Mau Bepergian Naik Bus Antarkota? Simak 4 Tips Ini agar Terhindar dari Calo Tiket
29 September 2021 |
18:07 WIB
Bepergian menggunakan bus antarkota kini makin nyaman dengan kehadiran jalan tol yang menyambungkan kota-kota besar di Jawa dan Sumatra bagian selatan. Waktu tempuh menjadi lebih cepat dan perjalanan jauh lebih nyaman lantaran bus tak banyak bermanuver seperti dahulu saat masih melalui jalan arteri.
Selain itu, tak sedikit perusahaan bus yang berlomba-lomba menghadirkan layanan terbaiknya didukung dengan chasis premium keluaran Eropa seperti Mercedes Benz, Scania, dan Volvo. Saat ini, sudah tersedia juga layanan sleeper bus yang menawarkan kabin privat layaknya hotel kapsul di beberapa rute perjalanan.
Situasi perjalanan dan pelayanan memang sudah berubah dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, akan tetapi terminal bus yang menjadi titik naik dan turun penumpang di beberapa daerah belum sepenuhnya dibenahi. Kehadiran calo tiket yang memaksa penumpang membeli tiket dengan harga kelewat mahal juga masih jadi pekerjaan rumah.
Buat kalian yang sering bepergian menggunakan bus antarkota atau berkunjung ke terminal sudah pasti pasti sebal dengan tingkah para calo tiket. Baru saja memasuki terminal, calo langsung tarik sana-sini, sambil menanyakan mau tujuan ke mana.
Lebih parahnya lagi, selain memaksa sambil menarik-narik penumpang, mereka juga kerap mengintimidasi atau mengancam penumpang. Padahal tanpa kehadiran mereka, kebanyakan para calon penumpang telah mengetahui tujuan dan bus yang akan ditumpangi.
Nah, buat kalian yang berencana bepergian menggunakan bus antarkota agar tak menjadi korban calo tiket di terminal bus ada baiknya simak dulu beberapa tips di bawah ini!
Selain itu, tak sedikit perusahaan bus yang berlomba-lomba menghadirkan layanan terbaiknya didukung dengan chasis premium keluaran Eropa seperti Mercedes Benz, Scania, dan Volvo. Saat ini, sudah tersedia juga layanan sleeper bus yang menawarkan kabin privat layaknya hotel kapsul di beberapa rute perjalanan.
Situasi perjalanan dan pelayanan memang sudah berubah dibandingkan dengan beberapa tahun lalu, akan tetapi terminal bus yang menjadi titik naik dan turun penumpang di beberapa daerah belum sepenuhnya dibenahi. Kehadiran calo tiket yang memaksa penumpang membeli tiket dengan harga kelewat mahal juga masih jadi pekerjaan rumah.
Buat kalian yang sering bepergian menggunakan bus antarkota atau berkunjung ke terminal sudah pasti pasti sebal dengan tingkah para calo tiket. Baru saja memasuki terminal, calo langsung tarik sana-sini, sambil menanyakan mau tujuan ke mana.
Lebih parahnya lagi, selain memaksa sambil menarik-narik penumpang, mereka juga kerap mengintimidasi atau mengancam penumpang. Padahal tanpa kehadiran mereka, kebanyakan para calon penumpang telah mengetahui tujuan dan bus yang akan ditumpangi.
Nah, buat kalian yang berencana bepergian menggunakan bus antarkota agar tak menjadi korban calo tiket di terminal bus ada baiknya simak dulu beberapa tips di bawah ini!
1. Pahami situasi dan kondisi di terminal bus tempat kalian naik
Situasi dan kondisi di setiap terminal bus tentu saja berbeda satu sama lain. Ada terminal bus yang aman dari calo tiket atau calo tiketnya tergolong "ramah" dan ada pula yang sebaliknya.
Untuk mengetahui hal tersebut, cara yang bisa kalian lakukan adalah bertanya kepada orang-orang yang sudah biasa menggunakan bus antarkota.
Alangkah lebih baik juga jika orang yang kalian tanya adalah anggota komunitas penggemar bus seperti halnya BisMania Community.
Tak jarang mereka mengetahui tips khusus berupa "kata sakti" yang bisa disebutkan untuk membuat calo tiket pergi dengan sendirinya.
Sebagai contoh, ketika berada di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, kata sakti yang bisa kalian sebutkan adalah "mau naik Haryanto" atau kata-kata lain yang merujuk pada Perusahaan Otobus (PO.) Haryanto. Tidak diketahui secara pasti apa yang membuat nama PO tersebut disegani oleh kalangan calo tiket di terminal terbesar di Jakarta itu.
