Cara James Gunn Menyelamatkan Franchise. The Suicide Squad (2021)

27 March 2022   |   06:31 WIB

Like
The Suicide Squad (2021) yang disutradarai oleh James Gunn berhasil membuat tren film superhero menjadi lebih segar. Ditengah-tengah tren superhero yang selalu menghubungkan satu film dengan film lainnya atau bahkan tv series yang memiliki beberapa episode, Gunn dengan percaya diri membuat TSS menjadi stand alone film dengan tidak ada kaitannya dengan versu Suicide Squad (2016) yang disutradarai oleh David Ayer. Apa yang membuat TSS versi Gunn dapat mendobrak tren film superhero? Berikut ini adalah pembahasannya.

The Suicide Squad (2021) menceritakan sebuah kelompok penjahat yang dipaksa oleh Amanda Waller, seorang agen pemerintah, untuk menjalankan misi-misi rahasia negara yang berbahaya, bila kabur dari misi tersebut maka microchip peledak yang ada dikepala mereka akan diaktifkan, karena itu mereka dinamakan The Suicide Squad. Berbeda dari film superhero lainnya yang memiliki banyak prekuel untuk membuat sebuah film berisikan gerombolan superhero yang menjadi satu tim, TSS versi Gunn dapat membuat para penonton peduli pada beberapa tokoh protagonist hanya dalam kurun waktu kurang lebih dua jam.

Opening scene film ini dibuka oleh sudut pandang dari seorang penjahat bernama Savant yang direkrut menjadi anggota TSS, Savant melihat seberapa anehnya dan tidak akurnya teman satu kelompok mereka, dan pada saat menjalan misinya salah satu anggota tim Savant adalah pengkhianat yang membuat misi tersebut semakin kacau, Savant melihat seberapa gilanya misi yang dijalankan dan  memutuskan untuk kabur pergi jauh karena ketakutan dan terkejut melihat hampir seluruh teman satu timnya terbantai habis dalam melakukan misi tersebut, namun sebelum berhasil kabur microchip yang berada pada kepalanya meledak. Lalu adegan berpindah sudut pandang dengan protagonist baru kita Bloodsport, sama seperti Savant, Bloodsport juga direkrut menjadi anggota TSS oleh Amanda Waller dengan memiliki teman satu tim yang aneh dan tidak biasa. Seperti pantat buah manggis yang menunjukan jumlah buah manggis didalamnya opening scene ini juga mempertontonkan kepada penonton seberapa bahayanya misi yang dilakukan oleh TSS dan juga karakter sadis dari Amanda Waller, direktur TSS, yang ternyata menggunakan tim Savant hanya sebagai umpan agar tim Bloodsport dapat menjalankan misi sesungguhnya dan karyawan-karyawan Waller yang malah memasang taruhan siapa anggota TSS yang akan bertahan paling lama.

Gunn meracik sendiri tokoh dengan keunikan apa saja yang akan direkrut kedalam TSS versi buatannya sendiri. Gunn mengakhiri sebagian besar tokoh dari tim Savant benar-benar membuktikan kebebasan penggunaan lisensi sebuah karakter pada film. Dimana Gunn memilih tokoh-tokoh unik yang kurang terkenal hanya untuk menunjukan seberapa aksi yang Gunn hadirkan pada filmnya ini. Hal ini dilakukan Gunn juga untuk benar-benar membuktikan bahwa filmnya tidak ada hubungannya dengan film SS (2016) yang disutradarai David Ayer terdahulu.

Selain memilih tokoh dengan karakter yang unik, seperti ayam geprek yang memiliki berbagai macam level, Gunn juga menambahkan cerita, motivasi atau latar belakang pada tiap tokohnya untuk memperdalam tokoh-tokoh fiksi tersebut ke emotional level yang lebih dalam sehingga penonton pun dapat lebih mempercayai cerita dari tokoh tersebut. Akhirnya ktia mengikuti petualangan TSS sesungguhnya yang beranggotakan: Bloodsport, Peacemaker, Ratccatcher II, Polkadotman, dan Shark King. Gunn memilih untuk memperkenalkan kita dengan tokoh-tokoh tersebut secara natural senada dengan alur cerita pada film, hal ini membuat penonton jadi lebih memiliki tingkat emosional yang lebih terseragam.

Gunn mahir dalam membaca situasi sebuah adegan, mana yang akan menambah kedalaman sebuah karakter mana yang akan dijaidkan bahan lelucon. Contoh singkatnya bisa kita lihat pada protagonis utama kita yaitu Bloodsport. Pada adegan saat TSS berkemah dihutan Bloodsport menyatakan bahwa dia memiliki phobia terhadap tikus, seorang pembunuh bayaran yang dapat membuat Superman dirawat di ICU takut akan hewan kecil berbulu. Bandingkan adegan tersebut dengan adegan saat TSS dalam perjalanan di bis, dimana Ratcatcher II menceritakan kisah tragis tentang ayahnya yang ternyata beresonansi tepat dengan Bloodsport karena pada awal film ditunjukan bahwa Bloodsport memiliki hubungan yang kurang baik dengan anak perempuannya.

Selain menghubungkan tiap tokoh secara emosional, Gunn juga bisa membawa penonton untuk memperdulikan sebuah tokoh pada emotional level tertentu dengan cara yang sama ia gunakan pada opening scene, yaitu POV. Jika pada opening scene Gunn menggunakan sudut pandang dari Savant untuk melihat seberapa gila dan kacaunya TSS, dalam memperdalam sebuah karakter tokoh Gunn menggunakan POV secara metafora dan harafiah. Contoh adalah ketika Shark King anggota TSS yang berbentuk setengah manusia setengah hiu mengintip manusia-manusia yang sedan berintrasik dari balik jendela truck tempat ia bersembunyi untuk menunggu anggota TSS yang semuanya berbentuk manusia pergi berpesta ke bar. POV ini digunakan Gunn untuk menunjukan betapa keseipiannya King Shark. Selain itu POV harafiah digunakan pada Polkadotman yang memiliki mommy issue sehingga melihat semua orang dalam bentuk ibunya secara harafiah.

Teknik terakhir yang Gunn gunakan adalah teknik dasar sebuah storry telling, dimana sebuah cerita yang baik adalah protagonist yang berubah menjadi lebih baik pada akhir cerita. Gunn menerapkan hal ini kepada tiap protagonist di film ini. Bloodsport yang awalnya selalu menyendiri dapat memimpin TSS, Ratcatcher II yang diawal film hanya tidur dan bermalas-malasan menemukan sebuah tujuan hidup pada akhir film ini, Kingshark yang kesepian belajar cara mendapatkan teman, Polkadotman berhasil untuk melawan rasa takut akan ibunya, dan bahkan tokoh sampingan pun juga memiliki perkembangan karakter dalam film ini, contohnya adalah pegawai Amanda Waller yang memasang taruhan pada nyawa anggota TSS  ahkirnya membangkang pada Amanda Waller dan membantu TSS dalam menyelsaikan misinya.