Review film “Story Of Kale (When Someone’s in Love) 2020” Kisah Toxic Relationship
27 March 2022 |
23:25 WIB
29
Likes
Like
Likes
Film Story Of Kale menceritakan tentang kisah percintaan antara Kale (Ardhito Pramono) dan Dinda (Aurelie Moeremans) yang dibumbui dengan permasalahan toxic relationship, berdurasi kurang lebih sekitar 77 menit. Film produksi Visinema ini mengambil scene alur maju dan mundur yang mungkin bisa membuat penonton bingung, walaupun scene alur maju mundur yang di visualisasikan nya simple tapi tetap terlihat keren. Namun, secara keseluruhan kita diajak untuk fokus pada retaknya hubungan antara Kale dan Dinda. Kita akan melihat perpaduan akting dari Aurelia dan Ardhito yang sangat keren, mungkin cukup membuat kita ikut kesal dan gregetan sekaligus baper melihat keduanya.
Berawal dari sosok Kale yang berusaha untuk menyelamatkan teman kerjanya (Dinda) dari mantan kekasihnya bernama Argo (Arya Saloka) yang memiliki sifat sangat beracun atau toxic, karena selama berhubungan Dinda seringkali menerima pukulan dan kata makian yang tidak sopan dari Argo. Mereka selalu bertemu beberapa kali, Akhirnya Kale mulai merasa jatuh cinta kepada Dinda. Setelah itu, Dinda dan Kale menjalani hubungan. Akhirnya hubungan Kale dan Dinda tidak dapat berjalan dengan baik, berbagai konflik muncul dari awal mulai nya Film ini. Ditandai dengan banyaknya pertengkaran dihubungan mereka, tanpa sadar masing-masing dari mereka pun saling menyakiti tetapi berkedok ingin memberikan yang terbaik dan ingin membahagiakan satu sama lain.
Dinda sempat merasa kecewa akibat semua konflik yang ada dan membuat Dinda merasa bahwa sifat Kale tidak jauh berbeda dengan sifat Argo, mantan kekasi Dinda. Namun, Kale yang merasa sudah memberikan perlakuan yang lebih baik dari Argo justru membuat dirinya berubah secara perlahan seperti mantan kekasih Dinda. Beberapa kali ketika konflik bermunculan, Dinda selalu ingin mengakhiri hubungannya dengan Kale.
Awalnya Dinda mengira bahwa kebahagiannya terbentuk dari siapa pasangannya sekarang. Semakin lama Dinda berhubungan dengan Kale, membuat Dinda sadar bahwa kebahagian yang dimilikinya bukanlah tanggung jawab siapapun melainkan tanggung jawab dirinya sendiri.
Penampilan dari para aktornya yang cukup mencuri perhatian di film ini. Salah satu nya penampilan dari Aurelia saat berperan sebagai Dinda, Dinda yang merupakan korban kekerasan dalam hubungan. Aurelia berhasil menampilkan ekspresinya, apalagi ketika Dinda sedang disakiti oleh mantan pacarnya dan saat bertengkar dengan Kale. Aurelia mampu memperlihatkan ketakutan serta kesedihan yang terlihat begitu alami.
Peran Kale yang dimainkan oleh Ardhito juga tampil dengan sangat baik di film Story Of Kale (When Someone’s in Love) ini. Kita bisa melihat penampilan Ardhito yang begitu meledak-ledak emosinya dalam perannya sebagai Kale, Ardhito tampil lebih ekspresif di film ini.
Visualisasi di film ini kelihatan indah dengan tone warna cold (dingin) yang digunakan untuk memaksimalkan suasana kegundahan hati yang sedang dialami Kale dan Dinda. Film ini juga di dukung dengan soundtrack lagu dari pemainnya, yaitu Ardhito Pramono (Kale) dan Aurelia Moeremans (Dinda) yang ikut menyumbangkan suaranya juga. Kolaborasi keduanya, seketika membuat tenang di balik konflik yang mulai memanas.
Materi promosi yang ditawarkan oleh Film Story Of Kale ini dengan menampilkan isu-isu mengenai permasalahan toxic relationship yang kerap ditemui di sekitar kita atau mungkin beberapa dari kita yang terjebak di dalam hubungan toxic. Dengan durasi sekitar 77 menit ini, Story Of Kale berhasil menampilkan bagaimana toxic nya sebuah hubungan ketika lebih banyak kekerasan di dalamnya dibandingkan dengan rasa cinta satu sama lain.
