Nuansa Tiongkok yang Kental, Tiger Mom vs Panda Merah dalam "Turning Red"
24 March 2022 |
23:52 WIB
6
Likes
Like
Likes
Studio animasi Hollywood kini mulai rajin melirik kultur Asia untuk gagasan ceritanya. Setelah "Mulan" dan Raya and The Last Dragon" yang kental dengan nuansa Asia, kini studio besar animasi, Walt Disney Animation dan Pixar Animation melirik unsur sosial budaya Tionghoa yang kemudian disajikan dalam animasi berjudul "Turning Red".
Film animasi sepanjang 112 menit ini menarik perhatian. Alasan pertama karena unsur sosial budaya Asianya yang kental. Alasan berikutnya karena jalan ceritanya yang menyenangkan, tak biasa, dan bisa disaksikan segala usia, baik anak-anak, remaja, maupun kalangan dewasa.
Sekilas Sinopsisnya
Premis cerita animasi ini adalah tentang anak perempuan 13 tahun bernama Meilin yang ingin menikmati masa pra remajanya bersama sahabatnya. Namun ia juga ingin memenuhi harapan ibunya, meski merasa terkekang olehnya.
Meilin alias Mei di dalam film besutan Domee Shi ini digambarkan sebagai anak usia pra remaja yang pintar. Nilai mata pelajarannya semua bagus. Ia juga pandai bermain alat musik.
\
Namun untuk mendapatkan prestasi akademik yang tinggi dan kemampuan lainnya yang brilian, Mei harus bekerja keras. Ia hampir tak punya waktu untuk bermain dengan ketiga sahabatnya. Setiap pulang sekolah, ia harus segera bergegas membersihkan dan menjaga kuil leluhur yang dirawat oleh keluarganya.
Di sinilah konflik itu kemudian bermula. Hingga kemudian muncul sosok panda merah yang merupakan perwujudan dari Mei.
Di artikel ini tak akan dibahas detail ceritanya. Teman-teman bisa menyaksikannya sendiri di Disney Plus Hotstar. Film ini sendiri sudah tayang sejak 11 Maret 2022.
Kultur Tionghoa yang Kental
Teman-teman mungkin pernah dengar istilah Tiger Mom. Di China, istilah ini sering didengar. Demikian juga dengan keluarga-keluarga keturunan Tionghoa yang tersebar di berbagai negara. Istilah Tiger Mom alias ibu macan ini untuk menyebut sosok ibu yang bersikap keras, tegas, dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
Tujuannya sebenarnya baik, yakni agar si anak unggul dalam nilai akademis dan unggul di bidang-bidang lainnya yang memerlukan ketekunan seperti bermain alat musik, yang di kemudian hari akan membantunya masuk seleksi perguruan tinggi unggulan dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Tuntutan untuk selalu gemilang ini diturunkan dari generasi ke generasi. Sehingga kemudian etnis berdarah Tionghoa dikenal sebagai siswa yang unggul dan kompetitif.
Hanya pendidikan dan disiplin yang keras dari Tiger Mom ini kadang-kadang membuat si anak merasa kelelahan secara fisik dan mental. Ujung-ujungnya tak sedikit anak yang berbohong untuk menyenangkan ibunya.
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh McGill University pada tahun 2014 seperti yang dilansir oleh Kompas (10/2016), anak-anak yang diasuh oleh Tiger Mom bisa tumbuh sebagai manipulator dan pembohong. Mereka berbohong karena agar tidak dihukum apabila melanggar.
Nah, dalam film "Turning Red" ini tergambar situasi di mana Mey sebenarnya merasa tertekan oleh harapan-harapan ibunya. Sementara ibunya sendiri merasa hal itu lumrah, karena ia juga dibesarkan dengan cara yang sama.
Tentang panda merah ini juga sesuatu yang menarik. Kenapa bukan panda umum yang berwujud hitam putih, melainkan panda merah?
Panda merah (Ailurus fulgens) sendiri jenis hewan yang termasuk langka di dunia. Ia hanya hidup di daratan Tiongkok, beberapa wilayah di Asia Tengah, Tibet, Bhutan, dan India Utara. Adanya perburuan terhadap bulu mereka menyebabkan hewan ini masuk kategori terancam punah oleh Daftar Merah IUCN.
