersebut tidak muncul begitu saja, pada awalnya mereka memiliki perbedaan pandangan dan perbedaan kepentingan, namun setelah di hadapi dengan masalah yang sama yaitu di serang oleh black mask akhirnya mereka bekerja sama untuk saling menyelamatkan satu sama lain.
Film ini memiliki unsur-unsur feminis yang bagus untuk di pelajari oleh kalangan perempuan terutama kalangan remaja yang sering kali merasa bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa seseorang lelaki. Hebatnya film ini, ia tidak memunculkan unsur tersebut begitu saja. Di tunjukin proses yang harus di alami dan di lalui oleh Harley Quinn untuk berada pada titik memahami hal itu. Dari seorang Harley Quinn yang berusaha untuk selalu ada di samping nama Joker, menjadi seorang Harley Quinn yang berdiri tegak, sendiri, dan bangga.
Walaupun karakter Harley Quinn kerap di gambarkan dengan sikap kocak dan bodohnya, sebenarnya ia lihai dalam berbagai hal, mulai dari menghindari serangan musuh, berkelahi dengan menggunakan senjata maupun tangan kosong. Baseball bat adalah senjata iconicnya seorang Harley Quinn, dan tentunya ia sangat lihai dalam menggunakannya.

Cerita yang bagus tentunya tidak akan memuaskan jika pemerannya tidak bagus, untungnya hal itu tidak dapat di katakan kepada pemeran Harley Quinn yang bernama Margot Robbie, ia sangatlah sukses memerankan karakter Harley Quinn. Mulai dari gesture, gaya bicara, ekspresi, bahkan ketawa badutnya Harley Quinn di perankan dengan sangat keren dan iconic. She is born to play that role.
Selain Margot, Ella Jay Basco yang berperan sebagai pencopet cilik Cassandra Cain juga cukup mengagumkan untuk seorang anak yang kala film itu di produksi berumur 13 tahun. Ia sangat menggambarkan sosok anak bermasalah yang menyebalkan dan bikin sebel tapi juga bisa menggemaskan.
Kelebihan yang saya tangkap dengan cepat dalam film ini adalah ia memasuki unsur unsur feminis yang jarang ada pada film lain. Juga gaya visual yang berwarna dan cantik yang dapat memanjakan mata penontonnya. Tidak lupa dengan sinematografinya yang sangat menarik dan kece. Selain itu walau terkadang pembawaan film ini kurang masuk akal namun terkadang disitu lah menariknya. Sedangkan kekurangan yang menurut saya ada film ini adalah mengenai alurnya pada awal film yang terlalu banyak maju-mundurnya. Sehingga mungkin akan membuat pusing beberapa penonton.
Menurut saya film ini lumayan di rekomendasikan untuk di tonton oleh penonton yang menyukai genre superhero/action, atau bahkan penonton yang sedang mencari-cari film yang bombastis, komedik, dan menyenangkan yang di selimuti dengan action yang lumayan menegangkan.