Contoh lainnya, ketika berada di sekitar Terminal Terboyo, Semarang, Jawa Tengah beberapa kata yang ampuh dan pernah penulis coba untuk mengusir calo adalah "BR Srondol" atau "Kartasura".
"BR Srondol" merujuk pada Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders Kodam IV/Diponegoro di wilayah Srondol, Semarang, sementara "Kartasura" merujuk pada kecamatan di Sukoharjo, Jawa Tengah tempat markas Grup 2 Kopassus berada.
Untuk mengetahui hal tersebut, cara yang bisa kalian lakukan adalah bertanya kepada orang-orang yang sudah biasa menggunakan bus antarkota.
Alangkah lebih baik juga jika orang yang kalian tanya adalah anggota komunitas penggemar bus seperti halnya BisMania Community.
Tak jarang mereka mengetahui tips khusus berupa "kata sakti" yang bisa disebutkan untuk membuat calo tiket pergi dengan sendirinya.
Sebagai contoh, ketika berada di Terminal Terpadu Pulo Gebang, Jakarta, kata sakti yang bisa kalian sebutkan adalah "mau naik Haryanto" atau kata-kata lain yang merujuk pada Perusahaan Otobus (PO.) Haryanto. Tidak diketahui secara pasti apa yang membuat nama PO tersebut disegani oleh kalangan calo tiket di terminal terbesar di Jakarta itu.
Contoh lainnya, ketika berada di sekitar Terminal Terboyo, Semarang, Jawa Tengah beberapa kata yang ampuh dan pernah penulis coba untuk mengusir calo adalah "BR Srondol" atau "Kartasura".
"BR Srondol" merujuk pada Batalyon Infanteri Raider 400/Banteng Raiders Kodam IV/Diponegoro di wilayah Srondol, Semarang, sementara "Kartasura" merujuk pada kecamatan di Sukoharjo, Jawa Tengah tempat markas Grup 2 Kopassus berada.
2. Yakin dan jangan terlihat bingung
Poin pertama akan sia-sia jika poin yang satu ini tidak bisa kalian penuhi. Jangan pernah terlihat bingung ketika berada di terminal bus, terlebih yang menyandang predikat "sarang" calo tiket. Orang-orang yang terlihat kebingungan merupakan sasaran utama para calo tiket.
Sebenarnya, apabila kalian yakin dan tidak terlihat bingung, kata-kata sakti yang disebutkan di atas tidak dibutuhkan juga. Ketika calo tiket menghadang atau mengerubungi kalian cukup katakan dengan tegas "sudah beli tiket", "sudah pesan tiket tinggal ambil", atau kata-kata lain yang serupa mereka terkadang dengan sendirinya akan minggir. Tinggalkan saja mereka lalu berjalan menuju bus yang akan dinaiki atau loket PO pilihan kalian.
Kata sakti mungkin bisa kalian keluarkan sebagai jurus pamungkas ketika calo tiket masih saja memaksa. Cara lain yang mungkin bisa dilakukan adalah menyiapkan tiket bekas untuk mengelabui para calo tiket, perlihatkan tiket itu sekilas seolah-olah kalian sudah membeli tiket dan tinggal naik ke atas bus.
Sebenarnya, apabila kalian yakin dan tidak terlihat bingung, kata-kata sakti yang disebutkan di atas tidak dibutuhkan juga. Ketika calo tiket menghadang atau mengerubungi kalian cukup katakan dengan tegas "sudah beli tiket", "sudah pesan tiket tinggal ambil", atau kata-kata lain yang serupa mereka terkadang dengan sendirinya akan minggir. Tinggalkan saja mereka lalu berjalan menuju bus yang akan dinaiki atau loket PO pilihan kalian.
Kata sakti mungkin bisa kalian keluarkan sebagai jurus pamungkas ketika calo tiket masih saja memaksa. Cara lain yang mungkin bisa dilakukan adalah menyiapkan tiket bekas untuk mengelabui para calo tiket, perlihatkan tiket itu sekilas seolah-olah kalian sudah membeli tiket dan tinggal naik ke atas bus.
3. Jika memungkinkan, naiklah dari agen di luar terminal bus atau kantor perwakilan
Keadaan terminal bus yang sedari dulu tak berubah banyak membuat sejumlah PO memilih membuka agen atau kantor perwakilan tersendiri. Selain jauh lebih aman, pilihan ini diambil lantaran mampu menjaring lebih banyak penumpang dibandingkan hanya menaikturunkan penumpang di terminal bus.
