HOSPITAL PLAYLIST (2020): Dokter Juga Manusia
27 March 2022 |
22:35 WIB
8
Likes
Like
Likes
Serial dengan tema medis terkadang terasa sangat serius dan menegangkan, darah dimana-mana, suara mesin yang membuat deg-degan dan sebagainya. Namun tidak dengan Hospital Playlist, serial medis ini memberikan kehangatan dan pandangan baru mengenai kehidupan sehari-hari di rumah sakit.
Hospital Playlist adalah sebuah serial yang disutradarai oleh Shin Wonho dan ditulis oleh Lee Woojung. Beberapa orang mungkin sudah mengetahui mereka melalui karya-karya terdahulu dari keduanya seperti Replay 1994, Reply 1988, atau Prison Playbook. Melalui serial kali ini, mereka mengangkat cerita dan kehidupan di sebuah rumah sakit dengan masih membawa “feel” dan irama yang serupa dengan karya-karya sebelumnya.
Kim Junwan, Lee Ikjun, Ahn Jeongwon, Chae Songhwa dan Yang Seokhyeong, adalah 5 orang dokter dengan karakter yang berbeda. 20 tahun telah berlalu semenjak pertemuan pertama kumpulan sahabat ini di bangku kuliah. Dan sebuah kesempatan membawa mereka kembali berkumpul di satu rumah sakit yang sama, yakni Yulje Medical Center.
Hospital Playlist mengisahkan keseharian di rumah sakit dengan apik dan cukup menyenangkan. Melalui 5 orang sahabat tadi sebagai dokter spesialis di 5 cabang yang berbeda, keberagaman menjadi salah satu poin menarik dari serial Hospital Playlist ini. Dari pasien anak kecil, dewasa, hingga lanjut usia. Dari kasus ringan seperti sakit perut, hingga kasus besar seperti transplantasi organ, semua muncul dengan porsi yang pas dalam serial ini. Adegan-adegan yang menimbulkan gelak tawa tak jarang ditemui di serial ini. Namun bagaimanapun karena bertemakan rumah sakit, kisah-kisah pasien yang menyayat hati juga muncul dan mengambil bagian yang cukup besar.
Satu kisah mengenai pasien yang membekas di ingatan saya adalah pasien yang ditangani Lee Ikjun bernama Yook Hwigan, kepala dari sebuah keluarga kecil. Ia telah melalui operasi salah satu organ dalam dengan sukses. Dengan senang hati, ia dan keluarga berterimakasih kepada Dr. Lee Ikjun karena berkat keberhasilan operasi tersebut, mereka dapat merayakan Hari Anak tepat esoknya. Ia juga bercerita dengan semangat tentang rencana mereka makan bersama di sebuah restoran mie yang disukai sang anak, Wonjun. Sayangnya esoknya, tepat pada Hari Anak, sang ayah datang kembali ke rumah sakit sebagai korban kecelakaan. Kecelakaan tersebut cukup parah dan kemungkinan besar menyebabkan pasien mati otak. Yook Hwigan juga telah mendaftarkan dirinya sebagai donor organ, dan operasi pengambilan donor harus dilakukan. Dr. Lee Ikjun merasa sangat kasian dengan Wonjun, yang tak akan pernah bisa menghabiskan Hari Anak bersama ayahnya lagi. Ia pun meminta tim operasi untuk menunggu 10 menit sampai pergantian hari sebelum memulai operasi pengambilan organ.
Tak hanya mengenai proses menangani pasien, penonton Hospital Playlist juga dibukakan matanya untuk melihat rumah sakit secara luas. Misalnya, mengenai banyaknya peran dalam satu rumah sakit. Penonton dapat belajar mengenai jenjang atau tingkatan dari para tenaga kesehatan, serta perbedaan tugas- tugas mereka. Lalu beberapa adegan juga menunjukkan kenyataan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan, seperti tidak sempat tidur karena mendapat banyak panggilan, menerima ocehan dari wali pasien, tidak sempat keramas, dll. Tak terkecuali para pemeran utama, Ahn Jeongwon yang tak jadi pulang karena mendapat panggilan, Lee Ikjun yang harus pergi bekerja walau anaknya sakit, sampai Chae Songhwa yang merasakan keluhan sakit leher karena terlalu lama duduk mengerjakan laporan.
Melalui berbagai adegan mengenai keseharian para dokter, penonton akan teringat bahwa dokter juga manusia. Mereka bukan seseorang yang bisa menentukan bagaimana perjalanan operasi akan berakhir. Mereka bukan seorang superhero yang selalu fit dan segar setiap waktu. Namun mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik. Tidak seperti yang sebagian orang bayangkan, dokter bukanlah orang-orang yang serius setiap saat. Mereka bisa merasa sedih dan tersentuh, mereka juga bisa bercanda dan bersenang-senang sesuai tempat dan waktunya. Mereka pun memiliki hal yang mereka sukai diluar pekerjaan layaknya orang pada umumnya, seperti 5 pemeran utamanya, yang juga sering berkumpul untuk bermain band.
Dokter bukanlah profesi yang mudah. Rumah sakit pun bukan tempat yang selalu menyenangkan. Namun melalui serial ini, penonton akan dituntun mengikuti alur kehidupan di rumah sakit, khususnya yang dialami para dokter dengan cara sedikit lebih manusiawi. Pengetahuan dan pembelajaran yang bisa diambil pun sangat banyak. Uniknya lagi serial ini tidak memiliki satu konflik utama yang begitu besar dan mendebarkan, melainkan memiliki cara sendiri untuk menyampaikan banyak pesan yang mendalam kepada para pemirsa melalui berbagai situasi dalam adegan.
