Green Book (2019) : Persahabatan antar kulit hitam dan putih

27 March 2022   |   22:34 WIB

Like
Sebuah pepatah bijak pernah berkata, bila ingin melihat karakter seseorang, ajaklah dia dalam tiga perkara. Memberikan amanah, berbisnis, dan melakukan perjalanan. Film green book yang dibintangi oleh  Mahershala Ali, dan Viggo Mortensen mampu membuka mata setiap orang yang menonton film ini. terlebih lagi film ini berasal dari kisah nyata, Film garapan Peter Farrelly mengangkat kisah persahabatan antara seorang pianis terkenal asal Jamaika yaitu Don Shirley, dengan seorang satpam club malam yaitu Tony Lip.

Mengisahkan dua orang dengan latar belakang yang berbeda akan tetapi bisa berjalan dalam satu tujuan. Tony Lip adalah seorang bapa yang sembrono, kasar, dan liar, dan mempunyai sifat rasis terhadap kulit hitam. sedangkan Don Shirley orang yang memiliki sikap yang baik, ramah, baik, tenang, dan seorang pianis terkenal. Pada tahun itu rasisme di Amerika masih sangat parah dikarenakan belum ada undang – undang kesetaraan manusia dan orang orang kulit putih menganggap orang kulit hitam derajatnya lebih rendah dari mereka, sehingga Don pun tak luput dari diskriminasi terhadap kulit hitam nya.

Berawal dari Tony yang mendapatkan telpon ditawari pekerjaan oleh kenalannya karena klub tempat ia bekerja masih tutup dan Tony pun nganggur. Tony ditawari menjadi supir pribadi seorang pianis terkenal bernama Don Shirley, mendengar tawaran itu Tony pun langsung bersedia dan meminta alamat rumah Don. Tanpa disangka ternyata pianis itu berkulit hitam, Don berencana melakukan tour konser selama 8 minggu.

Perjalanan mereka melalui daerah Deep South menjadi sebuah moment perkenalan dan menjadi sebuah kisah yang menarik, tak jarang terjadi pertikaian karena perbedaan pemikiran. Film Green Book ini dikisahkan dari kisah nyata yang terjadi pada tahun 1960 ini sukses mulai dari property , set lokasi, hingga tata kostum para pemain diperhatikan dengan teliti sehingga terlihat natural. Tony yang berawal memiliki sifat tempramen dan rasisme yang tinggi kian waktu sifat itupun memudar.

Kisah unik kedua tokoh ini membuat penonton memiliki pikiran yang terbuka ketika melihat perubahan sikap Tony kepada Don yang sudah mengesampingkan sifat rasis nya terhadap orang kulit hitam, terlihat ketika secara terang terangan Tony membela Don ketika tidak diperbolehkan ikut makan bersama para tamu restoran, Don hanya di persilahkan makan di tempat yang berbeda sendirian. Akhirnya Don tidak jadi tampil disana karena ditolak oleh Tony, karena dia mulai merasa Don sudah menjadi sahabatnya.

 Don yang selalu dapat diskriminasi dari tiap tempat yang didatangi Don untuk konser, Don disukai dan digemari oleh tamu tamu restoran bukan dari kepribadian Don, akan tetapi dari penampilan nya ketika ia memainkan lantunan lagu dari piano.  Tony yang awalnya merasa jijik terhadap orang kulit hitam, kini setelah melihat Don ia merasa kasihan dan malu terhadap dirinya sendiri karena tak sepantas nya ia berbuat demikian.

Film ini mengajarkan bahwa kita sebagai manusia tidak seharusnya menjatuhkan antar manusia yang lainnya, apalagi yang berbeda suku, atau ras. Suatu perbedaan justru bisa mendatangkan kebahagiaan yang tak diduga duga, seperti pada dalam film diperlihatkan Don yang awal nya tidak memiliki teman sama sekali yang kehidupannya seperti alat penghibur orang kulit putih saja, kini sudah dihiasi dengan seorang sahabat bernama Tony yang datang dalam kehidupannya.
Begitu pula Tony dengan sifat sembrono, rasis, dan egoisnya , kini sesudah mengenal Don ia mulai tidak bertindak semaunya, tetapi memikirkan terlebih dahulu perasaan yang akan dialami oleh seseorang jika melakukan perbuatan tertentu.

Pada akhirnya Don dan Tony menjadi sahabat karib  dan Tony mengundang Don untuk makan malam bersama keluarga besarnya, dari situlah kita bisa melihat bahwa seseorang tidak seharusnya dinilai dari fisiknya, akan tetapi seseorang dinilai dari hati nya. Begitu pula kepribadian seseorang yang bisa berubah karena lingkungan dan pengalaman.
Memang tidak bisa dipungkiri akan kehebatannya dalam membuat penonton jatuh hati dalam film ini apalagi dalam acting yang di lakukan kedua tokoh tersebut. Mahershala Ali berhasil membawa pulang piala Ocsar 2019 berkat Green Book.