Xiaomi Patenkan Kamera Selfie Unik & Umumkan Pengisian Daya Super Cepat 

Genhype tahu enggak sih bahwa perusahaan pengembang ponsel pintar (smartphone) seperti Xiaomi, mencatat dan mematenkan ratusan inovasi setiap tahunnya?

Cuma memang kebanyakan dari inovasi itu tidak diimplementasikan dalam produk komersial. Akan tetapi, tetap saja menarik untuk mengetahui inovasi apa yang tengah dikembangkan oleh perusahaan-perusahaan teknologi.

Nah, laporan terbaru dari LetGoDigital, dikutip Rabu (2/5) menemukan ada paten dari Xiaomi yang menggambarkan desain smartphone dengan kamera depan yang tidak biasa.
 

Paten yang ada dalam State Intellectual Property Office of China itu menunjukkan di bagian atas ada kamera depan yang dapat ditarik, dengan dua sensor gambar atau satu sensor plus lampu kilat LED.

Diperkirakan bahwa modul itu bakal dapat diputar. Masih belum jelas apa alasan desain tersebut diajukan patennya, tapi bisa jadi ini untuk memberikan opsi kepada pengguna dalam penggunaan lensa/kamera swafoto.

Sebagaimana disebutkan di awal juga, bahwa masih belum pasti apakah Xiaomi nantinya akan menghadirkan smartphone dengan kamera seperti itu atau tidak di masa mendatang.

Pengisian Daya Cepat

Selain fitur kamera selfie yang tak biasa itu, Xiaomi juga baru-baru ini memperkenalkan dua teknologi pengisian daya HyperCharge terbaru.

Modul pertama menggunakan kabel dengan kapasitas hingga 200 W dan modul kedua adalah fitur pengisian tanpa kabel (wireless) dengan kecepatan pengisian daya hingga 120 W.

Kedua teknologi baru dari perusahana asal China itu menyediakan kemampuan pengisian smartphone dan perangkat elektronik lainnya hanya dalam hitungan menit.

Pengisian daya kabel Xiaomi dengan kapasitas 200W mampu mengisi baterai sebesar 4.000 mAh hanya dalam waktu 8 menit. Pengisian nirkabel 120W nya mengisi daya yang sama dengan waktu 15 menit.

Akan tetapi sejauh ini, perusahaan belum mengumumkan secara pasit kapan pengembangan tersebut akan digunakan pada produk jadi di dunia nyata. Lantaran klaim tersebut baru sebatas pengujian yang masih perlu penyesuaian


Editor: Indyah Sutriningrum