MASUK KE DUNIA GAMING SERU DAN KOCAK A LA FREE GUY

27 March 2022   |   18:56 WIB
Image
Bientoro Hadi Wibowo Pecinta film yang senang menonton film bagus berulang kali.

Like
Dunia gaming tampaknya menjadi bisnis yang semakin populer dan menjanjikan. Hal ini membuat semakin banyak pula film bertema virtual gaming yang beredar. Sebagiannya bahkan sangat sukses meraup pundi-pundi pendapatan seperti Wreck-It-Ralph (2012) dan sekuelnya, Jumanji (2017) dan sekuelnya, juga Ready Player One (2018). Kini tiba giliran 20th Century Studios - yang telah menjadi bagian dari raksasa di bidang bisnis media dan hiburan, Disney - menawarkan Free Guy (2021), sebuah film aksi-komedi seru yang menyatukan dunia virtual gaming dengan kehidupan di dunia nyata yang penuh intrik.

Kisah ini berpusat pada karakter Guy (Ryan Reynold), seorang teller bank dan NPC (non-player character) di kota Free City. Free City sendiri diceritakan sebagai permainan pertempuran virtual yang sangat sukses dan populer serta dimainkan oleh gamers di seluruh dunia. Namun bagi Guy dan karakter NPC lainnya, Free City adalah tempat hidup mereka yang “damai”, meskipun begitu banyak kejahatan dan kriminalitas yang dilakukan Sunglasses People.  Nyatanya Sunglasses People adalah para gamers di dunia nyata yang memainkan game Free City lewat komputer mereka.

Menariknya disini, Guy dan karakter NPC lainnya beranggapan bahwa Sunglasses People ini adalah pahlawan yang hebat dan keren sehingga kepolisian Free City pun tidak berdaya menindaknya. Bagi Sunglasses People, hukum hanyalah “saran santai” seperti elusan lembut di pipi. Suara Ryan Reynolds yang renyah dan ekspresif sebagai eksposisi voice over di 15 menit pertama film ini menjadi pilihan pintar dan efektif untuk menjelaskan dan mengenalkan kepada penonton tentang Free City dan berbagai kehidupan serta “aturan” di dalamnya.

Kehidupan Guy berjalan dengan mulus dan riang gembira hingga suatu saat dia berpapasan dengan avatar milik Millie (Jodie Comer) yakni karakter Molotov Girl yang seksi dan jago bertempur. Pertemuan ini seketika membuat Guy jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Molotov Girl. Ke-bucin-an Guy terhadap Molotov Girl ini membuat Guy nekat dan mulai berani melawan Sunglasses People hanya karena ia ingin berkenalan dengan Molotov Girl. Bahkan karena kenekatannya itu, Guy harus berhadapan dengan Keys (Joe Keery) dan Mouser (Utkarsh Ambudkar), dua programmer utama Free City, dalam rupa avatar polisi korup berkumis tebal dan avatar kelinci pink yang garang namun menggemaskan.

Petualangan Guy dalam melawan arus skenario permainan Free City, yang tentu saja penuh kekonyolan dan dialog kocak, tanpa dinyana malah membawa Guy menjadi pahlawan Free City sesungguhnya. Dia berhasil meningkatkan skill level dengan sangat cepat dan seketika menjadi terkenal, terutama karena menaklukkan berbagai pengrusakan dan kejahatan yang dilakukan oleh Sunglasses People. Bahkan berkat aksinya tersebut, karakter Guy pun booming dan menjadi superstar di dunia nyata. Gamers dan media pemberitaan sampai menyematkan gelar "Blue Shirt Guy" dan "Blue Shirt Guy" menjelma menjadi ikon gaming yang terkenal di seluruh dunia. Bagi Guy sendiri, dia tidak sadar betapa terkenalnya dia karena dia meningkatkan skill level hanya demi bisa berjumpa dan berinteraksi lagi dengan Molotov Girl.

Free Guy adalah film virtual gaming yang menarik sekaligus mampu menjadi film aksi-komedi menggelitik yang menawarkan gelak tawa sepanjang 1 jam 55 menit pemutarannya. Visualisasi yang ditawarkan juga terbilang fantastis dengan masih membawa “nyawa” grafis a la gaming. Kualitas seperti ini mengingatkan pada visual film Ready Player One (2018) besutan Steven Spielberg. Di lain sisi, kegigihan dan kenekatan karakter Guy mengingatkan pada karakter Ralph di Wreck-It Ralph (2012) arahan Rich Moore. Meskipun banyak adegan tembak menembak, namun 20th Century Studios berhasil meredam keganasan dan kekerasan adegan tersebut dengan menampilkannya tanpa darah dan menyematkan rating PG-13, yang artinya film ini cukup aman untuk ditonton oleh keluarga dan anak-anak.

