REVIEW FILM "DUNE"

27 March 2022   |   21:19 WIB

Like
Setelah  beberapa rilis layar lebar, film terbaru  Denis Villeneuve, Dune, akhirnya akan diputar. Film ini merupakan adaptasi dari  fiksi ilmiah klasik  karya  Frank Herbert dengan judul yang sama, pertama kali dirilis pada tahun 1965.

Sutradara David Lynch sempat menciptakan adaptasi film layar lebar berdasarkan novel klasik ini. Sedangkan Dune tahun 2021 merupakan adaptasi ketiga selesainya film David Lynch pada tahun 1984, & miniseri Dune pada tahun 2000.

"Dune" menceritakan kisah yang mengikuti House of Atreides, salah satu dari banyak faksi dinasti di bawah naungan kerajaan besar atau Imperium. Duke Leto Atreides (Oscar Isaac) ditugaskan oleh Kaisar untuk menaklukkan planet Arrakis atau dikenal juga  sebagai Dune, tempat yang menghasilkan material paling berharga di seluruh galaksi yang disebut "Melange".

Duke Leto bersama putranya Paul (Timothee Chalamet) dan selirnya Lady Jessica (Rebecca Ferguson) melakukan perjalanan ke rumah baru mereka dengan beberapa keraguan, karena perintah dari Kaisar Kekaisaran menempatkan mereka dalam konflik langsung dengan saingan lama mereka, House of Harkonnen.

Sebelumnya Harkonnen yang brutal telah mengelola planet gurun selama beberapa dekade, dan sekarang Baron Vladimir Harkonnen (Stellan Skarsgard) berencana untuk mendapatkan kembali sumber kekayaannya dengan biaya berapa pun bahkan jika itu berarti menghancurkan House of Artreides.

Di sisi lain, Paul Atreides yang ditakdirkan untuk pergi ke planet Arrakis mulai mendapatkan penglihatan, penglihatan yang dia lihat akan membawanya ke takdir besar yang tidak pernah dia bayangkan sebelumnya.

Berlatar ribuan tahun ke depan, "Dune" menghadirkan cerita yang menyentuh banyak tema, mulai dari sistem politik, agama, ekonomi, budaya, sosial bahkan  ekologi yang muncul dalam masyarakat antarbintang.

Selain diisi dengan berbagai tema, 'Dune' juga diisi dengan karakter dan lokasi yang saling terkait, oleh karena itu 'Dune' akan menjadi bagian pertama dari semacam pengenalan yang menjelaskan kepada penonton tentang berbagai karakter yang terlibat, tempat dan acara serta terminologi untuk memudahkan audiens. memahami dinamika dan aturan yang terjadi di alam semesta 'Dune'.

Penjelasan ini memudahkan kita untuk mengikuti perjalanan seorang pemuda untuk menemukan jati dirinya, jati dirinya yang sebenarnya dan yang terpenting untuk menemukan takdirnya yang diyakini banyak orang akan membawa keselamatan dunia di masa depan.

'Dune' memuat cerita yang cukup detail dengan banyak momen pengembangan naratif dan tentunya juga ditambahkan adegan pengembangan karakter di dalamnya. Penting bagi penonton untuk mengenal karakter dan apa yang mereka alami.

Selain itu juga ada beberapa potongan puzzle yang harus dijelaskan, oleh karena itu ada beberapa momen dalam film yang berjalan lambat dimana pada momen yang terasa lama dan lambat berfungsi agar detail yang terjadi dapat diketahui. tersampaikan dengan baik kepada khalayak sehingga pemahaman keseluruhan terhadap narasi dapat tercapai sepenuhnya.

Sementara itu, Timothee Chalamet berhasil menghidupkan karakternya dengan membangun emosinya dalam film pada momen yang tepat. Ia cukup berhasil membangun karakternya berlapis-lapis, dimulai sebagai remaja lugu kemudian terus berkembang menjadi pemuda yang tegas dan tidak ragu untuk melangkah maju.

Berbagi banyak adegan bersama, Chalamet dan Rebecca Ferguson saling melengkapi dengan sempurna. Chemistry keduanya berkembang dengan baik, Ferguson menggambarkan kami sebagai karakter kompleks yang menunjukkan kami sebagai seseorang yang terus-menerus berinteraksi antara salah satu ibu, dan juga sebagai Bene Gesserit (ordo mistik perempuan).

Selain yang ditampilkan, karakter pendukung lainnya menampilkan penampilan penonton yang dapat menambah kedalaman narasi, Stellan Skarsgard tampil mengejutkan sebagai Baron Harkonnen yang kejam, dingin dan brutal.
Belum lagi penampilan Josh Brolin dan Jason Momoa juga terlihat menyegarkan, keduanya tampil penuh energi dan terkadang penuh humor. Juga kemunculan Sharon Duncan-Brewster sebagai Liet Kynes yang misterius dan menarik perhatian.

'Dune' juga secara visual memukau, set dan desain kostum mengikuti desain geometris dengan cara yang futuristik dikombinasikan dengan kompleksitas desain kuno. Film ini adalah dunia imajinatif yang menggabungkan estetika kuno dengan teknologi futuristik yang elegan untuk menciptakan lingkungan yang menakjubkan dan imersif.
Mulai dari keganasan gurun pasir yang tak berujung, cacing pasir raksasa atau kemegahan rumah penguasa memanjakan mata penonton. Visual yang unik juga didukung dengan baik oleh musik dan skor dari Hanz Zimmer.

Zimmer, yang sebelumnya berkolaborasi dengan Villeneuve di 'Blade Runner 2049', memadukan suara megah dengan gaya rock dan opera yang mengejutkan. Hanz Zimmer mampu menjadikan skor dan musik ini tidak hanya sebagai pelengkap tetapi juga menjadi bagian dari daya dukung yang melengkapi tidak hanya secara visual tetapi juga secara naratif.

Villeneuve tidak hanya menyajikan narasi yang kompleks dengan banyak karakter, tema dan terminologi dan menyebarkannya ke cutscene yang diatur di masa sekarang, masa lalu atau masa depan atau menyajikan cutscene yang kadang-kadang penuh teka-teki. Namun ia juga membawa penonton pada gaya berceritanya melalui presentasi audio visual yang sarat dengan engagement dengan penonton.