Antlers (2022) : Kisah Seorang Anak Yang Tinggal Bersama Makhluk Menyeramkan
27 March 2022 |
23:25 WIB
6
Likes
Like
Likes
Film Antlers ini merupakan film ber genre horor, film ini disutradarai oleh Scott Cooper. Ketika saya menonton saya teringat dengan kengerian film Crawl dan juga film Don’t breath, dimana difilm ini berhasil memberikan ketegangan yang cukup seram, namun menurut saya untuk plot sudah cukup kuat, tapi dari segi karakter yang menurut saya kurang.
Saya akan mereview film ini, alur film Antlers ini berawal dari seorang anak laki-laki bernama Lucas Weafer, yang harus merawat ayahnya bernama Frank Weaver dan juga adiknya Aiden Weafer. Ketika keduanya secara tiba-tiba menderita sebuah penyakit yang membuat mereka menjadi terus kelaparan dan perlahan-lahan juga mengubah penampilan mereka tubuh mereka menjadi mengerikan.
Penyakit ini terjadi ketika Ayah Lucas pergi ke sebuah Goa tambang yang sudah lama ditinggalkan, bersama satu orang temannya, dan juga Lucas. Saat hendak memasuki goa tambang tersebut, Lucas disuruh oleh ayahnya untuk menunggu diluar mobil, lalu ayah dan temannya pun masuk ke dalam goa tersebut, sesampainya didalam keadaan sangatlah gelap, tiba-tiba terdengar teriakan Suara makhluk. Mereka berdua pun panik dan berusaha untuk keluar dengan membawa pistol, tiba tiba sesosok makhluk menyerupai rusa pun datang dan mereka pun berteriak, serta teman ayah Lucas pun tewas. Mendengar teriakan tersebut, Lucas masuk perlahan kedalam goa tersebut, tetapi Lucas mendapati ayahnya seperti orang kejang, sejak saat itu lah sikap dan perangai Lucas mulai berubah.
Kondisi tersebut membuat sikap dan perangai Lucas Weaver menjadi berubah – situasi yang kemudian mendapatkan perhatian mendalam oleh gurunya, Julia Meadows. Awalnya, Julia Meadows curiga bahwa perubahan sikap Lucas Weaver terjadi karena dirinya mendapat perlakuan kekerasan dari sang ayah. Namun, penyelidikan yang dilakukan oleh Julia Meadows membawanya pada misteri akan mitologi setempat yang semenjak lama menghantui warga di daerah tersebut.
Penceritaan Antlers tidak hanya berfokus pada kisah horor ataupun misteri yang harus dihadapi oleh karakter-karakternya. Antlers juga berusaha menyentuh tema-tema tentang kekerasan pada anak, kemiskinan, hingga sifat tamak manusia yang secara perlahan menghancurkan lingkungan hidup tempat tinggal mereka. Menurut saya, Antlers juga berusaha menyentuh tema-tema tentang kekerasan pada anak, kemiskinan, hingga sifat tamak Manusia seperti yang dilakukan oleh ayahnya, yang secara perlahan menghancurkan lingkungan hidup tempat tinggal mereka.
Tema-tema tersebut dipadukan dengan mitologi horor yang berasal dari kepercayaan penduduk asli Amerika akan sosok Wendigo, sosok manusia bertubuh rusa yang dikisahkan dapat merasuk ke jiwa manusia untuk kemudian mengkonsumsi energi dan tubuh mereka. Cukup mengerikan. Sayangnya, seperti yang sudah saya ungkapkan, tema yang ingin disampaikan oleh alur pengisahan film ini tidak mampu dikelola secara matang.
Meskipun begitu, pengembangan yang minimalis membuat konflik pada film ini berkesan sebagai perangkat plot yang digunakan untuk menciptakan konflik-konflik lain di dalam jalan cerita tanpa pernah dapat dimanfaatkan secara utuh. Hal yang sama juga dapat kita rasakan seperti tentang tema-tema sosial dan kemanusiaan yang berusaha disentuh oleh penceritaan film ini.
Menurut saya sang sutradara berhasil memamerkan kehandalannya dalam mengelola sebuah pengisahan misteri, secara perlahan mengupas lapisan-lapisan kisah misteri tersebut, sekaligus mempertahankan atmosfer kelam yang menumbuhkan kesan kengerian di sepanjang presentasi filmnya. Dan juga yang menurut saya menarik adalah sang sutradara tidak pernah “memamerkan” sosok makhluk tersebut secara gamblang dengan lebih memilih untuk menghadirkannya melalui bayangan atau potongan-potongan penampakan. Trik yang cukup berhasil membangun ketegangan dan akhirnya dapat dirasakan memuncak ketika sosok makhluk tersebut dihadirkan secara utuh di akhir film tersebut.
Hadirnya sosok guru difilm ini juga mampu menghidupkan lapisan-lapisan yang terdapat pada karakternya dengan meyakinkan – baik ketika ia berperan sebagai sesosok guru yang merasa khawatir terhadap salah seorang muridnya maupun ketika dirinya menggambarkan sosoknya sebagai sosok perempuan yang masih berusaha berdamai dengan masa lalunya yang kelam.
Antlers memang tidak begitu lihai mengolah berbagai kisah yang ingin disampaikannya. Tetapi, meskipun begitu garapan yang diberikan oleh Cooper serta penampilan kuat dari tiap pemeran, Antlers masih berhasil menjelma menjadi sajian horor yang cukup mengesankan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.