Adanya panda merah ini juga bisa menjadi cara Disney dan Pixar menyebarkan kepedulian terhadap sosok hewan imut ini.
Alasan Domee Shi memilih panda merah dan Tiger Mom sendiri juga karena ia memiliki darah Tionghoa dan juga berdasarkan pengalaman pribadinya. Rupanya panda merah di sini menurut Domee Shi bisa sebagai metafora, perlambangan emosi yang bergejolak dan susah diatur ketika seseorang memasuki masa pubertas.
Selain Tiger Mom dan panda merah kita juga bisa menjumpai kuil alias klenteng, makanan seperti aneka jenis dimsum, Pecinan, ritual penyegelan ruh pada bulan merah alias bulan darah, juga keluarga besar yang guyub dan saling peduli seperti yang biasa ditemui di Asia.
Dari segi cerita film ini memang kental dengan unsur Asia. Teman-teman Mei sendiri ada yang dari Korea Selatan juga dari India. Selain itu yang tak kalah menarik adalah jalan ceritanya. Alur ceritanya segar, dengan memasukkan unsur boyband yang kembali tren saat ini juga jalan ceritanya yang tak mainstream. Ada kejutan-kejutan di sini yang menyenangkan.
Untuk segi teknisnya, Domee Shi mempertahankan coretan khasnya. Gambar karakternya khas seperti animasi pendeknya “Bao” yang berhasil membuatnya meraih piala Oscar. Karakter panda merahnya di film ini nampak detail, bulunya nampak halus (pluffy). Warna-warna dalam film ini nyaman di mata. Lagu-lagunya dalam film ini enak didengar, termasuk lagu yang dibawakan boyband bernama 4 *Town.
Film ini memiliki pengisi suara yang didominasi oleh talent Asia. Di antaranya adalah Sandra Oh, Rosalie Chiang, Ava Morse, Maitreyi Ramakrishnan, Hyein Park, Orion Lee, Wai Ching Ho, Addie Chandle, dan Tristan Allerick Chen.
Film animasi sepanjang 112 menit ini menarik perhatian. Alasan pertama karena unsur sosial budaya Asianya yang kental. Alasan berikutnya karena jalan ceritanya yang menyenangkan, tak biasa, dan bisa disaksikan segala usia, baik anak-anak, remaja, maupun kalangan dewasa.
Sekilas Sinopsisnya
Premis cerita animasi ini adalah tentang anak perempuan 13 tahun bernama Meilin yang ingin menikmati masa pra remajanya bersama sahabatnya. Namun ia juga ingin memenuhi harapan ibunya, meski merasa terkekang olehnya.
Meilin alias Mei di dalam film besutan Domee Shi ini digambarkan sebagai anak usia pra remaja yang pintar. Nilai mata pelajarannya semua bagus. Ia juga pandai bermain alat musik.
\
Mei sebenarnya tertekan oleh ibunya yang Tiger Mom (sumber gambar: IMDb)
Namun untuk mendapatkan prestasi akademik yang tinggi dan kemampuan lainnya yang brilian, Mei harus bekerja keras. Ia hampir tak punya waktu untuk bermain dengan ketiga sahabatnya. Setiap pulang sekolah, ia harus segera bergegas membersihkan dan menjaga kuil leluhur yang dirawat oleh keluarganya.
Di sinilah konflik itu kemudian bermula. Hingga kemudian muncul sosok panda merah yang merupakan perwujudan dari Mei.
Di artikel ini tak akan dibahas detail ceritanya. Teman-teman bisa menyaksikannya sendiri di Disney Plus Hotstar. Film ini sendiri sudah tayang sejak 11 Maret 2022.
Kultur Tionghoa yang Kental
Teman-teman mungkin pernah dengar istilah Tiger Mom. Di China, istilah ini sering didengar. Demikian juga dengan keluarga-keluarga keturunan Tionghoa yang tersebar di berbagai negara. Istilah Tiger Mom alias ibu macan ini untuk menyebut sosok ibu yang bersikap keras, tegas, dan disiplin dalam mendidik anak-anaknya.
Tujuannya sebenarnya baik, yakni agar si anak unggul dalam nilai akademis dan unggul di bidang-bidang lainnya yang memerlukan ketekunan seperti bermain alat musik, yang di kemudian hari akan membantunya masuk seleksi perguruan tinggi unggulan dan mendapatkan pekerjaan yang diinginkan.
