The Conjuring : The Devil Made Me Do It film bagus tapi tidak menyeramkan
27 March 2022 |
20:34 WIB
7
Likes
Like
Likes
Film garapan surtadara Michael Chaves dari sebuah skenario karya David Leslie Johnson-McGoldrick dari cerita yang dibuat oleh Johnson-McGoldrick and James Wan. Merupakan film sekuel dari film The Conjuring (2013) dan The Conjuring 2 (2016), Film ini mengambil dari sebuah kisah nyata “Trial of Arne Cheyenne Johnson” dimana Arne mengklaim bahwa dirinya membunuh seseorang karena kerasukan iblis. Film yang awalnya akan di rilis pada bulan September 2020, di tunda perilisannya menjadi 4 juni 2021 karena pandemi Covid-19
Film ini menceritakan tentang seorang anak lelaki yang berama “David Glatzel” mengalami kesurupan yang ditangani oleh “The Warrens” yaitu Edd dan Lorraine. Saat melakukan pengusiran setan dari David, Arne Cheyenne sebagai pacar kakak si David yaitu “Debbie Glatzel” membantu proses pengusiran setan tersebut, hingga pengusiran setan tersebut gagal dan Arne mengundang si iblis ke tubuhnya untuk menyelamatkan si David.
Film ini secara keseluruhan menyuguhkan susana horror yang pekat dari segi pendalaman karakter, setting tempat, sinematografi, hingga suasana setting tempat film ini sangat baik. Sang sutradara sangat pandai memainkan tempo film ini dia tau kapan saatnya menaikan ketegangan dan menurunkan ketegangan film ini, bagaimana terror yang diciptakan sangat mempengaruhi penonton. Tidak seperti film sebelumnya the conjuring (2013) yang fokus kepada jumpscare, film ini lebih mengurangi segi jumpsacre. Dan dari pihak DOP mereka sangat baik dalam menempatkan camera movement, shot camera, dan camera angle. Hampir semua menggunakan camera movenemt, shot camera, dan camera angel diwaktu yang tepat untuk menggabarkan dan menambah dukungan untuk suasana.
Pada segi akting, Ruairi O'Connor pemeran Arne Cheyenne sangat menakjubkan, Sebagai penonton semua pearasaan, terror dapat dirasakan karena akting Ruairi O'Connor. Tak hanya Ruarini O’Connor akting Patrick Wilson dan Vera Farmiga sebagai Edd dan Lorraine sangat hebat sebagai paranormal, dimana karakter mereka sangat cocok dengan Edd dan Lorraine. Meskipun hanya tampil dalam beberapa scene Sarah Catherine Hook sebagai Debbie Glatzel aktingnya sangat memukau sebagai pacar Arne, dimana iya menunjukan kalau dia sangat mencintai Arne.
Setting tempat pada film ini sangat mendukung terutama pada bagian klimaks, meskipun scene klimaks dilakukan di dua tempat berbeda, keduanya menunjukan rasa tegang yang memuncak, bagaimana suasana hectic di toko hewan peliharaan dan disusul dengan halusinasi Arne sangat memuncukan rasa tegang meskipun pada scene itu hanya terjadi daam waktu singkat.
Namun dalam film ini suasana yang dibuat kurang menyeramkan jika dibandingkan dengan film sebelumnya seperti The Conjuring (2013) film ini hanya menyuguhkan suasana ketegangan yang intense. Penampakan hantu kurang di perlihatkan dengan baik, penampakan hantu pun hanya terlihat seperti figuran yang menumpang lewat dan tidak berfokus kepada satu hantu, jika di bandingkan dengan film The Curse of La Llorona yang fokus pada satu hantu dari awal hingga akhir dan menunjukan teror yang sama dengan the conjuring : the devil made me do it, mungkin film The Curse of La Llorona lebih menyeramkan dari pada film ini. Dan jika di bandingkan dengan film con juring sebelumnya ending film ini terlalu simple seperti “i destroy the table, and you dead -end” ending ini terlalu simple untuk seorang “occultist” yang telah berhasil mengirim kutukan ke korbannya.
Beberapa karakter dalam film ini hanya sebatas karakter figuran meskipun mereka memiliki peran penting sebagai contoh, Euginie Bondurant sebagai (the occultist) orang yang menirim kutukan kepada Arne dan korban yang lain perannya hanya terlihat seperti tidak memiliki tujuan hanya mengirim kutukan kepada orang sembarangan. Lalu pengebangan karakter orang tua David kurang di perlihatkan, orang tua David hanya di perlihatkan dalam beberapa scene bahkan tidak seperti pemeran debbie yang diperlihatkan mencintai Arne, konteks nya orang tua david hanya seperti orang tua yang tidak peduli kepada tunangan anaknya.
Jika dibandingkan dengan film the conjuring yang lainya film ini berada di bawah film lainnya. Mungkin jika orang yang tidak mengikuti film-film sebelumnya film ini bisa dianggap menyeramkan.