Hanya saja satu kekurangan serial ini yang saya pikir kurang realistis, yakni beberapa sifat pemeran utama yang hampir mendekati sempurna, hihihi~
Hospital Playlist adalah sebuah serial yang disutradarai oleh Shin Wonho dan ditulis oleh Lee Woojung. Beberapa orang mungkin sudah mengetahui mereka melalui karya-karya terdahulu dari keduanya seperti Replay 1994, Reply 1988, atau Prison Playbook. Melalui serial kali ini, mereka mengangkat cerita dan kehidupan di sebuah rumah sakit dengan masih membawa “feel” dan irama yang serupa dengan karya-karya sebelumnya.
Kim Junwan, Lee Ikjun, Ahn Jeongwon, Chae Songhwa dan Yang Seokhyeong, adalah 5 orang dokter dengan karakter yang berbeda. 20 tahun telah berlalu semenjak pertemuan pertama kumpulan sahabat ini di bangku kuliah. Dan sebuah kesempatan membawa mereka kembali berkumpul di satu rumah sakit yang sama, yakni Yulje Medical Center.
Hospital Playlist mengisahkan keseharian di rumah sakit dengan apik dan cukup menyenangkan. Melalui 5 orang sahabat tadi sebagai dokter spesialis di 5 cabang yang berbeda, keberagaman menjadi salah satu poin menarik dari serial Hospital Playlist ini. Dari pasien anak kecil, dewasa, hingga lanjut usia. Dari kasus ringan seperti sakit perut, hingga kasus besar seperti transplantasi organ, semua muncul dengan porsi yang pas dalam serial ini. Adegan-adegan yang menimbulkan gelak tawa tak jarang ditemui di serial ini. Namun bagaimanapun karena bertemakan rumah sakit, kisah-kisah pasien yang menyayat hati juga muncul dan mengambil bagian yang cukup besar.
Satu kisah mengenai pasien yang membekas di ingatan saya adalah pasien yang ditangani Lee Ikjun bernama Yook Hwigan, kepala dari sebuah keluarga kecil. Ia telah melalui operasi salah satu organ dalam dengan sukses. Dengan senang hati, ia dan keluarga berterimakasih kepada Dr. Lee Ikjun karena berkat keberhasilan operasi tersebut, mereka dapat merayakan Hari Anak tepat esoknya. Ia juga bercerita dengan semangat tentang rencana mereka makan bersama di sebuah restoran mie yang disukai sang anak, Wonjun. Sayangnya esoknya, tepat pada Hari Anak, sang ayah datang kembali ke rumah sakit sebagai korban kecelakaan. Kecelakaan tersebut cukup parah dan kemungkinan besar menyebabkan pasien mati otak. Yook Hwigan juga telah mendaftarkan dirinya sebagai donor organ, dan operasi pengambilan donor harus dilakukan. Dr. Lee Ikjun merasa sangat kasian dengan Wonjun, yang tak akan pernah bisa menghabiskan Hari Anak bersama ayahnya lagi. Ia pun meminta tim operasi untuk menunggu 10 menit sampai pergantian hari sebelum memulai operasi pengambilan organ.
Tak hanya mengenai proses menangani pasien, penonton Hospital Playlist juga dibukakan matanya untuk melihat rumah sakit secara luas. Misalnya, mengenai banyaknya peran dalam satu rumah sakit. Penonton dapat belajar mengenai jenjang atau tingkatan dari para tenaga kesehatan, serta perbedaan tugas- tugas mereka. Lalu beberapa adegan juga menunjukkan kenyataan yang dihadapi oleh para tenaga kesehatan, seperti tidak sempat tidur karena mendapat banyak panggilan, menerima ocehan dari wali pasien, tidak sempat keramas, dll. Tak terkecuali para pemeran utama, Ahn Jeongwon yang tak jadi pulang karena mendapat panggilan, Lee Ikjun yang harus pergi bekerja walau anaknya sakit, sampai Chae Songhwa yang merasakan keluhan sakit leher karena terlalu lama duduk mengerjakan laporan.
Melalui berbagai adegan mengenai keseharian para dokter, penonton akan teringat bahwa dokter juga manusia. Mereka bukan seseorang yang bisa menentukan bagaimana perjalanan operasi akan berakhir. Mereka bukan seorang superhero yang selalu fit dan segar setiap waktu. Namun mereka selalu berusaha memberikan yang terbaik. Tidak seperti yang sebagian orang bayangkan, dokter bukanlah orang-orang yang serius setiap saat. Mereka bisa merasa sedih dan tersentuh, mereka juga bisa bercanda dan bersenang-senang sesuai tempat dan waktunya. Mereka pun memiliki hal yang mereka sukai diluar pekerjaan layaknya orang pada umumnya, seperti 5 pemeran utamanya, yang juga sering berkumpul untuk bermain band.
Dokter bukanlah profesi yang mudah. Rumah sakit pun bukan tempat yang selalu menyenangkan. Namun melalui serial ini, penonton akan dituntun mengikuti alur kehidupan di rumah sakit, khususnya yang dialami para dokter dengan cara sedikit lebih manusiawi. Pengetahuan dan pembelajaran yang bisa diambil pun sangat banyak. Uniknya lagi serial ini tidak memiliki satu konflik utama yang begitu besar dan mendebarkan, melainkan memiliki cara sendiri untuk menyampaikan banyak pesan yang mendalam kepada para pemirsa melalui berbagai situasi dalam adegan.
Hanya saja satu kekurangan serial ini yang saya pikir kurang realistis, yakni beberapa sifat pemeran utama yang hampir mendekati sempurna, hihihi~
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.