MENGAIS REZEKI IMLEK DI GLODOK

29 January 2025   |   13:17 WIB

Pembeli memilih pernak - pernik Imlek yang dijual di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2025). Suasana perayaan Imlek 2025 di Jakarta semakin semarak dengan hadirnya deretan pedagang khas Imlek.
Pembeli memilih pernak - pernik Imlek yang dijual di kawasan Pancoran, Glodok, Jakarta, Selasa (28/1/2025). Suasana perayaan Imlek 2025 di Jakarta semakin semarak dengan hadirnya deretan pedagang khas Imlek.
Aneka pernak pernik Imlek yang didominasi warna merah seperti lampion, amplop angpao, bunga serta miniatur ular kayu banyak dijajakan oleh pedagang di kawasan ini. Para pedagang pun memanfaatkan momen ini untuk mencari rezeki sambil merayakan tradisi Tionghoa.<br />
&nbsp;
Aneka pernak pernik Imlek yang didominasi warna merah seperti lampion, amplop angpao, bunga serta miniatur ular kayu banyak dijajakan oleh pedagang di kawasan ini. Para pedagang pun memanfaatkan momen ini untuk mencari rezeki sambil merayakan tradisi Tionghoa.
 
Meski pada tahun ini terjadi penurunan penjualan di tengah maraknya penjualan secara online, namun para pedagang tetap bertahan berjualan secara konvensional karena diyakini masih banyak pembeli yang datang karena loyal dan menikmati suasana Imlek di kawasan Glodok. &nbsp;&nbsp;<br />
&nbsp;
Meski pada tahun ini terjadi penurunan penjualan di tengah maraknya penjualan secara online, namun para pedagang tetap bertahan berjualan secara konvensional karena diyakini masih banyak pembeli yang datang karena loyal dan menikmati suasana Imlek di kawasan Glodok.   
 
Seorang pakar feng shui Yulius Fang menyatakan bahwa barang-barang khas Imlek melambangkan harapan-harapan baik pada tahun baru. Semua merupakan bagian dari budaya Tionghoa, memulai tahun baru dengan hal yang baik.<br />
<br />
Editor : Yayus Yuswoprihanto
Seorang pakar feng shui Yulius Fang menyatakan bahwa barang-barang khas Imlek melambangkan harapan-harapan baik pada tahun baru. Semua merupakan bagian dari budaya Tionghoa, memulai tahun baru dengan hal yang baik.

Editor : Yayus Yuswoprihanto