Review Film Sejuta Sayang Untuknya

27 March 2022   |   10:41 WIB
Image
Sailatul Mardiyah Mahasiswa Universitas Amikom Purwokerto

Like
“REVIEW FILM SEJUTA SAYANG UNTUKNYA”

Sailatul Mardiyah – Universitas Amikom Purwokerto

Film ‘Sejuta Sayang Untuknya” merupakan karya garapan dari Sutradara Herwin Novianto yang rilis pada tanggal 23 Oktober 2020 lalu. Film yang diperankan oleh Deddy Mizwar, Syifa Hadju, dan Ummay Shahab ini sukses membuat para penontonnya turut merasakan apa yang ditampilakn oleh para aktor.
Berlatar belakang kehidupan di tengah tengah ibu kota, film ini mengisahkan seorang anak dan bapak yang di perankan oleh Syifa Hadju sebagai anak bernama Gina dan Deddy Mizwar sebagai ayah yang bernama Aktor Sagala. Sama seperti namanya, sang ayah ini memiliki pekerjaan sebagai aktor figuran. Awal mula konflik dimulai ketika Gina menerima surat dari sekolah, surat tersebut berisikan tentang pemberitahuan bahwa akan di adakannya Try Out berbasis online/daring. Merasa dirinya tidak memiliki fasilitas untuk latihan Try Out online, Gina pun mencoba memberi tahukan kepada sang ayah bahwa dirinya harus mengganti handphone yang lebih canggih dan dapat mengakses internet agar bisa digunakan saat Try Out online.
Seperti yang kita ketahui, menjadi seorang aktor figuran sama hal nya seperti bekerja serabutan, penghasilan yang tidak cukup dan tidak menentu membuat sang ayah berfikir keras bagaimana caranya agar ia bisa membelikan handphone untuk anak nya yang akan mengikuti Try Out online tersebut. Di samping itu, ia pun harus mencari cara untuk melunasi hutang-hutangnya kepada tetangga sekitar. Alasan ia berhutang ialah tak lain untuk mencukupi kehidupan sehari hari mereka berdua.
Layak nya sebuah kisah kehidupan, di dalam film ini pun diselipkan kisah romansa khas anak remaja. Ia adalah Wisnu, seorang anak remaja yang di perankan oleh Umay Shahab. Wisnu adalah teman sekelas Gina yang secara terang terangan menunjukan bahwa ia menyukai Gina, namun segala usaha Wisnu justru dihiraukan oleh Gina. Tapi secara tak gentar Wisnu selalu berusaha mendapatkan perhatian dari Gina mulai dari menemaninya dikala telat masuk sekolah, sampai dengan meminjamkan handphone nya ketika latihan ujian Try Out berlangsung. Oleh karena itu, lambat laun Gina akhirnya luluh dan mereka menjadi teman baik.
Konflik memuncak ketika Gina mencoba melamarkan sebuah pekerjaan untuk ayahnya. Hal ini Gina lakukan karena ia sadar kalau sebentar lagi ia akan melanjutkan pendidikannya pada jenjang perkuliahan, ia merasa bahwa pekerjaan ayahnya yang sekarang tidak akan cukup untuk membiayai kebutuhannya untuk berkuliah. Alih alih merasa senang ketika Gina menunjukan bahwa hasil lamarannya diterima, sang ayah justru marah terhadap Gina. Ia merasa sang anak tidak percaya dan meragukan dirinya yang mampu dan akan berusaha mendapatkan yang terbaik untuk anaknya.
Merasa bersalah terhadap kelakuannya terhadap sang ayah, Gina memutuskan untuk tidak memikirkan rencananya untuk berkuliah dan memilih untuk bekerja setelah lulus sekolah nanti. Mengetahui niat sang putri, sang ayah melarangnya dan terus membujuk nya untuk tetap terus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Sampai pada akhirnya hari kelulusan tiba, pada hari itu sang ayah yakni Aktor Sagala tidak dapat menemani anaknya dikarenakan ada keperluan syuting. Meskipun Gina merasa sedikit sedih, akhirnya ia bertemu dengan Wisnu teman yang suka padanya sejak lama. Hari itu ia menghibur Gina saat mereka tak sengaja bertemu pada hari kelulusan. Mereka melakukan beberapa percakapan, dan disaat itu Wisnu mengatakan sebuah hal yang membuat Gina semakin bertanya-tanya didalam hatinya apakah ia akan lanjut kuliah atau bekerja. Setelah percakapan itu, Wisnu berlalu dan Gina terlihat sedikit termenung.