Secara keseruluhan suasana tegang dalam film ini di samppaikan dengan baik tetapi suasana menyeramkan film ini tidak keluar bahkan jumpscare yang di suguhkan tidak seperti film-film sebelumnya. Untuk pecinta film horror, film ini direkomendosikan dengan alur yang tidak terlalu kompleks film ini bisa sangat memuaskan untuk ditonton.
Film ini menceritakan tentang seorang anak lelaki yang berama “David Glatzel” mengalami kesurupan yang ditangani oleh “The Warrens” yaitu Edd dan Lorraine. Saat melakukan pengusiran setan dari David, Arne Cheyenne sebagai pacar kakak si David yaitu “Debbie Glatzel” membantu proses pengusiran setan tersebut, hingga pengusiran setan tersebut gagal dan Arne mengundang si iblis ke tubuhnya untuk menyelamatkan si David.
Film ini secara keseluruhan menyuguhkan susana horror yang pekat dari segi pendalaman karakter, setting tempat, sinematografi, hingga suasana setting tempat film ini sangat baik. Sang sutradara sangat pandai memainkan tempo film ini dia tau kapan saatnya menaikan ketegangan dan menurunkan ketegangan film ini, bagaimana terror yang diciptakan sangat mempengaruhi penonton. Tidak seperti film sebelumnya the conjuring (2013) yang fokus kepada jumpscare, film ini lebih mengurangi segi jumpsacre. Dan dari pihak DOP mereka sangat baik dalam menempatkan camera movement, shot camera, dan camera angle. Hampir semua menggunakan camera movenemt, shot camera, dan camera angel diwaktu yang tepat untuk menggabarkan dan menambah dukungan untuk suasana.
Pada segi akting, Ruairi O'Connor pemeran Arne Cheyenne sangat menakjubkan, Sebagai penonton semua pearasaan, terror dapat dirasakan karena akting Ruairi O'Connor. Tak hanya Ruarini O’Connor akting Patrick Wilson dan Vera Farmiga sebagai Edd dan Lorraine sangat hebat sebagai paranormal, dimana karakter mereka sangat cocok dengan Edd dan Lorraine. Meskipun hanya tampil dalam beberapa scene Sarah Catherine Hook sebagai Debbie Glatzel aktingnya sangat memukau sebagai pacar Arne, dimana iya menunjukan kalau dia sangat mencintai Arne.
Setting tempat pada film ini sangat mendukung terutama pada bagian klimaks, meskipun scene klimaks dilakukan di dua tempat berbeda, keduanya menunjukan rasa tegang yang memuncak, bagaimana suasana hectic di toko hewan peliharaan dan disusul dengan halusinasi Arne sangat memuncukan rasa tegang meskipun pada scene itu hanya terjadi daam waktu singkat.
Namun dalam film ini suasana yang dibuat kurang menyeramkan jika dibandingkan dengan film sebelumnya seperti The Conjuring (2013) film ini hanya menyuguhkan suasana ketegangan yang intense. Penampakan hantu kurang di perlihatkan dengan baik, penampakan hantu pun hanya terlihat seperti figuran yang menumpang lewat dan tidak berfokus kepada satu hantu, jika di bandingkan dengan film The Curse of La Llorona yang fokus pada satu hantu dari awal hingga akhir dan menunjukan teror yang sama dengan the conjuring : the devil made me do it, mungkin film The Curse of La Llorona lebih menyeramkan dari pada film ini. Dan jika di bandingkan dengan film con juring sebelumnya ending film ini terlalu simple seperti “i destroy the table, and you dead -end” ending ini terlalu simple untuk seorang “occultist” yang telah berhasil mengirim kutukan ke korbannya.
Beberapa karakter dalam film ini hanya sebatas karakter figuran meskipun mereka memiliki peran penting sebagai contoh, Euginie Bondurant sebagai (the occultist) orang yang menirim kutukan kepada Arne dan korban yang lain perannya hanya terlihat seperti tidak memiliki tujuan hanya mengirim kutukan kepada orang sembarangan. Lalu pengebangan karakter orang tua David kurang di perlihatkan, orang tua David hanya di perlihatkan dalam beberapa scene bahkan tidak seperti pemeran debbie yang diperlihatkan mencintai Arne, konteks nya orang tua david hanya seperti orang tua yang tidak peduli kepada tunangan anaknya.
Jika dibandingkan dengan film the conjuring yang lainya film ini berada di bawah film lainnya. Mungkin jika orang yang tidak mengikuti film-film sebelumnya film ini bisa dianggap menyeramkan.
Secara keseruluhan suasana tegang dalam film ini di samppaikan dengan baik tetapi suasana menyeramkan film ini tidak keluar bahkan jumpscare yang di suguhkan tidak seperti film-film sebelumnya. Untuk pecinta film horror, film ini direkomendosikan dengan alur yang tidak terlalu kompleks film ini bisa sangat memuaskan untuk ditonton.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.