Ryan Reynolds yang berperan sebagai protagonis utama, rasanya sangat pas sebagai karakter Guy. Transisi Guy dari seorang teller bank tanpa beban menjadi Guy "baru" yang penuh tindakan kepahlawanan, berhasil diperagakan Reynold dalam proses yang lucu, karismatik, dan menawan. Ada pula performa manis dari Lil Rel Howery, yang berperan sebagai Buddy - sahabat Guy - dimana karakter ini sukses menyajikan katalis persahabatan yang simpatik serta mampu menyentil keharuan para penonton pada adegan-adegan kunci. Hadir pula Taika Waititi yang tampil menjadi karakter antagonis Antwan yang diceritakan sangat tamak namun berkepribadian kikuk. Tidak berhenti di situ, film ini juga berhiaskan banyak sekali cameo selebriti Hollywood seperti Hugh Jackman, Dwayne Johnson, John Krasinski, Channing Tatum, Tina Fey, Alex Trebek, hingga Chris Evans. Bahkan ada pula referensi karakter Marvel dan Star Wars yang mengejutkan dan bisa dipastikan membuat penggemar bersorak sorai.

Free Guy menggenapi daya tariknya dengan mengusung lagu Fantasy milik diva Mariah Carey sebagai salah satu pilar cerita dan inspirasi penokohan. Hit klasik dari tahun 90-an ini diracik begitu cantik sehingga mampu menambah gereget sekaligus perasaan haru pada adegan klimaks film ini. Jika ditelaah lebih jauh, lirik “It’s so deep in my daydream. But it’s just a sweet sweet fantasy baby” di lagu Fantasy sangat mewakili ketertutupan dan keraguan Keys untuk menyatakan perasaannya ke sang sahabat, Millie. Gejolak hati yang ditahan ini hanya bisa tertuang dalam bahasa pemrograman dan obsesi ganjil karakter Guy terhadap karakter Molotov Girl di game Free City.

Melihat betapa mulusnya eksekusi film ini, Sutradara Shawn Levy patut diberi acungan jempol. Levy telah gemilang dalam mengemas naskah menawan karya Matt Lieberman dan Zak Penn menjadi sebuah film aksi-komedi yang seru, penuh tawa, dan menggelegar. Free Guy juga merupakan film “berhati” serta sarat pesan kehidupan dan kritik sosial. Kritik sosial yang terasa adalah protes terhadap kekerasan dan penggunaan senjata api yang semakin dianggap biasa, baik di dunia gaming maupun di dunia nyata. Lalu kritik sosial berikutnya adalah pelanggaran HAKI atau Hak Kekayaan Intelektual yang masih sering terjadi di industri manapun, termasuk dunia gaming dan pemrograman.

Rotten Tomatoes sebagai salah satu parameter utama penilaian film Hollywood memberikan poin 80% untuk review kritikus film dan poin 94% untuk review penonton. Dengan perolehan seperti ini, artinya Free Guy bukan hanya layak ditonton sekali, namun sangat layak untuk ditonton berulang kali bersama keluarga dan sahabat. Perolehan box office-nya pun bisa dikategorikan berhasil untuk film yang beredar di masa pandemi Covid-19. Apalagi film ini juga lebih banyak mengandalkan words of mouth sebagai strategi pemasarannya. Didistribusikan di berbagai belahan dunia pada tengah semester kedua tahun 2021, film ini mampu mendulang total pemasukan US$ 331 juta dari budget US$ 125 juta. Angka tersebut belum termasuk pendapatan dari merchandising dan VoD (Video on Demand) di berbagai situs streaming.

Secara keseluruhan film Free Guy termasuk rewatchable movie yang keren dan sangat menghibur. Kritik sosialnya pun dikemas manis dan tidak menggurui. Film ini menjadi bukti terbaru bahwa Ryan Reynolds telah berhasil menjadi salah satu aktor papan atas yang gemilang bertransisi menjadi produser handal Hollywood selain Tom Cruise, Dwyne Johnson dan John Krasinski. Setelah kesuksesan waralaba film Deadpool dan Free Guy, mari kita nantikan bersama kejutan apalagi yang akan disajikan aktor Kanada berusia 45 tahun ini di masa-masa mendatang.