HUT ke-16, Begini Tantangan & Program yang Dilakukan CT ARSA Foundation
05 December 2021 |
15:59 WIB
CT ARSA Foundation merayakan hari jadinya ke-16 pada Minggu (5/12/2021) di Studio 1 Transmedia, Jakarta Selatan. Acara yang juga ditayangkan secara virtual itu mengusung tema Berbagi dan Berkolaborasi. Tema ini sejalan dengan pesan CT ARSA Foundation untuk terus berbagi dan menebar manfaat hingga pelosok Indonesia.
Dalam sambutannya, Ketua CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, mengatakan pihaknya akan terus berkolaborasi untuk mewujudkan visi dalam memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dan kesehatan yang optimal.
“Saya bertemu dan berinteraksi langsung dengan anak-anak di daerah. Mereka menjadi energi kuat untuk saya,” katanya.
Awal mula
Dalam kesempatan tersebut, Anita mengungkapkan bahwa perjalanan CT ARSA Foundation bermula pada tahun 2004 silam saat tsunami terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Saat itu, pihaknya membawa 600 anak-anak ke Deli Serdang, Sumatera Utara, dan kemudian membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai rumah singgah.
“Pada 2010, kami mendirikan Sekolah Unggulan di Deli Serdang dan 2018 kami mendirikan Sekolah Unggulan kembali di Sukoharjo, Jawa Tengah. Insya Allah kami juga ingin mendirikan sekolah SMA unggulan di Jawa Barat tepatnya di Sukabumi, dan semoga kami juga bisa membangun Sekolah Unggulan di seluruh provinsi di Indonesia,” paparnya.
Tantangan Pandemi & Perubahan Iklim
Anita juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang cukup besar bagi proses pendidikan di sekolah-sekolah naungan CT ARSA Foundation. Banyak siswa yang terpaksa harus kembali ke daerah asalnya dari asrama karena beberapa hal seperti sinyal yang terbatas dan tidak stabil, aliran listrik yang terhambat, dan peran sebagai ‘tulang punggung’ keluarga bagi beberapa siswa.
“Tapi alhamdulillah berkat bantuan dan kerja keras para guru dan kepala sekolah, saya ingin melaporkan bahwa anak-anak kami sebanyak 90 persen berhasil masuk ke beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia,” kata Anita.
Selain itu, Anita juga sempat menyebut masalah perubahan iklim yang saat ini sedang melanda dunia. Menurutnya, beberapa kondisi perubahan iklim seperti pemanasan global yang mengakibatkan kerusakan lapisan ozon, kemarau yang berkepanjangan dan dampak ekonomi yang melambat disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
“Oleh karena itu, kami tidak diam. Kita harus bersama-sama menanggulanginya. Kita harus mengedukasi dan merubah perilaku orang-orang dari pendidikan anak usia dini sampai pendidikan SMA di sekolah-sekolah naungan CT ARSA Foundation,” tegasnya.
Nantinya, hal tersebut akan diwujudkan melalui pendidikan berbasis peduli lingkungan dengan menghadirkan guru-guru yang kompeten dan berkualitas.
Selain itu, Anita juga menuturkan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan beberapa program yang telah berjalan seperti Mobil Iqro, Mobil Multimedia, Mobil Pintar, dan Ambulance Rescue untuk menjangkau kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok Indonesia.
“Dengan perkembangan teknologi terbaru, kami terus meluncurkan program aplikasi literasi digital, sehingga dapat mengirimkan semua materi-materi kami ke daerah-daerah remote area. Semoga anak-anak yang tidak mampu juga dapat menikmati perkembangan dari teknologi tersebut,” ucapnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Dalam sambutannya, Ketua CT ARSA Foundation, Anita Ratnasari Tanjung, mengatakan pihaknya akan terus berkolaborasi untuk mewujudkan visi dalam memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia dengan memberikan pendidikan yang berkualitas dan kesehatan yang optimal.
“Saya bertemu dan berinteraksi langsung dengan anak-anak di daerah. Mereka menjadi energi kuat untuk saya,” katanya.
Awal mula
Dalam kesempatan tersebut, Anita mengungkapkan bahwa perjalanan CT ARSA Foundation bermula pada tahun 2004 silam saat tsunami terjadi di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Saat itu, pihaknya membawa 600 anak-anak ke Deli Serdang, Sumatera Utara, dan kemudian membangun Rumah Anak Madani (RAM) sebagai rumah singgah.
“Pada 2010, kami mendirikan Sekolah Unggulan di Deli Serdang dan 2018 kami mendirikan Sekolah Unggulan kembali di Sukoharjo, Jawa Tengah. Insya Allah kami juga ingin mendirikan sekolah SMA unggulan di Jawa Barat tepatnya di Sukabumi, dan semoga kami juga bisa membangun Sekolah Unggulan di seluruh provinsi di Indonesia,” paparnya.
Tantangan Pandemi & Perubahan Iklim
Anita juga mengatakan bahwa pandemi Covid-19 memberikan tantangan yang cukup besar bagi proses pendidikan di sekolah-sekolah naungan CT ARSA Foundation. Banyak siswa yang terpaksa harus kembali ke daerah asalnya dari asrama karena beberapa hal seperti sinyal yang terbatas dan tidak stabil, aliran listrik yang terhambat, dan peran sebagai ‘tulang punggung’ keluarga bagi beberapa siswa.
“Tapi alhamdulillah berkat bantuan dan kerja keras para guru dan kepala sekolah, saya ingin melaporkan bahwa anak-anak kami sebanyak 90 persen berhasil masuk ke beberapa perguruan tinggi ternama di Indonesia,” kata Anita.
Selain itu, Anita juga sempat menyebut masalah perubahan iklim yang saat ini sedang melanda dunia. Menurutnya, beberapa kondisi perubahan iklim seperti pemanasan global yang mengakibatkan kerusakan lapisan ozon, kemarau yang berkepanjangan dan dampak ekonomi yang melambat disebabkan oleh perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab.
“Oleh karena itu, kami tidak diam. Kita harus bersama-sama menanggulanginya. Kita harus mengedukasi dan merubah perilaku orang-orang dari pendidikan anak usia dini sampai pendidikan SMA di sekolah-sekolah naungan CT ARSA Foundation,” tegasnya.
Nantinya, hal tersebut akan diwujudkan melalui pendidikan berbasis peduli lingkungan dengan menghadirkan guru-guru yang kompeten dan berkualitas.
Selain itu, Anita juga menuturkan bahwa pihaknya akan terus mengembangkan beberapa program yang telah berjalan seperti Mobil Iqro, Mobil Multimedia, Mobil Pintar, dan Ambulance Rescue untuk menjangkau kebutuhan masyarakat hingga ke pelosok Indonesia.
“Dengan perkembangan teknologi terbaru, kami terus meluncurkan program aplikasi literasi digital, sehingga dapat mengirimkan semua materi-materi kami ke daerah-daerah remote area. Semoga anak-anak yang tidak mampu juga dapat menikmati perkembangan dari teknologi tersebut,” ucapnya.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.