TUBING DI CITARUM

05 December 2021   |   22:15 WIB
Image
Djuli Pamungkas
Fotografer yang tertarik pada Manusia, Alam dan Budaya

Anak-anak didampingi relawan Perpustakaan Alam Malabar dan kelompok pemuda Ciawitali mengarungi aliran Sungai&nbsp;Citarum&nbsp;menggunakan ban karet di Kampung Cikitu, Desa Ciawitali Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Jika penggiat aktivas luar ruangan menyebutnya&nbsp;River&nbsp;Tubing, maka anak-anak Desa Ciawitali lebih mengenal istilah &ldquo;Papalidan&rdquo;. Sensasi menghanyut mengikuti aliran sungai menggunakan ban karet ini cukup menantang bagi para pengarungnya.<br />
Perkembangan&nbsp;river&nbsp;tubing&nbsp;ini tidak terlepas dari olahraga arung jeram, pada tahun 1990-an&nbsp;river&nbsp;tubing&nbsp;mulai populer di Sungai Alas, Aceh. Saat ini wisata susur sungai menggunakan ban karet mulai bermunculan dan berkembang di sejumlah daerah di Indonesia. Selain menjadi potensi lokal wisata desa,&nbsp;river&nbsp;tubing&nbsp;menjadi salah satu upaya untuk mengaktivasi sungai melalui olahraga arus deras. Tentunya masyarakat akan lebih peduli terhadap kebersihan sungai.<br />
Satu nilai lain yang berbeda diterapkan para pehobi&nbsp;river&nbsp;tubing&nbsp;di Desa Ciawitali ini. Kelompok pemuda yang juga aktif berkegiatan literasi di Perpustakaan Alam Malabar ini mewajibkan anak-anak membaca buku terlebih dulu sebelum menyusuri Sungai&nbsp;Citarum. Di tepian sungai anak-anak melahap berbagai buku bacaan yang disediakan, usai membaca anak-anak bergiliran memakai helm pengaman, pelampung dan ban karet untuk menyusuri sungai. Bagi mereka, menjadi pengalaman mengesankan membaca di pinggir sungai dihadiahi bermain&nbsp;river&nbsp;tubing&nbsp;dengan aman dan tentunya menyenangkan.<br />
&nbsp;
Anak-anak didampingi relawan Perpustakaan Alam Malabar dan kelompok pemuda Ciawitali mengarungi aliran Sungai Citarum menggunakan ban karet di Kampung Cikitu, Desa Ciawitali Kecamatan Pacet, Kabupaten Bandung. Jika penggiat aktivas luar ruangan menyebutnya River Tubing, maka anak-anak Desa Ciawitali lebih mengenal istilah “Papalidan”. Sensasi menghanyut mengikuti aliran sungai menggunakan ban karet ini cukup menantang bagi para pengarungnya.
Perkembangan river tubing ini tidak terlepas dari olahraga arung jeram, pada tahun 1990-an river tubing mulai populer di Sungai Alas, Aceh. Saat ini wisata susur sungai menggunakan ban karet mulai bermunculan dan berkembang di sejumlah daerah di Indonesia. Selain menjadi potensi lokal wisata desa, river tubing menjadi salah satu upaya untuk mengaktivasi sungai melalui olahraga arus deras. Tentunya masyarakat akan lebih peduli terhadap kebersihan sungai.
Satu nilai lain yang berbeda diterapkan para pehobi river tubing di Desa Ciawitali ini. Kelompok pemuda yang juga aktif berkegiatan literasi di Perpustakaan Alam Malabar ini mewajibkan anak-anak membaca buku terlebih dulu sebelum menyusuri Sungai Citarum. Di tepian sungai anak-anak melahap berbagai buku bacaan yang disediakan, usai membaca anak-anak bergiliran memakai helm pengaman, pelampung dan ban karet untuk menyusuri sungai. Bagi mereka, menjadi pengalaman mengesankan membaca di pinggir sungai dihadiahi bermain river tubing dengan aman dan tentunya menyenangkan.