Tuntutan untuk selalu gemilang ini diturunkan dari generasi ke generasi. Sehingga kemudian etnis berdarah Tionghoa dikenal sebagai siswa yang unggul dan kompetitif.
Ibu yang merupakan Tiger Mom bisa membuat si anak merasa tertekan dan lalu mendorong ia menjadi manipulatif (sumber gambar: IMDb)
Hanya pendidikan dan disiplin yang keras dari Tiger Mom ini kadang-kadang membuat si anak merasa kelelahan secara fisik dan mental. Ujung-ujungnya tak sedikit anak yang berbohong untuk menyenangkan ibunya.
Dari sebuah penelitian yang dilakukan oleh McGill University pada tahun 2014 seperti yang dilansir oleh Kompas (10/2016), anak-anak yang diasuh oleh Tiger Mom bisa tumbuh sebagai manipulator dan pembohong. Mereka berbohong karena agar tidak dihukum apabila melanggar.
Nah, dalam film "Turning Red" ini tergambar situasi di mana Mey sebenarnya merasa tertekan oleh harapan-harapan ibunya. Sementara ibunya sendiri merasa hal itu lumrah, karena ia juga dibesarkan dengan cara yang sama.
Tentang panda merah ini juga sesuatu yang menarik. Kenapa bukan panda umum yang berwujud hitam putih, melainkan panda merah?
Panda merah (Ailurus fulgens) sendiri jenis hewan yang termasuk langka di dunia. Ia hanya hidup di daratan Tiongkok, beberapa wilayah di Asia Tengah, Tibet, Bhutan, dan India Utara. Adanya perburuan terhadap bulu mereka menyebabkan hewan ini masuk kategori terancam punah oleh Daftar Merah IUCN.
Adanya panda merah ini juga bisa menjadi cara Disney dan Pixar menyebarkan kepedulian terhadap sosok hewan imut ini.
Alasan Domee Shi memilih panda merah dan Tiger Mom sendiri juga karena ia memiliki darah Tionghoa dan juga berdasarkan pengalaman pribadinya. Rupanya panda merah di sini menurut Domee Shi bisa sebagai metafora, perlambangan emosi yang bergejolak dan susah diatur ketika seseorang memasuki masa pubertas.
Panda merah menurut Domee Shi bisa juga bermakna metafora anak-anak memasuki usia pubertas
(sumber gambar: IMDb)
Selain Tiger Mom dan panda merah kita juga bisa menjumpai kuil alias klenteng, makanan seperti aneka jenis dimsum, Pecinan, ritual penyegelan ruh pada bulan merah alias bulan darah, juga keluarga besar yang guyub dan saling peduli seperti yang biasa ditemui di Asia.
Dari segi cerita film ini memang kental dengan unsur Asia. Teman-teman Mei sendiri ada yang dari Korea Selatan juga dari India. Selain itu yang tak kalah menarik adalah jalan ceritanya. Alur ceritanya segar, dengan memasukkan unsur boyband yang kembali tren saat ini juga jalan ceritanya yang tak mainstream. Ada kejutan-kejutan di sini yang menyenangkan.
Untuk segi teknisnya, Domee Shi mempertahankan coretan khasnya. Gambar karakternya khas seperti animasi pendeknya “Bao” yang berhasil membuatnya meraih piala Oscar. Karakter panda merahnya di film ini nampak detail, bulunya nampak halus (pluffy). Warna-warna dalam film ini nyaman di mata. Lagu-lagunya dalam film ini enak didengar, termasuk lagu yang dibawakan boyband bernama 4 *Town.
Bulunya nampak halus, teksturnya terlihat di sini (sumber gambar:IMDb)
Film ini memiliki pengisi suara yang didominasi oleh talent Asia. Di antaranya adalah Sandra Oh, Rosalie Chiang, Ava Morse, Maitreyi Ramakrishnan, Hyein Park, Orion Lee, Wai Ching Ho, Addie Chandle, dan Tristan Allerick Chen.
Film “Turning Red” memiliki memiliki unsur sosial budaya Asia khususnya Tiongkok yang kental, dengan jalan cerita yang menyenangkan. Skor: 8/10
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.