Review Tenet (2020), Film Eksperimennya Christopher Nolan?

27 March 2022   |   22:02 WIB

Like
Review singkat mengenai film Tenet (2020) Karya dari salah satu sutradara favorit saya Christopher Nolan film ini berdurasi sekitar 150 menit, film ini telah mendapat berbagai penghargaan terutama dari sisi Visual effect-nya Tenet mendapat beberapa penghargan Visual effect terbaik sebut saja Best Visual Effect dari Academy Award 2021, Best Visual Effect dari British Academy Award 2021, Best Visual Effect dari Satellite Award 2021 dan yang paling terkenal adalah saat film tersebut mendapat penghargaan best visual effect dari salah satu ajang film paling bergengsi di dunia yaitu penghargaan Visual Effect terbaik dari Oscar 2021.

Film yang bergenre Action dan Sci-fi ini menceritakan tentang seorang yang tidak disebutkan namanya yang disebut the protagonist yang secara tidak sengaja masuk kedalam organisasi bernama tenet yang memiliki misi menyelamatkan dunia dari perang dunia ketiga tetapi dengan cara yang tidak biasa, yaitu menjelajahi waktu, Film yang memiliki tema penjelajahan waktu mungkin sudah tidak asing lagi di telinga para penikmat film contohnya film yang dulu terkenal kata bapak saya yaitu Back To The Future (1985) yang disutradarai oleh Robert Zemeckies, Lalu film yang katanya menjadi film tersukses Marvel yaitu Avengers: Endgame (2019) yang disutradarai oleh Anthony dan Joe Russo bersaudara, Tetapi sesuatu hal yang menarik bagi saya film Tenet ini membawakan tema time travel dengan cara yang berbeda, pada awal film ini Christopher Nolan seperti membuat penonton bertanya-tanya “ Kok bisa gitu sih? “ “ Koa da peluru kebalik “ itulah pertanyaan yang terlintas dipikiran saya ketika menonton film tersebut.

Ketika saya menonton film ini yang pertama saya perhatikan adalah Audio Visualnya, film ini dibuka dengan adegan di sebuah kejadian terorisme gedung opera saya dibuat kagum dengan Audio Design nya karena terasa pas dan sangat mendukung adegan tersebut, beberapa menit saya menonton filmnya saya masih bisa fokus untuk memperhatikan Audiovisual film tersebut tetapi semakin lama perhatian saya semakin ter-alihkan karena semakin lama saya menonton film tersebut saya semakin dibuat berpikir oleh apa yang terjadi dalam film tersebut, Setelah adegan awal yang sedikit membingungkan, karakter utama dalam film ini berada di sebuah dunia yang normal-normal saja, menceritakan sang protagonist yang diberikan tugas mencari tau tentang asal usul dari senjata yang bisa menembakan peluru terbalik, akhirnya ia pun berkeliling dunia lalu bertemu dengan Priya salah satu orang yang mengetahui tentang senjata “ Rahasia “ tersebut disana ia juga bertemu dengan neil yang akan membantu protagonist selama mengerjakan misi tersebut.

Setelah bertemu dengan priya the protagonist diberi tahu bahwa orang yang mengendalikan itu semua adalah orang Russia yang bernama Andrei Sator yang memiliki sebuah bahan yang bernama Pletonium yang ternyata bahan ini yang membuat senjata bisa terbalik dan ternyata si Andrei Sator ini memiliki kontrak seumur hidup dengan peneliti di masa lalu untuk memecahkan sebuah algoritma yang nantinya akan menjadi sebuah hulu ledak nuklir yang memiliki reaksi berantai dan dapat membuat dunia kiamat, nah The protagonist dan neil disini bertugas menghentikan sator dengan cara menjelajahi waktu untuk mencari algoritma tersebut, nah pada tahap tersebut film mulai membuat otak saya sedikit ngebul, tetapi adegan Actionnya juga semakin kerasa karena mulai banyak adegan fight apalagi ada salah satu adegan yang cukup terkenal dari film tenet yaitu saat Christopher Nolan menabrakan pesawat 747 asli ke sebuah hangar, tentu saja adegan tersebut menjadi ikonik karena seorang Christopher Nolan memang terkenal lebih menyukai Kejadian yang direkam secara nyata daripada mengandalkan CGI.

Puncak dari film ini berada di sebuah daerah yang bernama Stalks 12 sumber Pletonium yang menjadi biang kerok utama dari film ini, adegan tersebut dimulai dengan adegan penyergapan yang dilakukan oleh 2 tim tetapi pada waktu yang sama cerita seakan terbagi dan bercabang tetapi tetap terhubung, pada bagian tersebut kita harus bisa memperhatikan hal-hal kecil agar tidak bingung kedepannya tetapi memang film ini bagi saya tidak bisa ditonton hanya sekali karena walaupun saya sudah mencoba fokus tetap saja kepala saya dibuat meledak oleh film tenet ini.

Di sisi lain film ini juga membangkitkan rasa penasaran saya ketika salah satu teman saya mengatakan “ Tenet tuh kaya film eksperimentalnya Christopher Nolan “ kata-kata tersebut membuat sebuah pertanyaan untuk diri saya “ Apa bener ini film Eksperimentalnya Christoper Nolan? “ karena sempat terlintas di pikiran saya bahwa Christopher Nolan mencoba ber-eksperimen bagaimana kalau sebuah film dijalankan oleh seseorang yang tidak memiliki character arc samasekali karena the protagonist pada film tenet memang dibuat flat tanpa character arc.

Kesimpulan dari film ini, tenet menjadi film kesekian dari Christopher Nolan yang bermain dengan waktu tetapi bagi saya tenet ini lebih sedikit mudah dipahami asal kita bisa fokus untuk memperhatikan hal-hal kecil yang ada di adegan-adegan dalam film tersebut. Dan setelah menonton film ini saya masih tetap dibuat berpikir karena memang bagian terakhir dari film tenet ini membuat saya sedikit Mind-blowing.