Ending dari Film ini sedikit gantung dan bikin kepo para penonton, siapa sih yang bisa bikin Dinda berpaling dari Kale. Penilaian dari saya sekitar 4/5 untuk Film Story Of Kale (When Someone’s in Love) ini. Di dalam film ini mengandung banyak adegan kekerasan, tentunya lebih cocok dinikmati oleh para penonton yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Film ini juga punya banyak pesan-pesan yang baik untuk para penontonnya, agar kita tidak terjebak di situasi hubungan yang toxic seperti yang di alami oleh Dinda, Kale dan Argo. Film ini bisa kita jadikan pelajaran sebelum memutuskan untuk berhubungan.
Berawal dari sosok Kale yang berusaha untuk menyelamatkan teman kerjanya (Dinda) dari mantan kekasihnya bernama Argo (Arya Saloka) yang memiliki sifat sangat beracun atau toxic, karena selama berhubungan Dinda seringkali menerima pukulan dan kata makian yang tidak sopan dari Argo. Mereka selalu bertemu beberapa kali, Akhirnya Kale mulai merasa jatuh cinta kepada Dinda. Setelah itu, Dinda dan Kale menjalani hubungan. Akhirnya hubungan Kale dan Dinda tidak dapat berjalan dengan baik, berbagai konflik muncul dari awal mulai nya Film ini. Ditandai dengan banyaknya pertengkaran dihubungan mereka, tanpa sadar masing-masing dari mereka pun saling menyakiti tetapi berkedok ingin memberikan yang terbaik dan ingin membahagiakan satu sama lain.
Dinda sempat merasa kecewa akibat semua konflik yang ada dan membuat Dinda merasa bahwa sifat Kale tidak jauh berbeda dengan sifat Argo, mantan kekasi Dinda. Namun, Kale yang merasa sudah memberikan perlakuan yang lebih baik dari Argo justru membuat dirinya berubah secara perlahan seperti mantan kekasih Dinda. Beberapa kali ketika konflik bermunculan, Dinda selalu ingin mengakhiri hubungannya dengan Kale.
Awalnya Dinda mengira bahwa kebahagiannya terbentuk dari siapa pasangannya sekarang. Semakin lama Dinda berhubungan dengan Kale, membuat Dinda sadar bahwa kebahagian yang dimilikinya bukanlah tanggung jawab siapapun melainkan tanggung jawab dirinya sendiri.
Penampilan dari para aktornya yang cukup mencuri perhatian di film ini. Salah satu nya penampilan dari Aurelia saat berperan sebagai Dinda, Dinda yang merupakan korban kekerasan dalam hubungan. Aurelia berhasil menampilkan ekspresinya, apalagi ketika Dinda sedang disakiti oleh mantan pacarnya dan saat bertengkar dengan Kale. Aurelia mampu memperlihatkan ketakutan serta kesedihan yang terlihat begitu alami.
Peran Kale yang dimainkan oleh Ardhito juga tampil dengan sangat baik di film Story Of Kale (When Someone’s in Love) ini. Kita bisa melihat penampilan Ardhito yang begitu meledak-ledak emosinya dalam perannya sebagai Kale, Ardhito tampil lebih ekspresif di film ini.
Visualisasi di film ini kelihatan indah dengan tone warna cold (dingin) yang digunakan untuk memaksimalkan suasana kegundahan hati yang sedang dialami Kale dan Dinda. Film ini juga di dukung dengan soundtrack lagu dari pemainnya, yaitu Ardhito Pramono (Kale) dan Aurelia Moeremans (Dinda) yang ikut menyumbangkan suaranya juga. Kolaborasi keduanya, seketika membuat tenang di balik konflik yang mulai memanas.
Materi promosi yang ditawarkan oleh Film Story Of Kale ini dengan menampilkan isu-isu mengenai permasalahan toxic relationship yang kerap ditemui di sekitar kita atau mungkin beberapa dari kita yang terjebak di dalam hubungan toxic. Dengan durasi sekitar 77 menit ini, Story Of Kale berhasil menampilkan bagaimana toxic nya sebuah hubungan ketika lebih banyak kekerasan di dalamnya dibandingkan dengan rasa cinta satu sama lain.
Ending dari Film ini sedikit gantung dan bikin kepo para penonton, siapa sih yang bisa bikin Dinda berpaling dari Kale. Penilaian dari saya sekitar 4/5 untuk Film Story Of Kale (When Someone’s in Love) ini. Di dalam film ini mengandung banyak adegan kekerasan, tentunya lebih cocok dinikmati oleh para penonton yang sudah berusia 18 tahun ke atas. Film ini juga punya banyak pesan-pesan yang baik untuk para penontonnya, agar kita tidak terjebak di situasi hubungan yang toxic seperti yang di alami oleh Dinda, Kale dan Argo. Film ini bisa kita jadikan pelajaran sebelum memutuskan untuk berhubungan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.