Duolingo Umumkan Kematian Duo, Maskot Burung Hantunya

13 February 2025 | 19:30 WIB

Tiara Dara Clarisa Mahasiswa Universitas Multimedia Nusantara

Pengguna Duolingo di seluruh dunia tengah berduka atas kabar meninggalnya Duo, si maskot burung hijau berbulu. Layanan pembelajaran bahasa Duolingo baru saja mengumumkan bahwa maskot ikonik mereka telah meninggal.

Dalam strategi pemasaran yang kreatif, perusahaan yang berbasis di Pennsylvania ini memberikan pernyataan bahwa Duo telah tiada, sedangkan pihak berwenang sedang menyelidiki keadaannya.

Baca juga: Deretan Aplikasi ByteDance yang Beroperasi di AS, TikTok sampai Lemon8

Dilansir dari CBS, pengumuman ini dinilai sesuai dengan gaya pemasaran jenaka Duolingo, yang telah membuat burung hantunya viral berkali-kali. Terutama karena notifikasi pengingatnya yang agresif kepada pengguna agar tetap mengikuti pelajaran. Popularitas maskot ini terus meningkat. Duo bahkan tampil di Berlin Fashion Week baru-baru ini.

Mengejutkannya, pada Selasa (11/02/2025), Duolingo menulis: "Sejujurnya, mungkin dia meninggal karena menunggu Anda menyelesaikan pelajaran, tapi siapa yang tahu? Kami sadar dia punya banyak musuh, tapi tolong jangan gunakan kolom komentar untuk menjelaskan alasan Anda membencinya."

Mereka juga menambahkan lelucon, meminta pengguna membagikan informasi kartu kredit untuk berlangganan Duolingo Max sebagai bentuk penghormatan terakhir.

Lebih dari itu, tim Duolingo juga menyentil meme yang menghubungkan nama Duo dengan penyanyi Dua Lipa, meminta publik untuk menghormati privasi sang bintang. Aksi mereka pun semakin menggelitik karena potret K.O. sang maskot digunakan secara masif sebagai foto profil media sosial resminya.

Bahkan di TikTok sekalipun perusahaan ini konsisten mengunggah klip burung hantu yang dibawa dalam peti mati sebelum diangkut dengan mobil pick up. Meski ini jelas merupakan bagian dari strategi promosi terbaru mereka, cara Duo memberi pengingat agar pengguna terus belajar di platformnya menjadi legendaris.

Apa itu Duolingo?

Duolingo adalah aplikasi pembelajaran bahasa yang diluncurkan pada tahun 2011. Aplikasi ini mengubah proses belajar bahasa menjadi pengalaman yang lebih menyenangkan dengan sistem permainan. Pada tahun 2024, aplikasi ini bahkan tercatat memiliki sekitar 103,4 juta pengguna aktif bulanan.

Dikutip dari First Post, untuk memastikan pengguna tetap belajar, Duolingo mengandalkan maskotnya, Duo Keyshauna Renee Lingo, atau lebih dikenal sebagai Duo si Burung Hantu Yang rutin mengirimkan notifikasi pengingat agar pengguna kembali berlatih.

Menurut unggahan di platform X, Duo si Burung Hantu "lahir" pada tahun 1000 SM. Namun, Duo pertama kali muncul pada tahun 2011 dengan tampilan 2D, berikut desain mata dan mulut yang membentuk kata DUO. Pada tahun 2014, Duolingo mulai menghidupkan karakter hijau ini dengan tampilan lebih menggemaskan dan ekspresif. Sementara itu, versi Duo yang dikenal saat ini muncul pada tahun 2018. Sayangnya, kini maskot gaul tersebut telah “tiada.”

Reaksi warganet

Pengumuman kematian Duo si Burung Hantu langsung banjir meme di media sosial. Menariknya, bukan hanya pengguna biasa yang ikut bereaksi, melainkan juga banyak merek ternama. Akun resmi Assassin’s Creed, World of Warcraft, Chipotle, dan Chess.com turut mengomentari kabar duka ini.

Netflix bahkan membagikan video yang menunjukkan si maskot tereliminasi dalam adegan dari serial Korea Squid Game, dengan caption di Instagram yang berbunyi, "Turut berduka cita, beneran."

Sebelumnya, Duolingo memang pernah bekerja sama dengan Netflix untuk mempromosikan seri Squid Game.

Selain meme, beberapa pengguna dunia maya juga mengaitkan kematian Duo dengan kebijakan Duolingo yang menggantikan pekerja dengan kecerdasan buatan (AI).

Tapi, terlepas dari apapun itu, rencana lanjutan Duolingo untuk si maskot hijau berbulu ini masih menjadi misteri. Yang jelas, kematian Duo sukses menjadi perbincangan dan hit besar, tidak hanya di kalangan pengguna, tetapi juga semua orang.

Baca juga: Mengenal RedNote, Aplikasi Mirip TikTok yang Mulai Jadi Tren di Amerika Serikat

Editor: Dika Irawan