SENI SUKU KAMORO
29 October 2021 |
20:20 WIB
Seni ukir dari Papua yang kerap kita lihat di media mainstream umumnya identik dengan karya masyarakat suku Asmat. Namun, di pesisir selatan Papua, tinggal Suku Kamoro yang juga menjadikan seni ukir sebagai bagian dari budaya yang diwariskan secara turun temurun.
Masyarakat Suku Kamoro hidup di wilayah sepanjang 300 kilometer di pesisir selatan, di antara Sungai Otakwa dan Teluk Etna. Tidak heran jika banyak ukiran mereka menunjukkan motif dan bentuk yang mengingatkan kita dengan alam perairan.
Ketua Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe, Luluk Intarti, mengutarakan, di pesisir Papua, ada lebih dari 250 suku yang sebelumnya berkarya dengan menghasilan seni ukiran.
Namun MWK mencatat kini hanya tinggal 3tiga suku yang masih aktif mengukir yakni suku Asmat, Kamoro, dan Sempan.
Selain seni ukir, Suku Kamoro juga dikenal memiliki keahlian dalam menganyam rumput. Berbeda dengan ukir, menganyam dilakukan oleh kaum perempuan.
Sebagai bentuk pelestarian budaya khas Papua tersebut, PT Freeport Indonesia (PTFI) berkerja sama dengan Yayasan Maramowe Weaiku Kamorowe (MWK) dan Plataran Indonesia menggelar Kamoro Art Exhibition & Sale 2021 di Hutan Kota by Plataran pada 27-29 Oktober 2021. Selama pameran tersebut, PTFI memperkenalkan karya seni dan budaya Suku Kamoro, sebagai salah satu suku asli Papua yang hidup berdampingan dengan perusahaan di wilayah operasi perusahaan di Mimika, Papua.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.