Selepas percakapan Gina dan Wisnu, guru mengumumkan bahwa Gina meraih nilai ujian terbaik. Saat menerima penghargaan berupa piala, diatas panggung Gina diminta untuk berpidato. Saat berpidato Gina bercerita tentang dirinya, kehidupannya, dan bercerita tentang ayahnya yang sangat gigih dalam memperjuangkan apapun. Ia pikir, ia menceritakan ini karena ayahnya tidak bisa hadir, namun tanpa Gina sadari, ayahnya justru hadir dan memilih untuk bersembunyi saat anaknya sedang berpidato. Disaat itu juga Gina berubah pikiran dan mengatakan bahwa ia adalah piala bagi sang ayah, maka ia memutuskan akan melanjutkan kuliah.
Terdapat beberapa hal menarik dalam film ini, yakni bagaimana cara sang ayah memandang dunia. Baginya, dunia adalah panggung sandiwara, setiap orang memerankan perannya. Dari sekian banyak peran yang pernah sang ayah (Aktor Sagala) lakukan, peran menjadi seorang ayah bagi Gina adalah favoritnya. Ada satu kalimat menarik yang dilontarkan oleh sang ayah, yakni “ Tidak ada peran yang kecil kecuali aktro yang kerdil. Dan sekarang, izinkan aku memainkan peran sebagai ayahmu”. Kalimat ini menggambarkan bagaimana pengorbanan dan kegigihan seorang ayah demi membahagiakan anaknya.
Selain itu, ada satu adegan yang menampilkan ayah dan Gina yang tengah beradu pendapat, dan diakhiri dengan adegan sang ayah yang menangis didalam kamarnya namun ia berusaha menutup mulutnya dan menyuruh Gina tidur. Scene ini menarik karena memiliki makna tersirat yang dalam, yakni, sesulit dan sesedih apapun seorang ayah, ia akan berusaha menyembunyikannya dari anaknya. Bagi sang ayah, biarlah kesulitan dan kesedihannya hanya ia yang tahu.
Tidak hanya alur ceritanya saja yang menarik dan relate dengan kehidupan, tetapi seluruh unsur tertata dengan apik. Mulai dari latar tempat, acting dari para pemain, dan amanat yang terkandung dalam film ini sukses membawa penonton larut dalam ceritanya. Ending dari ceritanya pun dirasa pas dan tidak terburu-buru.
Meskipun film ini secara garis besar menceritakan kasih sayang dan perjuangan seorang ayah, namun fim garapan dari Sutradara Herwin Novianto ini mengandung beberapa kritik sosial yang dikemas dengan cukup apik.
Pesan yang disampaikan pada film ini pun cukup jelas dan tidak berbelit-belit. Banyak sekali pelajaran hidup yang bisa kita dapatkan selepas menonton film ini. Pelajaran hidup yang paling menonjol dalam film ini adalah tentang rasa bersyukur, kegigihan, kasih sayang, dan kesabaran. Dengan segala keterbatasannya, sang ayah tetap gigih berusaha membuat anaknya senang dan selalu berusaha mencukupi kebutuhan hidupnya. Sama halnya dengan sang anak, ia pun selalu bersabar dan mengerti bagaimana kondisi sang ayah. Kasih sayang antar tokohnya sangat kental terasa. Menonton film ini, lagi lagi diingatkan tentang pentingnya rasa syukur yang harus kita tingkatkan.
Film ini sangat cocok ditonton saat “family time” bersama keluarga, karena film ini secara tidak langsung menyadarkan kita bagaimana pentingnya kasih sayang dalam keluarga, dan bahasanya yang ringan namun penyampaiannya sangat apik dan tertata sehingga dapat dipahami dengan baik. Kalian dapat menonton film ini secara legal di Disney Hotstar. Enjoy !