Spiderman No Way Home: 'Second Chance', Nostalgia dan Fanservice (Spoiler Review)

28 March 2022   |   08:41 WIB

Like
Spiderman No Way Home film ketiga dari trilogy ‘Home’ versi reboot Spiderman di Marvel Cinematic Universe. Walaupun rilis di tengah pandemi, Spiderman No Way Home berhasil menguasai sinema bersamaan dengan hype dari kedatangan Tobey Maguire dan Andrew Garfield sebagai pendahulu dari film Spiderman Sebelumnya, tidak hanya itu, Willem Dafoe sebagai Green Goblins dan Doc Ock yang diperankan Alfred Molina juga hadir untuk meramaikan konsep Multiverse yang disuguhkan oleh film ini.
Film dibuka dengan melanjutkan ending dari film sebelumnya, Spiderman Far From Home, Mysterio di akhir film tersebut mengungkap identitas asli Spiderman alias Peter Parker. Identitas Peter Parker yang telah diketahui publik kemudian mendatangkan masalah yang menimpa dirinya dan orang sekitarnya, merasa kewalahan Peter mencoba mencari bantuan yang kemudian mengarahkannya pada ahli sihir, Doctor Strange. Alih-alih sihir yang digunakan membantunya, mantra yang digunakan justru malah mendatangkan karakter lain dari universe yang berbeda. Akibatnya Peter terpaksa harus menyelesaikan masalah baru yang ia buat.

Second Chance
Sihir yang rusak akibat dirinya, mendatangkan masalah baru bagi Peter yang mengharuskannya menghadapi Villain dari Universe lain. Villain yang mengenal Peter dari Universe mereka masing-masing tertarik ke dalam Universe Peter dari film Spiderman No Way Home. Villain yang ia hadapi diketahui telah mati di Universe mereka masing-masing. Green Goblin, Doc Oct, Electro ketiganya mati saat melawan Spiderman di dunia mereka masing-masing. Dengan tertariknya mereka ke Universe lain memberi kesempatan kedua bagi mereka untuk hidup kembali. Tak hanya Villain, mantra sihir Doctor Strange itu juga menarik dua Spiderman dari Universe yang berbeda pula. Aksi ketiga Spiderman di film ini tentu menarik perhatian penonton, termasuk ketika Spiderman Andrew Garfield menyelamatkan MJ dari ketinggian, memberi kesempatan kedua bagi Andrew untuk menyelamatkan seseorang yang ‘dicintai’ Spiderman. Kesempatan kedua ini juga diberikan kepada dua pemeran Spiderman pendahulu untuk kembali memerankan Manusia Laba-Laba. Tobey yang gagal dengan Spiderman 4 dan Andrew yang gagal melengkapi trilogi Amazing Spiderman.

Nostalgia
Kehadiran Villain dan dua Spiderman pendahulu tentunya membawa kenangan masa kecil fans. Trilogi Spiderman Raimi yang menemani masa kecil, beranjak remaja dengan The Amazing Spiderman hingga beberapa mungkin sudah dewasa ketika film Spiderman No Way Home ini rilis. Isi naskah film ini juga meng-‘callback’ beberapa line ikonik dari dua seri sebelumnya, Perdebatan antar fans yang berdebat saling membandingkan Spiderman dari tiga seri ini, akhirnya dapat bersatu setelah MCU menghadirkan ketiga Spiderman sekaligus dalam film ini.

Fan Service
Marvel Cinematic Universe Bersama Sony Pictures tentunya sengaja memberikan Fan Service kepada fans setelah penantian bertahun-tahun lamanya. Plothole yang banyak terdapat pada film ini, berhasil ditutupi oleh aksi dari ketiga Spiderman yang bersatu untuk melawan tiap Villain dari film-film sebelumnya menjadi focal point bagi Marvel untuk mendapatkan hati penonton melalui fan service ini, walau fan service namun Marvel tidak sembarangan untuk memasukkan karakter yang hadir di film ini. Karakter dapat hadir pada film ini melalui penulisan cerita yang apik dengan plot yang fresh juga menghibur. Hasil yang telah dilakukan oleh Marvel pun tak sia-sia, film ini sukses mendatangkan sorakan kemenangan fans yang selama produksi film ini gencar berteori apa yang akan disuguhkan Marvel pada film ketiga Spiderman ini.

Tidak adil rasanya kalau tidak membahas soal Sinematografi, Visual Effects dan Production design yang dihadirkan di film ini. Spiderman No Way Home tidak jauh berbeda sinematografinya dengan film-film marvel lain. Yang mengagumkan dari film ini adalah seperti menggabungkan sinematografi dari dua film Marvel, salah satunya adalah Doctor Strange.
Seperti biasa, Marvel selalu mengembangkan kualitas dari Visual Effects yang terdapat pada film. Tak heran apabila hampir keseluruhan shot dilakukan dan di take di dalam studio VFX yang berisikan banyak Green screen. Dari Segi Production Design, Marvel berinvestasi besar pada Kostum, Set dan Visual Effects.

Sebagai fans berat Spiderman,saya merasakan bagaimana Marvel dan Production team itu sendiri dari film ini memberikan effort dan usaha maksimal yang kemudian terbayar ketika film ini dirilis ke khalayak umum. Bagi saya, Langkah Marvel dan Sony untuk memberika Fan Service walaupun dengan terpaksa mengesampingkan cerita dan meninggalkan banyak plot hole, saat ini Marvel dan Sony sudah ‘All Out’ dengan memberikan experience seumur hidup sekali untuk melihat tiga Spiderman hadir layaknya meme Spiderman yang banyak beredar di internet.