Seperti diketahui, beberapa terminal bus, terutama di Jakarta lokasinya terbilang kurang strategis. Sebagai contoh adalah Terminal Terpadu Pulogebang yang lokasinya berada di ujung timur Jakarta dan minim opsi angkutan umum langsung dari pusat kota.
Walaupun demikian, bukan berarti naik dari agen atau kantor perwakilan sepenuhnya aman. Kalian harus tetap waspada karena kemungkinan datangnya calo tiket masih ada.
Namun, bedanya, calo tiket yang ada di sana biasanya bekerja mempengaruhi pilihan penumpang. Penumpang ingin naik PO A tetapi diarahkan untuk naik PO B dengan iming-iming tertentu yang ternyata ketika bus datang malah tak sesuai ekspektasi.
Sebagai catatan, agen tiket bus atau kantor perwakilan biasanya berada di wilayah tertentu dan berkelompok. Jadi, di satu lokasi bisa kalian temukan banyak agen tiket bus atau kantor perwakilan sekaligus. Contohnya adalah di Jalan H.M Joyomartono, Bekasi Timur yang mana sepanjang jalan berderet agen bus antarkota dan kantor perwakilan milik sejumlah PO ternama.
Demikian halnya dengan lapangan kosong Pondok Pinang di Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan yang diisi oleh puluhan agen tiket bus tujuan kota-kota di Jawa maupun Sumatra.
Seperti diketahui, beberapa terminal bus, terutama di Jakarta lokasinya terbilang kurang strategis. Sebagai contoh adalah Terminal Terpadu Pulogebang yang lokasinya berada di ujung timur Jakarta dan minim opsi angkutan umum langsung dari pusat kota.
Walaupun demikian, bukan berarti naik dari agen atau kantor perwakilan sepenuhnya aman. Kalian harus tetap waspada karena kemungkinan datangnya calo tiket masih ada.
Namun, bedanya, calo tiket yang ada di sana biasanya bekerja mempengaruhi pilihan penumpang. Penumpang ingin naik PO A tetapi diarahkan untuk naik PO B dengan iming-iming tertentu yang ternyata ketika bus datang malah tak sesuai ekspektasi.
Sebagai catatan, agen tiket bus atau kantor perwakilan biasanya berada di wilayah tertentu dan berkelompok. Jadi, di satu lokasi bisa kalian temukan banyak agen tiket bus atau kantor perwakilan sekaligus. Contohnya adalah di Jalan H.M Joyomartono, Bekasi Timur yang mana sepanjang jalan berderet agen bus antarkota dan kantor perwakilan milik sejumlah PO ternama.
Demikian halnya dengan lapangan kosong Pondok Pinang di Jalan Ciputat Raya, Jakarta Selatan yang diisi oleh puluhan agen tiket bus tujuan kota-kota di Jawa maupun Sumatra.
4. Beli tiket lewat platform daring
Zaman sudah canggih, beli tiket bus sudah bisa kalian lakukan dimana saja dan kapan saja. Walaupun belum semua PO mengaplikasikannya, sebagian besar, terutama PO berskala besar tiketnya sudah bisa dibeli secara daring lewat platform online travel agent (OTA) seperti Traveloka, Tiket.com, atau Redbus yang memang fokus menjual tiket bus saja.
Bahkan, sudah ada PO yang memiliki platform pemesanan tiket tersendiri, baik yang berbasis web maupun aplikasi. Sebagai contoh adalah PO Rosalia Indah yang platform pemesanan tiketnya bekerjasama dengan toko kelontong (minimarket) dan pasar swalayan (supermarket) untuk mempermudah pembayaran.
Jika memang PO yang kalian naiki belum menyediakan pemesanan lewat platform daring, cara yang bisa kalian lakukan adalah cari tahu nomor telepon agen tiket atau kantor perwakilan terdekatnya. Pesan tiketnya melalui telp, untuk pembayaran beberapa PO memperbolehkan pembayaran dilakukan pada hari keberangkatan untuk mempermudah para penumpang.
Editor: Avicenna
Bahkan, sudah ada PO yang memiliki platform pemesanan tiket tersendiri, baik yang berbasis web maupun aplikasi. Sebagai contoh adalah PO Rosalia Indah yang platform pemesanan tiketnya bekerjasama dengan toko kelontong (minimarket) dan pasar swalayan (supermarket) untuk mempermudah pembayaran.
Jika memang PO yang kalian naiki belum menyediakan pemesanan lewat platform daring, cara yang bisa kalian lakukan adalah cari tahu nomor telepon agen tiket atau kantor perwakilan terdekatnya. Pesan tiketnya melalui telp, untuk pembayaran beberapa PO memperbolehkan pembayaran dilakukan pada hari keberangkatan untuk mempermudah para penumpang.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.