Review Film "Yuni" By Tio

20 March 2022   |   15:21 WIB

Like
Review Film "Yuni" By Tio
Film yang berjudulkan "Yuni " ini rilis pada akhir tahun, tepatnya 9 Desember 2021, Dan disutradarai oleh Kamila Andini. Film ini menceritakan tentang isu yang tidak habis-habis nya dari jaman dahulu di indonesia sendiri, yaitu isu sosial tentang ketidaksetaraan gender karna budaya patriaki yang masih melekat di indonesia.

Film ini berfokus pada seorang wanita yang bernama Yuni, yang sedang bimbang terhadap masa depannya, karna dihadapkan dengan pilihan nikah karna dilamar yang jelas dia tidak mau ataukah tetap melanjutkan pendidikan, terlebih di daerah tempat tinggal yuni masih kental menganggap wanita hanya perlu bekerja di dapur, sumur, kamar dan tidak perlu menempuh pendidikan yang tinggi. 

Yuni sendiri adalah murid berprestasi disekolahnya dan menjelang kelulusan ia mendapat tawaran beasiswa kuliah, tetapi ia masih bingung akan mengambil jurusan Musik atau Fisika. Yang penting baginya tidaj ingin menikah muda setelah kelulusan seperti teman-teman nya yang pacaran, hamil, lalu mengurus anaknya sendiri. Pada suatu hari ?????setelah pulang sekolah, Yuni kaget karna rombongan tamu yang ramai kerumahnya, ternyata niatnya adalah melamar yuni, padahal ia belum mengenal pria tersebut dan hanya bertemu satu kali, tentu dengan sontak Yuni langsung menolak lamaran tersebut. Yuni kesal dan marah tapi tidak bisa berbuat apa-apa. Lalu, tak lama setelah itu Yuni dilamar oleh paman nya untuk jadi istri kedua, Pria tersebut memberikan 25jt sebagai hadiah, dan jika yuni masih perawan uang tersebut akan ditambah. Dan sekali lagi, Yuni menolak lamaran tersebut.

Sebuah stigma / mitos menempel pada diri Yuni, dimana Perempuan yang menolak lamaran lebih dari 2 kali, maka perempuan tersebut akan dijauhkan dari jodohnya. Karna tertekan dengan hal tersebut, Yuni mulai mendapat kenyamanan dr tokoh Yoga, Sosok pria yang pemalu di film tersebut.

Namun, untuk yang ketiga kalinya, tiba-tiba saja pak damar (Guru Sastra) favoritnya datang melamar yuni, Yuni semakin bingung, karna ia sangat butuh nilai dari pak damar agar bisa lulus beasiswa, sedangkan pak damar mengancam tidak mau memberi nilai jika yuni menolak lamarannya. Situasi ini tentu membuat yuni dalam keadaan bimbang. terlebih kondisi lingkungan yuni yang menganggap pamali untuk menolak lamaran lebih dari dua kali tersebut.

Ketidakadilan terhadap pemenuhan hak pendidikan untuk semua wanita di indonesia juga digambarkan dalam sebuah scene, melalui kepala sekolah yang melarang bu Lies (Guru yuni) dalam mendorong siswi tersebut menempuh pendidikan yang tinggi. 

Pada akhirnya film ini berfokus pada pilihan yuni untuk masa depannya sendiri. film ini juga tentu memiliki banyak kelebihan yang membuat orang tertarik untuk menonton nya, film ini membuat kita tau bagaimana perspektif seorang wanita yang bimbang karna lingkungan disekitarnya, lalu akting yang luar biasa dari semua pemeran sangat terlihat dalam film ini, terutama pemeran Yuni (Arawinda Kirana) dengan aktif yang sangat memukau dan berhasil memerankan tokoh Yuni dan membuat penonton merasakan emosi dari film nya. dari segi visual, film ini membuat saya sendiri menjadi sangat nyaman saat menonton karna  perpaduan gambar dan warna yang dipilih. Di film ini juga terdapat beberapa scene yang cukup nekat dan mengedukasi, scene tersebut bisa dibilang jarang ditampilkan di film-film indonesia. 

Tentu saja film ini juga memiliki kekurangan, saya merasa kurang nya pengenalan tokoh lain disekitar yuni, padahal seperti yang saya bilang semua pemeran nya sangat kuat sehingga mungkin bisa membuat film ini lebih berwarna, dan film ini juga banyak menggunakan bahasa jawa, sehingga penonton seperti saya (orang sumatera) sedikit susah memahami apa yang di bicarakan dalam beberapa scene. Alur ini juga memiliki tempo yang lambat, sehingga penonton yang tidak biasa dengan alur stabil dan lambat tentu akan merasa cepat bosan

Secara keseluruhan, saya sendiri mengatakan film ini sangat worth it untuk ditonton, karna selain ceritanya sangat mengedukasi, film ini juga disajikan dengan menarik dan membuat kita lebih sadar tentang ketidaksetaraan gender yang masih terjadi di indonesia.

Mungkin segitu aja review film yuni dari saya, saya ucapkan terimakasih dan saya memohon maaf apabila ada kesalahan, terutama pd pihak hypeabis.id selaku penyelenggara.