Pagi itu langit di Labuan Bajo berwarna biru cerah, hanya ada sedikit awan dan matahari bersinar terang. Setelah menempuh perjalanan sekitar 45 menit dengan jalanan berkelok, kami tiba di kawasan hutan tropis yang hijau. Pemandanganya kontras dengan pepohonan di kota Bajo yang mengering karena kemarau panjang. 

Kami hendak menuju Desa Loha, yang terletak di Kecamatan Macang Pacar, Manggarai Barat. Jaraknya sekitar 62 kilo meter dari kota. Tak terasa jauh, karena selama perjalanan kami disuguhi pemandangan yang indah dan udara yang sejuk.

Setibanya di desa, kami disambut oleh tetua dan warga setempat. Mereka menggunakan pakaian adat, lengkap dengan kain sarung hingga penutup kepala. Salah satu tetua memberikan sambutan dengan bahasa Manggarai, tak lama selongsong bambu panjang berisi tuak dan seekor ayam diserahkan. Kami telah diterima dengan baik oleh warga desa ujarnya.

Desa kecil yang berada di kaki bukit ini memiliki potensi yang besar, terutama tanaman vanili. Vanili adalah tanaman penghasil bubuk vanili yang biasa dijadikan pengharum makanan. Bubuk ini dihasilkan dari buahnya yang berbentuk polong. Vanili memili aroma harum dan manis. 

Komoditas vanili di sana sedang naik daun. Pada panen tahun 2023 ini saja, petani Loha mampu menghasilkan 1900 kilogram (kg) vanili basah dan 290 kg vanili kering. Jauh meningkat dibandingkan panen tahun 2022, sebesar 500 kg vanili basah dan 100 kg vanili kering. Bahkan, UMKM vanili yang merupakan binaan YDBA ini memasok vanili untuk desa ekspor dengan tujuan Jepang dan Maroko.

Tak hanya itu, desa yang nyaris tanpa listrik ini juga memiliki potensi wisata alam yang indah dengan sejumlah air terjun. Serta budaya lokal yang masih terjaga sampai saat ini.

Sayangnya, kami hanya bisa singgah sebentar di sana. Meski begitu keramahan warga setempat sulit dilupakan. Bau masakan ibu-ibu Loha dari tungku, senyum manis anak-anak hingga aroma vanili yang khas masih membius hingga kini.
 

Filter: Foto Cerita